Advertorial

Klaster Kampung Klepon Binaan BRI di Sidoarjo Kembangkan Warisan Jajanan Tradisional untuk Bangkitkan Ekonomi Desa

Kompas.com - 25/08/2024, 12:46 WIB

KOMPAS.com – Sensasi lelehan gula aren yang manis bercampur aroma pandan di dalam mulut menjadi cita rasa khas ketika mencicipi nikmatnya klepon.

Sebagian besar masyarakat Indonesia sudah tidak asing dengan rasa kue klepon. Memiliki tekstur kenyal, kue mungil ini merupakan salah satu warisan jajanan Nusantara.

Sebagai jajaran tradisional, klepon cukup mudah ditemukan. Bahkan, terdapat satu desa berjuluk “Kampung Klepon” di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.

Bila sedang berada di Kabupaten Sidoarjo, sempatkan mampir ke Desa Bulang, Kecamatan Prambon. Jajaran pengusaha klepon binaan PT Bank Raykat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI bisa dengan mudah ditemukan di sepanjang jalan dengan harga relatif terjangkau.

Salah satu usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) klepon tersohor di Desa Bulang adalah Klepon Hj Nunuk. Usaha ini sudah dijalankan turun-temurun sejak 1980.

Pemilik Klepon Hj Nunuk, Nugraeni Lantarati, merupakan pionir penjual klepon di Desa Bulang. Sebagai generasi keempat, di tangannya resep warisan dan tradisi berjualan klepon dari sang nenek terus dilestarikan.

"Kue klepon kami selalu disajikan dalam kondisi hangat sehingga banyak pelanggan yang mencarinya. Kue klepon kami juga dinilai memiliki rasa enak," ujar Nugraeni dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Minggu (25/8/2024).

Sebagai Ketua Klaster Klepon Bulang, Hj Nunuk tidak kenal lelah melestarikan warisan kue klepon sebagai jajan Nusantara. Sejak dulu, keluarga Hj Nunuk tidak ragu membagikan resep klepon kepada warga Desa Bulang.

Alhasil, kini lebih kurang 70 persen warga Desa Bulang menjadi pengusaha klepon, seperti keluarga Hj Nunuk. Hal ini semakin menguatkan identitas Desa Bulang sebagai Kampung Klepon.

Kelapa Dusun Bulang Suyit mengatakan, karena mayoritas warga menjalankan bisnis kue klepon, wilayahnya menjadi tujuan wisata kuliner bagi warga lokal dan pendatang yang ingin merasakan kenikmatan kue kenyal berwarna hijau itu.

Dengan semakin banyak pengunjung, Suyit mengakui warga Desa Bulang semakin bergairah menjalankan bisnis klepon. Meski terlihat bersaing, sebenarnya para pedagang klepon Desa Bulang lebih sering berkolaborasi.

Kondisi tersebut diakui oleh Julaikah, pemilik usaha Klepon Anggun di Desa Bulang. Meski lokasi usahanya hanya berjarak sekitar 50 meter dari Klepon Hj Nunuk, hal itu justru menjadi peluang baik baginya.

Proses pembuatan jajanan tradisional klepon. dok. BRI Proses pembuatan jajanan tradisional klepon.

Julaikah menceritakan, ia mendirikan bisnis kue klepon sejak 2013 dan telah bergabung sebagai klaster usaha binaan BRI.

Sejauh ini, katanya, tantangan yang dirasakan bukan persaingan dengan para pedagang klepon sekitar, melainkan kenaikan harga bahan pembuatan klepon, mulai dari kacang, gula, hingga tepung.

“Selama 11 tahun, tantangannya itu kenaikan harga. Harga bahan baku yang tadinya murah, sekarang melonjak cukup tinggi,” ujar Julaikah.

Meski begitu, kue klepon tetap menjadi unggulan bagi pelaku UMKM di Desa Bulang. Kondisi ini semakin diperkuat dengan kehadiran BRI melalui program Klasterku Hidupku yang membantu mengembangkan usaha para pelaku UMKM.

Jadi UMKM unggul berkat Klasterku Hidupku BRI

Sinergi antara BRI dan pedagang klepon Desa Bulang tidak hanya terkait akses permodalan. BRI bahkan terlibat langsung dalam pembinaan hingga berinteraksi dengan Hj Nunuk dan para pelaku UMKM Klepon yang tergabung dalam klaster binaan.

BRI melihat bahwa usaha klepon warga Desa Bulang memiliki potensi besar untuk terus berkembang. Ditambah kekompakan para anggota klaster klepon untuk terus memajukan usahanya.

Program Klasterku Hidupku dari BRI merupakan wadah bagi pelaku UMKM untuk mengembangkan bisnisnya. Melalui berbagai kegiatan pendampingan, pelaku UMKM diharapkan bisa mendapatkan kesempatan mengembangkan produknya.

Hj Nunuk mengakui, kehadiran BRI melalui Klasterku Hidupku membuat anggota klaster usaha klepon semakin terbantu. Bantuan berupa peralatan produksi klepon, pendampingan layanan, dan produk BRI membuat para pelaku UMKM klepon binaan BRI semakin bersemangat.

Berkat program Klasterku Hidupku BRI, pelaku UMKM klepon Desa Bulang, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, dapat mengembangkan usahanya menjadi semakin maju. dok. BRI Berkat program Klasterku Hidupku BRI, pelaku UMKM klepon Desa Bulang, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, dapat mengembangkan usahanya menjadi semakin maju.

"Alhamdulillah, kami di Kampung Klepon sangat terbantu dan berterima kasih dengan kehadiran BRI. Sekarang, (usaha) kami semakin maju," ujarnya.

Berkat program Klasterku Hidupku BRI, pelaku UMKM klepon Desa Bulang juga mendapat bantuan alat masak. Bantuan ini pun menjadi bukti nyata kehadiran BRI di tengah masyarakat dalam membantu mengembangkan usaha.

Tak hanya itu, BRI juga memberikan layanan literasi perbankan lewat digitalisasi dengan menghadirkan pembayaran digital melalui QRIS. Para pelaku UMKM klepon binaan BRI juga mendaftarkan rekening usahanya melalui BRImo untuk mempermudah pembayaran.

Untuk diketahui, program Klasterku Hidupku BRI merupakan pemberdayaan kepada kelompok usaha yang terbentuk berdasarkan kesamaan usaha dalam satu wilayah atau disebut kluster usaha. Dengan begitu, tercipta keakraban dan kebersamaan dalam peningkatan maupun pengembangan usaha para anggotanya.

Hingga akhir Juli 2024, BRI telah memiliki 31.488 klaster usaha yang tergabung dalam program Klasterku Hidupku. BRI juga telah menyelenggarakan 2.184 pelatihan untuk program tersebut.

Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengatakan bahwa program Klasterku Hidupku merupakan salah satu bentuk strategi bisnis mikro BRI yang mengutamakan pemberdayaan.

"Secara umum, strategi bisnis mikro BRI pada 2024 akan fokus pada pemberdayaan, sebelum pembiayaan. Sebagai bank yang berkomitmen kepada pelaku UMKM, BRI telah memiliki kerangka pemberdayaan, mulai dari fase dasar, integrasi, hingga interkoneksi," tutur Supari.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau