KOMPAS.com – Sebagai sosok yang telah lama berkecimpung di dunia wirausaha, Founder dan Chief Executive Officer (CEO) Amartha Andi Taufan Garuda Putra membuktikan bahwa semangat untuk kembali dan berkontribusi bagi Indonesia merupakan modal yang kuat untuk membangun bisnis.
Andi Taufan mengatakan, Indonesia memiliki jutaan potensi yang belum dimaksimalkan, mulai dari ekonomi digital, ekonomi akar rumput, hingga pariwisata berkelanjutan. Setiap potensi ini memiliki tantangan tersendiri untuk dikembangkan.
Namun, oleh alumnus program pendidikan beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) itu, tantangan tersebut dipandangnya sebagai peluang untuk menciptakan bisnis yang tidak hanya berorientasi pada keuntungan, tetapi juga berkontribusi nyata dalam mengurangi ketimpangan sosial dan ekonomi di perdesaan.
Andi Taufan pun bercerita tentang awal mula Amartha didirikan pada 14 tahun lalu. Ia mengatakan, keinginan untuk menyelesaikan masalah paling mendesak yang sedang dihadapi Indonesia, yakni ketimpangan kesejahteraan, menjadi motivasinya kala itu.
“Kami melihat masyarakat di perdesaan memiliki potensi untuk mengembangkan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Namun, ketimpangan akses permodalan serta ilmu untuk berwirausaha menjadi penghalang. Masalah inilah yang menjadi peluang bagi Amartha untuk menghadirkan solusi layanan keuangan inklusif,” katanya dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Rabu (28/8/2024).
Hal tersebut Andi Taufan sampaikan saat ditunjuk oleh Kementerian Keuangan Republik Indonesia untuk memberikan materi kewirausahaan pada kegiatan Persiapan Keberangkatan (PK) Penerima Beasiswa LPDP angkatan 240 di Jakarta, baru-baru ini.
Andi Taufan menuturkan, Amartha hadir menjembatani kesenjangan ekonomi dan sosial dengan menyediakan akses permodalan bagi pengusaha kecil dan ultramikro di perdesaan. Meski begitu, imbuhnya, dalam menjawab kebutuhan segmen ekonomi akar rumput tidak dapat dipukul rata.
“Kebutuhannya sangat beragam sehingga diperlukan inovasi untuk memahami kebutuhan pelanggan yang akan dilayani dan ini menjadi salah satu kunci keberhasilan berwirausaha,” ungkap Andi Taufan yang pernah menjabat sebagai staf khusus Presiden Joko Widodo.
Selain menemukan masalah di masyarakat, Andi Taufan mengatakan, membangun bisnis juga membutuhkan tim yang sejalan dengan visi perusahaan.
Menurutnya, langkah itu merupakan tahap awal yang menantang karena dengan di tengah keterbatasan sumber daya, pelaku wirausaha dituntut untuk mencari tim yang kompeten secara teknis dan juga memiliki komitmen untuk memberdayakan segmen ekonomi akar rumput.
“Untuk itu, kita perlu memanfaatkan data dan mendengarkan intuisi agar dapat memilih tim yang sejalan,” ujarnya.
Menurut Andi Taufan, Indonesia membutuhkan lebih banyak generasi muda yang berwirausaha untuk menyelesaikan berbagai masalah di bidang sosial, ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan bidang lain.
Pasalnya, semakin banyak generasi muda berwirausaha, semakin banyak pula lapangan kerja tercipta. Dengan begitu, roda ekonomi dapat terus berputar.
Komitmen pemberdayaan ekonomi akar rumput
Di tengah berbagai tantangan, seperti isu geopolitik, tech winter, dan lesunya ekonomi. Amartha tetap kokoh dan fokus pada pembiayaan produktif bagi segmen UMKM akar rumput. Bahkan, perusahan ini bisa terus bertumbuh.
Andi Taufan mengatakan, capaian itu bisa diraih berkat fondasi bisnis yang kuat. Untuk itu, pelaku usaha harus memastikan tata kelola yang dijalankan sudah baik, konsumen yang dilayani masif dan berpeluang tumbuh, serta terus berinovasi untuk beradaptasi pada perubahan.
“Hal-hal ini yang akan menjadi magnet bagi bisnis untuk tumbuh berkelanjutan sehingga menarik minat investor untuk bergabung,” katanya.
Andi Taufan bercerita, Amartha mendapatkan investor pertamanya dari BeeNext Singapura pada 2015. Kala itu, Amartha berhasil membuktikan bahwa bisnis model yang diaplikasikan dan potensi konsumen yang dilayani begitu besar.
Performa usaha pun kian tumbuh sehingga pendanaan terus berdatangan untuk bersama-sama mendukung Amartha dalam memajukan ekonomi akar rumput.
Kini, lebih dari 30 institusi telah mempercayakan Amartha untuk menyalurkan modal dan mendigitalisasi UMKM.
“Sebagai pemimpin, kita harus amanah dalam menjalankan tugas. Kita sudah diberikan kepercayaan oleh konsumen, investor, dan karyawan. Maka jalankan tugas ini dengan amanah. Jangan cepat merasa puas. Terus berinovasi karena perubahan dan tantangan senantiasa hadir di setiap perjalanan membangun bisnis,” imbaunya.
Jika merasa lelah dengan tantangan yang ada, Andi Taufan mengajak pelaku usaha untuk memikirkan kembali visi yang dibangun.
“Tujuannya adalah membangun bisnis berkelanjutan yang bisa menjadi aset bagi Indonesia,” ucapnya.
Melalui tekad yang kuat dan komitmen untuk terus berinovasi itu, Andi Taufan berhasil mengatasi berbagai tantangan sehingga Amartha tetap bertumbuh sebagai perusahaan yang menciptakan dampak.
Hingga saat ini, Amartha telah menyalurkan permodalan lebih dari Rp 22 triliun kepada lebih dari 2,5 juta pelaku UMKM akar rumput di Indonesia. Amartha pun mampu mencatatkan profitabilitas selama tiga tahun berturut-turut dan menargetkan untuk menjangkau jutaan UMKM lain di pelosok Indonesia.