Advertorial

Beroperasi Lebih 100 Tahun, PLTA Bengkok Jadi Bukti Perjalanan Panjang PLN Gunakan EBT

Kompas.com - 05/09/2024, 11:27 WIB

KOMPAS.com - PT PLN (Persero) terus menjaga kinerja salah satu pembangkit listrik tenaga air (PLTA) tertua di Indonesia, yakni PLTA Bengkok yang terletak di Bandung, Jawa Barat. Hal ini menjadi bukti komitmen PLN dalam memanfaatkan energi baru terbarukan (EBT).

Didirikan pada 1923, PLTA Bengkok saat ini dioperasikan oleh subholding PLN Indonesia Power (PLN IP) dan menjadi salah satu sumber listrik bersih untuk Bandung dan sekitarnya. Pembangkit ini juga merupakan salah satu bangunan cagar budaya di Kota Bandung. Untuk menjaga orisinalitasnya, mesin dan peralatan asli masih digunakan dan dioperasikan secara manual.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menyatakan bahwa keberadaan PLTA Bengkok menunjukkan kemampuan PLN dalam memanfaatkan EBT selama bertahun-tahun.

"Kami memiliki pengalaman panjang mengelola pembangkit EBT. Sejak Indonesia merdeka, PLTA Bengkok sudah dikelola oleh PLN. Meskipun telah berusia lebih dari satu abad, pembangkit ini tetap beroperasi secara maksimal," ujar Darmawan seperti dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Kamis (5/9/2024).

Ia menambahkan bahwa keberhasilan PLN mengelola PLTA Bengkok juga mencerminkan semangat perusahaan dalam transisi energi.

"Pembangkit ini merefleksikan semangat PLN sebagai tulang punggung transisi energi. Kami optimistis, kita mampu mencapai net zero emission (NZE) seperti yang dicita-citakan," tambah Darmawan.

Sebagai bangunan cagar budaya, keaslian peralatan PLTA Bengkok masih dijaga dan dipakai. Dok. PLN Sebagai bangunan cagar budaya, keaslian peralatan PLTA Bengkok masih dijaga dan dipakai.

Senior Manager PLN Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan Saguling Doni Bakar menjelaskan bahwa PLTA Bengkok memiliki empat unit pembangkit yang berlokasi di dua tempat berbeda.

Di lokasi utama PLTA Bengkok, terdapat tiga unit pembangkit dengan kapasitas total 3 x 1.050 kW. Sementara satu unit lain, PLTA Dago, memiliki kapasitas 700 kW. Secara keseluruhan, pembangkit ini mampu menghasilkan listrik bersih sebesar 3,85 MW.

"Wilayah yang menerima suplai listrik dari PLTA Bengkok mencakup Sukaresmi, Dago, dan Bengkok sendiri. Namun, seiring peningkatan kebutuhan listrik, PLTA Bengkok kini berfungsi sebagai penyuplai listrik pendukung bagi Kota Bandung," kata Doni.

Untuk menjaga keandalan operasional, PLN rutin melakukan pemeliharaan. Terdapat dua jenis pemeliharaan yang dilakukan, yaitu pemeliharaan preventif dan pemeliharaan periodik.

Selain itu, inspeksi umum dilakukan setelah 24.000 hingga 30.000 jam operasi. Overhaul dilakukan setiap 40.000 hingga 45.000 jam operasi atau setiap 6-7 tahun untuk seluruh komponen PLTA Bengkok.

Dengan berbagai langkah tersebut, PLTA Bengkok tetap beroperasi prima, meskipun telah berusia lebih dari 100 tahun.

"Kami berkomitmen menjaga PLTA Bengkok sebagai pembangkit energi hijau yang berkelanjutan. Hal ini merupakan bagian dari sejarah panjang pemanfaatan energi ramah lingkungan di Indonesia," tutur Doni.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau