KOMPAS.com – Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan terus berupaya memperkuat sinergi dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Upaya tersebut ditunjukkan melalui perluasan cakupan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) milik BPJS Kesehatan ke sejumlah fasilitas kesehatan (faskes) milik TNI.
Perluasan program itu dilakukan agar seluruh prajurit dan anggota keluarganya mendapatkan layanan kesehatan yang optimal.
Saat ini, BPJS Kesehatan telah bekerja sama dengan 685 fasilitas kesehatan milik TNI. Fasilitas tersebut terdiri dari 570 klinik pratama dan 115 rumah sakit (RS).
Direktur Kepesertaan BPJS Kesehatan David Bangun mengatakan, perluasan akses faskes diharapkan dapat mendukung tugas pokok dan fungsi TNI.
Berdasarkan hasil supervisi, BPJS menilai bahwa seluruh faskes milik TNI telah memberikan pelayanan yang baik terhadap peserta JKN.
Hal tersebut David sampaikan pada kegiatan sarasehan dengan anggota TNI di Sulawesi Selatan (Sulsel), Kamis (12/9/2024).
“Tentu, dari hasil kunjungan tersebut juga masih terdapat hal-hal yang perlu ditingkatkan. Harapannya, ke depan kita akan terus bersinergi demi meningkatkan kualitas pelayanan yang ada di faskes milik TNI. Dengan begitu, peserta bisa merasakan pelayanan yang optimal,” ujar David dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Kamis.
David menambahkan, dinamika penugasan di lingkungan prajurit TNI sering kali memengaruhi akses mereka terhadap layanan kesehatan.
Oleh karena itu, prajurit TNI sangat membutuhkan akses layanan kesehatan yang memadai, termasuk di lokasi penugasan baru agar tetap dapat menerima pelayanan yang diperlukan.
Bagi prajurit TNI yang segera atau baru berpindah lokasi penugasan, David menyebutkan bahwa mereka dapat memanfaatkan aplikasi Mobile JKN untuk melakukan perpindahan faskes tingkat pertama (FKTP) di tempat penugasan yang baru.
Penuh tantangan
Selama satu dekade hadir di Indonesia, Program JKN dari BPJS Kesehatan telah menghadapi berbagai tantangan besar.
David mengungkapkan, salah satu tantangan utama yang dihadapi adalah memastikan kualitas pelayanan yang prima bagi seluruh peserta.
Perlu diketahui, seiring pertumbuhan jumlah peserta JKN, tuntutan terhadap jaminan dan layanan kesehatan dari peserta terus mengalami peningkatan.
Maka dari itu, BPJS Kesehatan secara konsisten melakukan berbagai pembenahan demi memastikan tuntutan tersebut dapat terpenuhi.
Adapun hingga awal September 2024, jumlah peserta program JKN telah mencapai 277 juta jiwa. Angka ini setara 98,67 persen dari total penduduk Indonesia.
Pertumbuhan tersebut tidak hanya terlihat dari sisi jumlah peserta, tetapi juga dari bertambahnya mitra faskes dan berbagai inovasi yang dilakukan untuk mempermudah akses layanan kesehatan bagi peserta.
“Meski capaian cakupan kepesertaan JKN telah tercapai sesuai dengan yang diamanatkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), kami menyadari bahwa masih banyak hal yang perlu diperhatikan. Kami terus berupaya melakukan peningkatan di berbagai aspek untuk meningkatkan kepercayaan dan keyakinan masyarakat terhadap Program JKN,” ucap David,
Lewat manfaat yang diberikan, tambah David, seluruh peserta JKN berhak mendapatkan hak yang sama dalam penjaminan terhadap pelayanan kesehatan, mulai dari tindakan promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, hingga paliatif.
“Begitu juga dengan seluruh prajurit TNI. mereka dan seluruh anggota keluarganya pun berhak mendapatkan penjaminan dan akses pelayanan kesehatan yang sama,” terang David.
Dukungan untuk Program JKN
Kepala Staf Komando Daerah Militer XIV/Hasanuddin Brigadir Jenderal (Brigjen) TNI Rusmili menjelaskan bahwa pihaknya berkomitmen untuk mendukung dan mengawal implementasi Program JKN.
Salah satu upaya itu mereka tunjukkan dengan berkontribusi untuk mendaftarkan seluruh prajurit TNI menjadi peserta JKN.
Dukungan tersebut diberikan agar keberlanjutan Program JKN dapat terus terjaga sehingga dapat terus memberi manfaat kepada seluruh masyarakat Indonesia.
Bagi Rusmili, kesehatan merupakan salah satu faktor yang penting dalam mendorong produktivitas kerja.
Sementara, terkait transformasi digital di bidang kesehatan, Rusmili juga menilai bahwa hal ini menjadi aspek yang penting dalam perkembangan pelayanan kesehatan.
“Faskes yang baik akan menjamin kesehatan yang baik. Jadi, bisa berpengaruh terhadap pencapaian kehidupan yang berkualitas. Saya berharap, dengan dilaksanakan kegiatan ini bisa melihat kondisi dan fakta di lapangan, dapat menggali permasalahan yang terjadi sehingga bisa mendapatkan solusi terbaik untuk memberikan peningkatan terhadap pelayanan,” kata Rusmili.
Sebagai informasi, kegiatan sarasehan dengan anggota TNI di Sulsel juga dihadiri oleh binaragawan sekaligus influencer kesehatan Tanah Air, Ade Rai.
Dalam kesempatan itu, Ade Rai mengajak seluruh masyarakat, khususnya prajurit TNI untuk menerapkan pola hidup sehat.
Menurutnya, kesehatan bisa didapat dengan merubah perilaku melalui rutin berolahraga dan menjaga pola makan.
Salah satu upaya yang bisa dilakukan terkait hal itu adalah dengan melakukan gerak dan menjaga waktu istirahat.
“Salah satu kunci untuk mendapatkan sehat bisa dilakukan dengan olahraga yang menggunakan tubuh sendiri, seperti push up, sit up, pull up, dan plank. Selain itu, yang paling efektif adalah berpuasa. Banyak manfaat yang didapat dengan berpuasa. Harapannya, penerapan pola hidup sehat bisa membantu mendapatkan kesempatan untuk hidup yang lebih lama,” kata Ade Rai.