JAKARTA, KOMPAS.com – Pameran teknologi pengecoran dan metalurgi terkemuka, GIFA-METEC Indonesia, kembali digelar. Bertempat di lokasi yang sama seperti edisi sebelumnya, Jakarta International Expo (Jiexpo) Kemayoran, acara tersebut berlangsung dari Rabu (11/9/2024) hingga Sabtu (14/9/2024).
Adapun GIFA-METEC Indonesia 2024 menjadi special co-located exhibition bersama Mining Indonesia dalam rangkaian IEE Series 2024 - Engineering Week.
GIFA-METEC Indonesia merupakan kolaborasi antara Pamerindo Indonesia dan Messe Düsseldorf Asia (MDA). Kolaborasi ini membawa prestise tersendiri mengingat reputasi Messe Düsseldorf sebagai salah satu dari tiga penyelenggara pameran terbesar di Jerman.
Messe Düsseldorf yang didirikan pada 1947 telah menjadi pionir dalam industri pameran selama lebih dari 70 tahun. Sementara itu, Messe Düsseldorf Asia yang berdiri pada 1995 di Singapura telah memperluas jangkauan Messe Düsseldorf ke pasar Asia.
Project Director MDA Beattrice J Ho menjelaskan bahwa GIFA-METEC sebenarnya dimulai pada 1960-an dan diadakan setiap empat tahun sekali di Düsseldorf, Jerman. Menurutnya, ini adalah pertemuan terbesar untuk industri pengecoran logam dan metalurgi.
"GIFA-METEC Indonesia mengalami perkembangan pada tahun ini mencapai 30-40 persen dari tahun sebelumnya. Ini menunjukkan kebutuhan kuat untuk mengembangkan pasar di Indonesia," kata Beattrice dalam wawancara eksklusif dengan Kompas.com, Rabu.
Perkembangan sektor pengecoran dan metalurgi Indonesia
Lebih lanjut, Beattrice menyampaikan pandangannya terkait perkembangan sektor pengecoran dan metalurgi Indonesia. Ia melihat, adanya perkembangan positif dalam sektor tersebut. Kondisi ini pun diperkuat dengan pertumbuhan GIFA-METEC Indonesia.
"Ada kebutuhan untuk memperoleh pengetahuan yang lebih maju, yang banyak dibagikan oleh perusahaan-perusahaan dari luar negeri yang datang ke sini. Ini membantu perkembangan industri di Indonesia," jelas Beattrice.
Apalagi, lanjut Beattrice, Indonesia memiliki peningkatan potensi ekonomi di masa depan.
"Saya dengar (prediksinya) pada 2040 atau 2050, Indonesia akan menjadi salah satu dari tiga negara dengan ekonomi terbesar di dunia. Jadi, kami melihat (Indonesia sebagai) negara yang jelas sedang berkembang dan mendapatkan lebih banyak pengakuan di tingkat internasional," ujarnya.
Fokus pada keberlanjutan dan teknologi
GIFA-METEC Indonesia 2024 memfasilitasi hadirnya perusahaan-perusahaan dengan teknologi yang lebih ramah lingkungan. Beattrice menekankan bahwa banyak perusahaan berusaha mengembangkan peralatan yang mengurangi konsumsi daya, mengingat industri pengecoran menggunakan banyak energi.
“Untuk industri pengecoran, sudah jelas bahwa orang-orang ingin memiliki pengetahuan yang lebih maju. Mereka juga ingin memiliki teknologi terbaik agar dapat mengembangkan bisnis. Selain itu, mereka ingin melakukannya dengan cara yang lebih berkelanjutan. Ini lantaran kita semua tengah menuju masa depan yang lebih netral karbon. Jadi, Anda akan melihat bahwa perusahaan-perusahaan berusaha untuk mencapai hal tersebtu,” jelas Beattrice.
Ia menambahkan bahwa banyak perusahaan Eropa telah mengembangkan aspek keberlanjutan sejak bertahun-tahun lalu. Sementara di Asia Tenggara, industri masih berusaha mencapai hal tersebut.
Beattrice juga menekankan pentingnya sinergi antara GIFA-METEC Indonesia dan sektor pertambangan. Ini mengingat pertambangan sangat terkait dengan industri pengecoran, di mana mineral-mineral diambil dan diolah menjadi bagian-bagian seperti untuk komponen mobil dan pesawat.
Peningkatan minat dan partisipasi
Beattrice mengungkapkan, praregistrasi untuk GIFA-METEC Indonesia 2024 menunjukkan peningkatan yang signifikan. Ini sekaligus menandakan bahwa industri menganggap GIFA-METEC Indonesia sebagai tempat penting untuk mendapatkan pengetahuan dan melakukan bisnis.
"Pameran terakhir kami pada 2023 memiliki sekitar 4.917 pengunjung. Tahun ini, praregistrasi kami sudah mencapai 5.267, yang menunjukkan peningkatan sekitar 30 persen," jelasnya.
Ia menyebutkan bahwa pada pameran mendatang, terutama pada 2026, akan ada lebih banyak perusahaan internasional yang membawa teknologi keberlanjutan, solusi baja hijau, dan eco-metals.
Selain fokus pada teknologi dan keberlanjutan, GIFA-METEC Indonesia juga berencana untuk mendukung peningkatan kompetensi sumber daya manusia (SDM) di sektor pengecoran dan metalurgi.
Beattrice menyatakan bahwa banyak perusahaan produsen memiliki praktik keselamatan yang dapat dibagikan dengan industri di Indonesia.
"Saya berpikir akan sangat penting bagi kami untuk mengadakan kursus teknis selama waktu pameran," ujar Beattrice.
Sebagai informasi, GIFA-METEC Indonesia melibatkan asosiasi pendukung seperti Gabungan Industri Pengerjaan Logam dan Mesin Indonesia (GAMMA), Asosiasi Industri Pengecoran Logam Indonesia (APLINDO), dan Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI).
Sebagai bagian dari IEE Series 2024 - Engineering Week, yang melibatkan total perwakilan pelaku industri dari lebih dari 40 negara, dengan lebih dari 2.100 peserta nasional dan internasional dari sektor engineering, GIFA-METEC Indonesia 2024 diharapkan dapat menjadi wadah pertukaran pengetahuan dan teknologi terkini dalam industri pengecoran dan metalurgi, sekaligus mendorong implementasi praktik berkelanjutan di sektor tersebut.
Dengan kolaborasi internasional yang kuat, acara tersebut berpotensi memberikan dampak positif bagi perkembangan industri pengecoran dan metalurgi di Indonesia menuju masa depan yang lebih berkelanjutan.