Advertorial

DPRD Surabaya Dorong Pembangunan Berkelanjutan di Seluruh Kelurahan

Kompas.com - 19/09/2024, 13:29 WIB

KOMPAS.com - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Surabaya periode 2024-2029 langsung memperkuat koordinasi serta komunikasi dengan jaringan dan konstituen secara personal.

Melalui koordinasi dan komunikasi intensif, anggota DPRD terpilih berkomitmen untuk mengawal pembangunan di Kota Pahlawan.

Wakil Ketua Sementara DPRD Kota Surabaya Bahtiyar Rifai mengatakan, upaya tersebut bertujuan untuk memastikan Kota Surabaya senantiasa berkembang menjadi kota bertaraf internasional.

“Kami memastikan seluruh elemen masyarakat dapat merasakan dampak positif dari pembangunan tersebut,” ujar Bahtiyar dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Kamis (19/9/2024).

Untuk diketahui, Bahtiyar ditetapkan sebagai pimpinan sementara definitif pada Selasa (17/9/2024).

Ia pun memberikan sejumlah masukan saat dengan pendapat (hearing) beberapa waktu lalu. Salah satunya, pembangunan berkelanjutan yang harus diterapkan di setiap kelurahan.

Hal itu telah dilakukan pihaknya saat bertugas sebagai anggota Komisi A DPRD Surabaya pada periode sebelumnya.

Bahtiyar mendorong setiap RT dan RW konsisten menghadiri kegiatan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) untuk menyampaikan sejumlah persoalan yang dihadapi masyarakat serta memberikan berbagai masukan kepada pemerintah.

“Pada momentum Musrenbang, mereka dapat menyatukan langkah dan tujuan. Berbagai masalah dibahas agar ditemukan jalan keluar, termasuk bagaimana melaksanakan pembangunan berkelanjutan hingga ke tingkat kelurahan dan kampung-kampung,” imbuhnya.

Ia kemudian memberikan contoh untuk pembangunan infrastruktur. Adapun pembangunan saluran menjadi fokus Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya belakangan ini.

Di wilayah Petemon, misalnya, terdapat pembangunan saluran gorong-gorong dan pengaspalan. Satu gang dibangun secara keseluruhan, tak ada titik yang terlewat.

Selain itu, program pembangunan juga berjangka panjang dan berkesinambungan agar masyarakat dapat memetik manfaat.

“Agar pembangunan dirasakan oleh seluruh masyarakat,” tambahnya.

Namun, dalam pelaksanaannya, pengawasan masih menjadi kendala utama dalam pembangunan saluran air di Surabaya.

“Pengawasan yang dilakukan kurang maksimal. Misalnya, ketika pembangunan saluran selesai, tidak dikembalikan lagi. Jalanan setelah pembangunan yang seharusnya pengaspalan tetapi tidak diaspal. Hal ini membahayakan pengguna jalan,” tegas Bahtiyar.

Persoalan lain yang juga menjadi sorotan politisi Partai Gerindra tersebut adalah pemerataan pembangunan fasilitas kesehatan (faskes) berupa rumah sakit umum daerah (RSUD). Dengan begitu, masyarakat dapat mengakses layanan kesehatan secara optimal.

“Pembangunan rumah sakit di wilayah timur sudah dilakukan. Gedung telah berdiri. Kini hanya menunggu kelengkapan alat kesehatan dan tenaga kesehatan. Jika di Surabaya Timur sudah dibangun rumah sakit, maka Pemkot Surabaya harus melakukan percepatan realisasi pembangunan RS di wilayah Selatan yang rencananya bakal dibangun tahun depan,” terangnya.

Utamakan kolaborasi

Lebih lanjut, Bahtiyar menekankan bahwa kolaborasi merupakan elemen krusial dalam upaya menjadikan Surabaya sebagai kota maju bertaraf internasional.

“Seluruh elemen harus menyatukan langkah demi memajukan Kota Surabaya. Untuk itu, kolaborasi antara DPRD dan Pemkot Surabaya kami tingkatkan. Demikian pula seluruh stakeholder di Surabaya,” tegasnya.

Sebagai legislator, DPRD Kota Surabaya bertanggung jawab sebagai penyambung lidah masyarakat ke eksekutif.

Bahtiyar pun memastikan bahwa dirinya bakal berada di garda terdepan dalam membela masyarakat.

Ia juga mengajak masyarakat gotong royong serta ikut berperan dalam pembangunan kota dengan aktif menjaga lingkungan dan saling peduli terhadap orang sekitar.

“Kota akan maju dengan pembangunan berkelanjutan dan seluruh elemen masyarakatnya berpartisipasi dalam pembangunan itu,” kata Bahtiyar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau