Advertorial

Atdikbud KBRI Jerman Beri Motivasi di OSMB UT LLN

Kompas.com - 24/09/2024, 15:21 WIB

KOMPAS.com - Universitas Terbuka Layanan Luar Negeri (UT LLN) menggelar Orientasi Studi Mahasiswa Baru (OSMB) secara daring pada Minggu (22/9/2024).

Kegiatan itu dihadiri oleh lebih dari 148 mahasiswa baru UT yang tinggal di Eropa, termasuk 33 mahasiswa dari Jerman, serta peserta dari Taiwan, Thailand, Myanmar, dan Kamboja.

Turut hadir pula Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Jerman Dr Roniyus Marjunus.

Roniyus menyampaikan kebanggaan dan apresiasinya terhadap mahasiswa yang mengikuti kuliah sambil bekerja di luar negeri. Ia berharap, mereka menjadi generasi muda yang berprestasi dan berkontribusi untuk bangsa.

KBRI Jerman, sambungnya, mendukung seluruh Warga Negara Indonesia (WNI) di Jerman, khususnya Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang ingin melanjutkan pendidikan tinggi.

“Bekerja sambil kuliah memang tidak mudah, tetapi pendidikan adalah investasi jangka panjang. Ijazah yang diperoleh akan membantu mereka mencari pekerjaan yang lebih baik di Indonesia,” Ujar Dr Roniyus dalam dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Selasa (24/9/2024).

Ia juga mengatakan bahwa memilih UT adalah langkah yang tepat. Sebab, UT merupakan pelopor Pendidikan Tinggi Jarak Jauh (PTTJ) di Indonesia, dengan kualitas yang terjamin secara nasional dan internasional.

“UT telah mengembangkan sistem pembelajaran jarak jauh yang efektif jauh sebelum pandemi, menjadikannya lebih mudah diakses melalui aplikasi online untuk layanan akademik dan non-akademik sehingga jarak tidak menjadi penghalang untuk belajar,” tambahnya.

Sambutan Direktur UT LLN Dr Pardamean Daulay, SSos, MSi,Dok. UT Sambutan Direktur UT LLN Dr Pardamean Daulay, SSos, MSi,

Sementara itu, Direktur UT LLN Dr Pardamean Daulay, SSos, MSi, menegaskan bahwa penyebarluasan pendidikan untuk semua lapisan masyarakat, termasuk mereka yang tinggal di luar negeri.

Hal itu sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 pasal 31 yang menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan.

“Meskipun tantangannya besar, UT berkomitmen menyediakan akses pendidikan tinggi bagi WNI di mana pun mereka berada,” ujarnya.

Hingga 2024, jumlah mahasiswa UT di luar negeri mencapai 6.524 orang, termasuk 98 orang yang tinggal di Jerman.

Pamadean mengatakan bahwa kegiatan OSMB bertujuan memberikan bekal bagi mahasiswa baru agar dapat menjalani kuliah dengan lancar.

Ia menjelaskan bahwa kegiatan itu terdiri dari OSMB, pelatihan keterampilan belajar jarak jauh, workshop, dan klinik ujian. Semua kegiatan dirancang untuk memastikan mahasiswa sukses dalam studinya.

Sambutan dari Dekan FHISIP UT, Dr Meita Istianda, MSi,Dok. UT Sambutan dari Dekan FHISIP UT, Dr Meita Istianda, MSi,

Selain itu, Dekan Fakultas Hukum Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FHISIP) UT Dr Meita Istianda, MSi, juga turut hadir dan membuka secara resmi OSMB.

Ia mengucapkan terima kasih kepada Atdikbud KBRI Jerman dan Direktur UT LLN atas dukungan terhadap mahasiswa baru, serta mengingatkan bahwa menjadi mahasiswa adalah proses pengasahan kemampuan akademik dan pembangunan karakter.

“Dengan upaya keras, saya yakin bahwa Anda dapat meraih gelar sarjana dalam delapan semester. Saya juga pernah kuliah sambil bekerja, jadi berbanggalah menjadi mahasiswa UT karena fleksibilitas pendidikan yang ditawarkan,” tuturnya.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau