KOMPAS.com - Rumput laut ternyata menjadi bagian penting dalam perkembangan Dusun Semaya, Desa Suana, Nusa Penida, Bali.
Sejak 2012, masyarakat terus menjaga kualitas rumput laut yang dihasilkan agar tetap stabil di pasaran. Untuk memastikan kapasitas dan kualitas produk, mereka telah membentuk kelompok petani rumput laut.
Ketua Klaster I Nyoman Sudastra menjelaskan bahwa kelompok petani rumput laut didirikan untuk menyatukan visi para petani rumput laut serta memastikan kualitas produk melalui pengelolaan lahan dan pemilihan bibit berkualitas.
“Kami memilih bibit berkualitas untuk memastikan pertumbuhan yang optimal dan menyiapkan lahan dengan teliti. Panen biasanya dilakukan setiap bulan, tapi bisa lebih sering tergantung luas lahan yang dikelola,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Rabu (9/10/2024).
Ia menjelaskan bahwa mayoritas warga Dusun Semaya kini berprofesi sebagai petani rumput laut, dan usaha ini memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat. Baik laki-laki maupun perempuan terlibat aktif dalam budi daya.
Salah satu contohnya adalah Ni Wayan Sari Warningsih, anggota klaster yang berinovasi mengolah rumput laut menjadi produk bernilai tambah seperti kerupuk rumput laut.
Untuk meningkatkan kapasitas produksi, banyak petani telah menerima dukungan permodalan dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Mereka juga diberikan edukasi dan kemudahan dalam transaksi keuangan melalui aplikasi BRImo.
Wayan mengucapkan terima kasih kepada BRI atas dukungan yang diberikan, seperti sarana pendukung produksi berupa jaring dan tali yang sangat membantu kelompok dalam meningkatkan kapasitas produksi.
“Untuk transaksi jual beli, kami menggunakan BRImo. Jika mengirim ke pabrik atau eksportir, transfernya juga lewat BRImo. Permodalan dari BRI luar biasa dan sangat membantu saya memulai usaha. Saya sering bilang, BRI itu seperti orangtua kedua bagi saya,” katanya.
Pada kesempatan terpisah, Direktur Bisnis Mikro BRI Supari menjelaskan bahwa klaster usaha berfungsi untuk memberdayakan kelompok usaha yang dibentuk berdasarkan kesamaan usaha dalam satu wilayah.
Hal tersebut, kata dia, menciptakan keakraban dan kebersamaan dalam peningkatan serta pengembangan usaha para anggotanya.
Hingga akhir Agustus 2024, BRI telah memiliki 32.449 klaster usaha yang tergabung dalam program Klasterku Hidupku. BRI juga telah menyelenggarakan lebih dari 2.000 pelatihan dalam program tersebut.
Supari menambahkan bahwa program Klasterku Hidupku menjadi bagian dari strategi BRI untuk fokus pada pemberdayaan.
"Strategi bisnis mikro BRI di 2024 akan berfokus pada pemberdayaan sebagai langkah awal dalam pembiayaan. BRI berkomitmen mendukung pelaku UMKM dengan kerangka pemberdayaan yang meliputi fase dasar, integrasi, hingga interkoneksi,” ujarnya.