SURABAYA, KOMPAS.com - Rumah Sakit Orthopedi dan Traumatologi (RSOT) Surabaya, Jawa Timur, terus berinovasi dalam memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat.
Terbaru, RSOT Surabaya meresmikan gedung extension baru yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat akan ruang rawat inap yang lebih luas dan nyaman, Minggu (20/10/2024).
Direktur Utama PT Surabaya Orthopedi dan Traumatologi Hospital, dr Sindrawati, SpPA, mengucapkan rasa syukur dan kebanggaannya atas pencapaian itu.
"Puji syukur kepada Tuhan YME atas karunia-Nya pagi ini kita dapat berkumpul dan meresmikan gedung extension RSOT Surabaya. Saya dan seluruh jajaran PT SOTH dan RSOT sangat bangga dan berbahagia," kata dr Sindra dalam sambutannya.
Gedung extension itu merupakan bagian dari upaya RSOT untuk menjawab tantangan dalam penanganan kasus ortopedi yang semakin meningkat.
Peresmian gedung extension itu sekaligus menyambut perayaan Hari Ulang Tahun RSOT Surabaya yang ke-14 tahun.
“Empat belas tahun yang lalu, bersama kita meresmikan gedung awal RSOT dengan 25 tempat tidur dan 5 ruang poliklinik. Puji Tuhan RSOT mendapat tempat dan menjadi salah satu pilihan masyarakat untuk penanganan orthopedi termasuk tindakan operasi tulang belakang dan ganti sendi," tambah dr Sindra.
Menurut dia, RSOT Surabaya telah menangani lebih dari 1.000 kasus penggantian sendi dan ratusan kasus tulang belakang dengan pembedahan minimal.
Namun, tingginya permintaan membuat waktu tunggu untuk ruangan deluxe mencapai 5,5 hari.
"Penambahan ruang rawat inap yang nyaman dan impresif menjadi keniscayaan menjawab tantangan ini. Kami berupaya membuat waktu tunggu ruangan tidak lagi menjadi hambatan untuk penanganan segera," jelas dr Sindra
Gedung extension itu dilengkapi dengan 12 kamar deluxe, 6 kamar superior, 3 kamar suite, dan 5 bed ruang isolasi.
Selain itu, ruang poliklinik dan rehabilitasi medik juga akan ditingkatkan kenyamanannya.
"Seluruh upaya capaian ini tidak akan terwujud tanpa dukungan banyak pihak, serta kepercayaan masyarakat, pasien serta keluarga. Tentunya, gedung extension ini hanyalah bagian perjalanan dari rencana ke depan yang masih panjang," ungkap dr Sindra.
RSOT Surabaya juga berkomitmen untuk meningkatkan sumber daya alat teknologi, termasuk teknologi MRI open chamber yang didedikasikan untuk gangguan muskuloskeletal.
"Lebih banyak kasus sport injury dan degenerative joint didiagnosis dengan lebih cepat dan tepat," kata dr Sindra.
Dengan diresmikannya gedung extension itu, dr Sindra berharap para dokter, perawat, dan seluruh tenaga penunjang dapat bekerja dengan lebih nyaman, efisien, efektif, dan profesional.
"Besar harapan kami, dengan gedung extension ini, RSOT tetap menjadi pilihan utama dan referensi kasus orthopedi oleh masyarakat Indonesia," tutur dr. Sindra
Direktur RSOT Surabaya dr Gwendolin Mustika Dewi, MARS, mengungkapkan, pembangunan gedung baru ini merupakan langkah strategis untuk menambah kapasitas rawat inap mengatasi antrian operasi yang semakin panjang.
Ia menambahkan, gedung extension itu terdiri dari 6 lantai dengan berbagai fasilitas. Lantai ground difungsikan sebagai lobby dan ruang komite, lantai 1 sebagai outpatient department (instalasi rawat jalan), lantai 2, 3, dan 5 sebagai inpatient department (instalasi rawat inap), serta lantai 6 sebagai kantor manajemen dan orthopaedic hall.
Dalam hal pelayanan, RSOT Surabaya berkomitmen memberikan layanan yang lebih personal.
"Setiap pasien akan didampingi oleh seorang dokter sebagai case manager, yang memastikan semua rencana terapi, pemeriksaan, atau tindakan pasien terpenuhi semua, sedangkan di ruang suite selain oleh case manager setiap pasien akan didampingi juga oleh seorang personalized nurse yang akan mengawal dari awal hingga akhir perawatan," kata dr Dewi.
Menurutnya, kepercayaan publik terhadap RSOT cukup tinggi, Ini terbukti dari kunjungan pasien lama dengan kasus baru setiap bulan meningkat.
Selain itu, agar biaya operasi lebih efisien RSOT Surabaya memperhitungkan biaya operasi sesuai dengan clinical pathway sehingga long of stay (LOS) pasien tidak perlu lama di rumah sakit jika tidak diperlukan.
Dengan bertambahnya usia, pihaknya berkomitmen terus meningkatkan pelayanan, mengutamakan keselamatan pasien dan kenyamanan pasien, serta selalu mengikuti perkembangan teknologi terkini.
Sebagai informasi, Program Pencegahan Kecacatan Permanen Bagi Anak Penderita CTEV (Kaki Pengkor) dari RSOT mendapatkan PERSI Award peringkat 1 dalam kategori Corporate Social Responsibility (CRS) pada Sabtu (19/10/2024).
Program itu sudah dilaksanakan RSOT sejak 2018. Hingga saat ini, sudah 161 kaki CTEV yang telah dibantu penanganannya hingga anak-anak tersebut bisa tumbuh berkembang dan berjalan seperti anak-anak lain.
Penghargaan tersebut menjadi hadiah ulang tahun terindah dan RSOT berkomitmen untuk tetap membantu sebanyak mungkin anak terlahir dengan CTEV dari keluarga kurang mampu untuk mendapatkan penanganan yang lebih optimal.
Dalam kesempatan itu, dr Dewi juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung terlaksananya pembangunan dan peresmian gedung extension ini.