Advertorial

Program Makan Siang Gratis, DPRD Surabaya: Bangun SDM Unggul

Kompas.com - 29/10/2024, 22:00 WIB

KOMPAS.com - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Surabaya, Arif Fathoni, menyatakan dukungan terhadap program pemerintah Prabowo-Gibran, yaitu Makan Siang Bergizi Gratis.

Pihaknya pun menyoroti adanya ketimpangan dalam pemenuhan nutrisi bagi anak-anak di Indonesia. Menurutnya, program makan siang bergizi gratis dapat menjadi investasi jangka panjang dalam pengembangan SDM Indonesia ke depan.

“Sebagaimana keyakinan kami, program makan siang bergizi adalah upaya membangun SDM unggul untuk masa depan,” ujar Fathoni dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Selasa (29/10/2024).

Lebih lanjut, Fathoni menjelaskan, jika orangtua beruntung secara ekonomi, maka anak mereka mendapatkan nutrisi yang cukup. Sementara, bagi yang kurang beruntung, kebutuhan nutrisi sering kali tidak terpenuhi.

“Dengan kehadiran program Makan Siang Bergizi, negara memberikan akses gizi yang layak untuk seluruh peserta didik,” jelasnya.

Fathoni berharap, program tersebut dapat berjalan dengan baik serta menjadi stimulus ekonomi bagi masyarakat sekitar.

“Mungkin memang tidak semua sekolah bisa mendapatkan karena keterbatasan anggaran. Namun, meski belum menjangkau seluruh sekolah, saya berharap, program ini bisa berjalan lancar di Surabaya. Selain investasi jangka panjang, ini juga bisa memicu perputaran ekonomi lokal,” tambahnya.

Sebagai Ketua DPD Golkar Surabaya, Fathoni juga mendorong Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya untuk mempersiapkan sekolah-sekolah yang akan menjadi penerima manfaat program ini dengan baik.

Ia berharap, program tersebut dapat membuat para orangtua, terutama yang sedang bekerja, tidak lagi khawatir mengenai makan siang anak-anak mereka.

“Program tersebut (merupakan) bentuk nyata perhatian pemerintah dalam menjamin kesejahteraan anak-anak kita,” kata Fathoni.

Fathoni meminta para orangtua tidak perlu risau mengenai pemenuhan gizi anak-anak mereka selama program berjalan.

“Meskipun membutuhkan anggaran besar, lanjutnya, program tersebut menunjukkan bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dapat berfungsi sebagai akselerator pertumbuhan ekonomi di Indonesia,” imbuhnya.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau