JAKARTA, KOMPAS.com – Dalam momentum perayaan 25 tahun kiprah di Tanah Air, organisasi kemanusiaan Human Initiative (HI) menyelenggarakan Initiative Forum 2024 di Jakarta, Selasa (29/10/2024).
Forum tersebut dihadirkan HI guna memperkuat kerja sama lintas sektor guna menghadapi berbagai tantangan kemanusiaan yang semakin kompleks di era global.
Mengusung tema “Collective Kindness” dan melibatkan lebih dari 500 peserta, forum ini menjadi sarana bagi aktor-aktor dari berbagai sektor untuk bekerja sama dalam menciptakan solusi kemanusiaan yang tangguh dan berkelanjutan.
Sebagai organisasi kemanusiaan global, HI menegaskan pentingnya kolaborasi di tengah tantangan kemanusiaan yang terus berkembang.
Presiden Human Initiative Tomy Hendrajati mengatakan, Global Humanitarian Overview 2024 memperkirakan 300 juta orang di seluruh dunia memerlukan bantuan kemanusiaan akibat konflik, perubahan iklim, dan krisis ekonomi global.
“Acara ini bukan sekadar perayaan perjalanan 25 tahun Human Initiative, melainkan merupakan ajakan untuk membangun optimisme di masa depan melalui kolaborasi lintas pihak,” ujar Tomy, Selasa.
Tomy menambahkan, dalam dua dekade lebih kiprah HI, organisasi ini memahami bahwa solusi kemanusiaan tidak hanya sekadar bantuan langsung. Terlebih penting, membangun ekosistem yang mendukung keberlanjutan martabat manusia.
Di Indonesia sendiri, lanjut dia, angka kemiskinan dan tantangan sosial masih menjadi perhatian serius.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), tercatat 25,22 juta warga Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan. Selain itu, sekitar 4 juta anak belum mendapatkan akses pendidikan yang layak menurut catatan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2022.
“Melalui Initiative Forum 2024, kami mengajak seluruh pelaku kemanusiaan untuk bersama-sama membangun solusi jangka panjang melalui kolaborasi lintas sektor yang kuat,” ungkap Tomy.
Tomy menekankan pentingnya penguatan kapasitas organisasi, tata kelola yang baik, serta inklusi kepemimpinan lokal.
“Kami merasa sangat bersyukur dan terhormat dapat berkolaborasi dengan berbagai pihak mulai dari pemerintah, sektor swasta, NGO, komunitas, hingga individu. Kolaborasi ini adalah bukti nyata bahwa kita bisa menciptakan perubahan yang signifikan ketika bekerja bersama,” ungkap Tomy.
Kemitraan strategis dengan pemerintah
Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Abdul Muhaimin Iskandar turut hadir dalam forum tersebut.
Ia menyampaikan bahwa pembangunan nasional harus berfokus pada keadilan dan kesejahteraan. Hal ini dinilai pihaknya sejalan dengan amanat konstitusi.
Ia juga menekankan pentingnya peran pemerintah sebagai regulator, kolaborator, dan dinamisator dalam membangun ketangguhan bangsa.
Muhaimin menegaskan bahwa pemerintah tidak bisa berjalan sendiri dalam menangani berbagai tantangan kemanusiaan seperti bencana alam, kelaparan, dan ketimpangan sosial.
"Human Initiative adalah salah satu mitra strategis pemerintah dalam mewujudkan amanat konstitusi, khususnya dalam melindungi fakir miskin dan anak-anak terlantar sesuai dengan Pasal 34 UUD 1945," ujarnya.
Muhaimin juga mengungkapkan rasa syukurnya karena dapat hadir di tengah-tengah orang-orang yang telah mengabdikan diri pada aksi-aksi kemanusiaan.
“Saya berharap, kolaborasi yang telah dijalin Human Initiative selama 25 tahun ini dapat terus diperkuat. Tidak hanya dalam masa-masa krisis tetapi juga dalam upaya meningkatkan kualitas hidup bangsa Indonesia,” kata Muhaimin.
Forum yang diselenggarakan Human Initiative kali ini menghadirkan beberapa sesi utama yang bertujuan memperkuat dampak dari kolaborasi kemanusiaan. Sesi-sesi tersebut meliputi Initiative Exposure, Initiative Insight, Initiative Award, dan Initiative Connect.
Melalui sesi-sesi ini, Human Initiative ingin mendorong keterlibatan publik yang lebih luas serta mengapresiasi upaya kolaboratif yang signifikan dalam menjawab tantangan kemanusiaan.
Selain itu, HI juga meluncurkan dua penghargaan, yaitu Local Champion Award dan Humanity Award, sebagai bentuk penghargaan kepada pihak-pihak yang memberikan kontribusi luar biasa dalam aksi kemanusiaan.
Forum ini turut dihadiri oleh tokoh kemanusiaan global, seperti Vincent Raymond Ochilet dari International Committee of the Red Cross (ICRC), yang memberikan perspektif tentang pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam menghadapi krisis kemanusiaan di seluruh dunia.
Dengan semangat kolaborasi ini, HI berharap dapat membangun ekosistem kemanusiaan yang lebih tangguh dan berkelanjutan, menjawab tantangan-tantangan kemanusiaan yang ada sekarang dan di masa depan.