Advertorial

Tingkatkan Daya Saing, BRI Peduli Gelar Pelatihan dan Sertifikasi Halal UMKM dari Berbagai Daerah

Kompas.com - 31/10/2024, 21:45 WIB

KOMPAS.com – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI memberikan dukungan bagi pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) agar dapat bersaing di pasar dan naik kelas.

Melalui BRI Peduli selaku payung dari program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) perseroan, BRI menggelar pelatihan dan pendampingan sertifikasi halal bagi pelaku UMKM.

Kali ini, BRI Peduli memberikan bantuan pelatihan dan pendampingan sertifikasi halal bagi 77 pelaku UMKM dari 14 provinsi di Tanah Air.

Tercatat, sebanyak 1.502 produk atau menu telah berhasil mendapatkan sertifikat halal dari program BRI Peduli.

Dalam pelaksanaanya, BRI berkolaborasi dengan BRI Research Institute dan Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika (LPPOM) Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Para pelaku usaha melalui berbagai tahapan dan mendapatkan pendampingan dari BRI yang berkolaborasi dengan berbagai pihak.

Setelah mengikuti kelas bimbingan teknis sertifikasi halal pada Juli 2024, para peserta mengikuti audit sertifikasi halal secara on site hingga akhirnya terbit sertifikasi halal bagi seluruh peserta.

Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto mengatakan, BRI akan terus mengambil peran untuk membantu pelaku UMKM melalui kegiatan pelatihan dan pemberian sertifikasi halal. Harapannya, UMKM dapat semakin bersaing di pasar.

“Tujuannya, agar mutunya terjaga, pasarnya semakin terbuka. Dengan begitu, mereka dapat naik kelas dan bisa mengakses pasar lebih besar lagi. Pelaku UMKM juga mampu memberikan keyakinan pada konsumen bahwa produk-produk usahanya telah terjamin kehalalannya,” ujar Catur dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Kamis (31/10/2024).

Sesuai Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal (JPH), setiap pelaku usaha di Indonesia diwajibkan memiliki sertifikasi halal.

UU tersebut menegaskan bahwa produk yang masuk, beredar, dan diperdagangkan di wilayah Indonesia wajib bersertifikat halal. Kewajiban ini berlaku secara menyeluruh, termasuk para pelaku UMKM.

BRI sendiri telah menggulirkan program bantuan sertifikasi halal sejak 2021 dan telah diikuti oleh ratusan pelaku UMKM di berbagai daerah di Indonesia.

“Sertifikasi halal kepada para UMKM binaan BRI merupakan bagian dari target Kementerian BUMN, yakni memberikan 5.000 sertifikasi halal terhadap dua sektor, yakni makanan dan kesehatan,” kata Catur.

Salah satu pelaku usaha yang mendapatkan manfaat dari bantuan ini adalah Petrus Kinho (58), pemilik UMKM Tarusan Rumah Rendang dan Minyak Buah Merah dari kota Timika, Provinsi Papua Tengah.

Tarusan Rumah Rendang adalah rumah makan khas Minang yang khusus menjual aneka masakan rendang. Usaha yang dirintis sejak Juni 2022 ini jadi lebih berkembang setelah mendapat sertifikat halal. 

Selain itu, Petrus juga mengembangkan usaha Minyak Buah Merah yang dirintisnya sejak 2019. Khasiat minyak ini bisa membantu menyembuhkan berbagai jenis penyakit.

“Dengan adanya sertifikat halal, pelanggan saya merasa nyaman. Kami merasa tenang dan percaya diri untuk promosi dan penjualan. Selain itu, kepercayaan pasar makin besar, jangkauan pasar makin meluas. Terima kasih banyak kepada BRI yg sudah membantu perjalanan usaha kami,” ungkapnya.

Manfaat serupa juga dirasakan oleh Vanessa (29), pelaku UMKM teh artisan bernama Senda Tea asal Tangerang Banten.

Nama Senda Tea diambil dari kata "senda tawa" dan "senda gurau" yang berarti tertawa dan bersenang-senang. Produk teh yang dirintis pada 2020 ini memiliki keunggulan mayoritas bahan yang digunakan adalah bahan lokal Indonesia yang dikemas (carefully handcrafted) secara lebih modern.

“Berkat sertifikat halal, produk Senda Tea masuk ke client level National Brand dan dapat masuk ke restoran dan kafe bersertifikasi halal. Tentu kami sangat berterima kasih kepada BRI. Selain itu, kami juga mendapatkan pemberdayaan dari BRI seperti mengikuti UMKM EXPO(RT) BRILIANPRENEUR 2023”, kata Vanessa.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau