KOMPAS.com - HSBC Indonesia menunjukkan komitmen terhadap masa depan berkelanjutan. Salah satunya, melalui berbagai kegiatan filantropi yang berfokus pada pengembangan keterampilan masa depan (future skills) generasi muda.
Pada tingkat pelajar, HSBC Indonesia berkolaborasi dengan Prestasi Junior Indonesia (PJI) mengadakan program literasi keuangan bagi lebih dari 45.000 siswa di 202 SD dan SMP di 16 kota.
Sejumlah program, seperti JA More than Money dan Edutech Anak Cerdas yang disertai kunjungan ke kantor cabang HSBC, telah membantu siswa memahami pentingnya pengelolaan keuangan sejak dini.
Sementara di tingkat mahasiswa, HSBC Indonesia mengasah kemampuan kewirausahaan lewat HSBC Indonesia Business Case Competition.
Pada kedua kegiatan tersebut, HSBC selalu melibatkan relawan yang berasal dari staf untuk berperan aktif sebagai fasilitator maupun mentor.
“Sebagai bank yang bertitik berat pada masa depan berkelanjutan, HSBC memahami pentingnya memiliki generasi penerus (pemimpin) yang dapat menghadapi tantangan apa pun. Inilah yang kami sebut keterampilan masa depan (future skills),” ujar Presiden Direktur PT Bank HSBC Indonesia François de Maricourt.
Contoh menarik HSBC Indonesia mengajarkan kecakapan literasi keuangan bagi murid sekolah dilaksanakan pada Selasa (13/8/2024). HSBC Indonesia mengundang 40 murid SMP untuk belajar langsung tentang layanan perbankan di kantor HSBC Indonesia World Trade Center, Sudirman, Jakarta.
Kegiatan itu menjadi puncak implementasi inisiatif JA More than Money dari PJI dan HSBC Indonesia yang sudah diselenggarakan sejak Maret 2024.
Sebanyak 40 murid dari SMPN 58 Jakarta, SMPN 57 Jakarta, SMPN 259 Jakarta, dan SMP IAS Al Jannah diajak mengeksplorasi pentingnya peran bank dalam mendukung pertumbuhan ekonomi negara. Mereka belajar mengenai fungsi, layanan, hingga istilah umum dalam bank.
Senior VP Head of Corporate Sustainability HSBC Indonesia Nuni Sutyoko mengatakan, pihaknya memang telah memiliki program literasi keuangan.
“Kita harus melakukan kegiatan agar masyarakat melek dan bijak keuangan. Kami sangat percaya anak-anak harus melek keuangan. Ini sangat penting untuk masa depan mereka. Kerja sama dengan PJI telah memasuki tahun yang ke-15. Biasanya kami yang datang ke sekolah untuk mengajar dengan materi dari PJI. Kali ini, khusus kami mengundang murid SMP datang ke kantor bank,” ujar Nuni.
Senada dengan Nuni, Chairman of The Executive Board Prestasi Junior Indonesia Pribadi Setiyanto menjelaskan, bersama kakak-kakak relawan HSBC Indonesia, murid SMP itu diajak melihat langsung operasional bank sehingga mereka dapat memahami ragam pekerjaan di sektor tersebut.
“Dukungan HSBC Indonesia kepada PJI mulai dari jenjang SD hingga SMA. PJI bergerak di bidang tiga pilar literasi keuangan, kesiapan kerja, dan kewirausahaan untuk orang muda,” katanya.
Partisipasi tingkat internasional
Sementara itu, salah satu upaya HSBC Indonesia mengasah kemampuan kewirausahaan tingkat mahasiswa adalah melalui gelaran HSBC Indonesia Business Case Competition. HSBC Indonesia menyelenggarakan kompetisi bergengsi ini pada Mei 2024.
Untuk kelima kalinya, agenda itu merupakan hasil kolaborasi HSBC Indonesia dan Putera Sampoerna Foundation. Pemenang kompetisi ini berpartisipasi pada Grand Final Internasional di Hong Kong, yakni ajang HSBC/HKU Asia Pacific Business Case Competition.
Lomba tersebut dirancang khusus untuk mahasiswa S-1 fakultas bisnis, baik mahasiswa lokal maupun asing yang berkuliah di universitas yang diundang. Setiap universitas mengirim 1 tim terdiri atas 4 mahasiswa dan 1 pelatih. Mereka lalu menghadapi studi kasus dan diuji kemampuannya dalam menganalisis serta merumuskan strategi bisnis.
Sebelum kompetisi nasional berlangsung, peserta diwajibkan mengikuti serangkaian pra-acara, termasuk workshop analisis kasus bisnis, pelatihan komunikasi, serta program mentoring yang melibatkan kolaborasi dengan mentor dari HSBC Indonesia.
Kompetisi nasional itu dibagi dalam empat babak. Dimulai dari babak 1 yang diikuti 18 tim dari berbagai universitas. Dari babak ini, enam tim terpilih untuk maju ke babak 2. Selanjutnya, empat tim pemenang bersaing di Babak Battle Round hingga tersisa tiga tim terbaik yang melaju ke final.
Seluruh kasus yang digunakan dalam kompetisi ini bersifat eksklusif dan diproduksi oleh Asia Case Research Centre. Peserta hanya diberi waktu tiga jam untuk mempersiapkan analisis kasus, diikuti presentasi 20 menit di depan dewan juri, dan sesi tanya jawab 15 menit.