JAKARTA, KOMPAS.com – Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2024 yang digelar di Jakarta Convention Center (JCC) dari Rabu (30/10/2024) hingga Minggu (3/11/2024) mencatatkan transaksi bisnis hampir Rp 2 triliun.
Capaian tersebut meliputi komitmen dan realisasi pembiayaan sebesar Rp 641 miliar, komitmen dan realisasi perdagangan Rp 295 miliar, serta komitmen kerja sama ekosistem keuangan syariah sebesar Rp 1 triliun.
Perhelatan syariah terbesar di Indonesia itu juga menarik sekitar 1,5 juta pengunjung secara luring maupun daring.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto yang hadir saat pembukaan ISEF 2024 menyatakan, ekonomi syariah dan industri halal berperan strategis dalam memperkuat ketahanan ekonomi Indonesia di tengah tantangan global.
“Dengan jumlah penduduk muslim mencapai 87 persen dan kontribusi ekonomi syariah dalam produk domestik bruto (PDB) yang mencapai 48,71 persen, Indonesia saat ini menempati posisi ketiga dalam State of The Global Islamic Economy. Ini menjadi peluang besar bagi pengembangan ekonomi dan keuangan syariah,” ucapnya.
Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), pertumbuhan sektor unggulan Halal Value Chain (HVC) mencapai 5,07 persen pada kuartal II 2024. Sektor ini berasal dari pertanian dan makanan minuman halal, pariwisata ramah muslim, serta fesyen muslim.
Program strategis perkuat ekosistem
Untuk menumbuhkan sektor ekonomi dan keuangan syariah, BI telah mencanangkan empat program strategis yang diluncurkan dalam ISEF 2024.
Pertama, aplikasi Halal Traceability untuk penelusuran produk from farm to table. Kedua, digitalisasi pondok pesantren yang mencakup sistem pembayaran, pemasaran, hingga pelaporan unit bisnis.
“Ketiga, Sharia Restricted Investment Account untuk pembiayaan proyek-proyek spesifik. Keempat, Strategi Nasional Literasi dan Inklusi Ekonomi Keuangan Syariah yang menggunakan pemodelan system dynamics,” jelas Gubernur BI Perry Warjiyo pada pembukaan ISEF 2024.
Kolaborasi untuk pengembangan ekonomi syariah
Perhelatan ISEF Ke-11 ini mengangkat tema “Sinergi of Syariah Economy and Finance in Strengthening Resilience and Sustainable Economic Growth”.
ISEF 2024 menghadirkan 71 rangkaian kegiatan, meliputi 17 seminar dan forum domestik dan internasional, 20 pagelaran busana, 10 talk show, tablig akbar dan kajian, serta kegiatan family run. Sebanyak 5.000 pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) syariah unggulan berpartisipasi dengan total omzet penjualan mencapai Rp 115 miliar.
Sebelum puncak acara, ISEF 2024 diawali dengan rangkaian Road to ISEF berupa Festival Ekonomi Keuangan Syariah di tiga wilayah, yakni Kepulauan Riau mewakili Sumatera, Sulawesi Tenggara mewakili kawasan timur Indonesia, dan Jawa Timur mewakili wilayah Jawa.
Rangkaian kegiatan tersebut memperluas jangkauan dan dampak ISEF hingga ke berbagai wilayah Indonesia.
Salah satu highlight acara, yakni Indonesia International Modest Fashion Festival (IN2MF), berhasil meraih penghargaan Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) sebagai festival busana berkarakter dengan koleksi terbanyak.
Sebanyak 1.622 koleksi karya 208 desainer lokal dan 10 desainer internasional dipamerkan dalam ajang kolaborasi BI, Kementerian Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), serta Indonesian Fashion Chamber itu.
Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti menekankan bahwa ISEF lebih dari sekadar festival. Ajang ini juga menjadi wadah kolaborasi membangun ekosistem syariah berkelanjutan.
“Sinergi, inovasi, digitalisasi, serta kepatuhan terhadap prinsip syariah diperlukan untuk mewujudkan visi Indonesia sebagai pusat ekonomi dan keuangan syariah dunia,” ucapnya saat penutupan ISEF 2024.