Advertorial

Kualitas Aset Semakin Baik, Ini Strategi BRI Turunkan Rasio Kredit Bermasalah

Kompas.com - 12/11/2024, 21:16 WIB

KOMPAS.com — PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI berhasil mencatat penyaluran kredit sebesar Rp 1.353,36 triliun hingga akhir triwulan III 2024. Angka ini tumbuh 8,21 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).

Di sisi lain, BRI juga menunjukkan kemampuan mengelola kualitas aset secara efektif. Hal ini tercermin dari perbaikan rasio non-performing loan (NPL) BRI, yakni 2,90 persen pada triwulan III 2024, turun dari 3,07 persen pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Selain penurunan NPL, BRI juga mencatat perbaikan rasio loan at risk (LAR) dari 13,80 persen pada akhir triwulan III 2023 menjadi 11,66 persen pada akhir triwulan III 2024.

Direktur Manajemen Risiko BRI Agus Sudiarto menjelaskan, penurunan NPL tersebut merupakan hasil dari strategi pengelolaan kredit yang diterapkan mulai dari front-end, mid-end, hingga back-end.

“Baik di front-end pada saat kami underwrite kredit-kredit baru ataupun mensupervisi kredit-kredit yang sudah ada dalam buku kami. Lebih khusus lagi, sejak awal triwulan II 2024, memang kami memperketat di front-end-nya,” kata Agus dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (30/10/2024).

Agus menambahkan, pengetatan seleksi kredit untuk debitur baru dilakukan berdasarkan kriteria tertentu. Dengan demikian, debitur yang memenuhi syarat benar-benar tersaring dan turut membantu penurunan NPL BRI.

“Kami tahu di kuartal I tahun ini, kami sempat mengalami kenaikan rasio NPL, tetapi dengan berbagai strategi yang kami lakukan, tidak hanya NPL yang turun, termasuk LAR juga mengalami penurunan,” lanjutnya.

Direktur Utama BRI Sunarso menyampaikan bahwa penurunan rasio NPL dan LAR ini merupakan hasil penerapan strategi manajemen risiko yang disiplin di semua lini bisnis.

BRI aktif memantau kualitas kredit serta menggunakan early warning system untuk mendeteksi potensi masalah kredit sejak dini. BRI juga memperkuat tim recovery untuk menangani kredit bermasalah secara cepat dan efisien.

Selain menjaga kualitas kredit yang semakin membaik, BRI tetap menyediakan pencadangan yang memadai dengan NPL coverage sebesar 215,44 persen.

“BRI telah mengimplementasikan berbagai langkah mitigasi risiko, mulai dari selective growth, pemantauan kredit proaktif, penguatan pencadangan, hingga penyelesaian kredit bermasalah yang dilakukan dengan pendekatan kolaboratif bersama nasabah,” tambah Sunarso.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau