Advertorial

Kredit Macet Menurun, Direktur Utama BRI Ungkap Strategi Tingkatkan Kualitas Aset

Kompas.com - 13/11/2024, 12:07 WIB

KOMPAS.com - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) berhasil menurunkan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) menjadi 2,90 persen per September 2024.

Angka tersebut lebih baik daripada periode yang sama tahun sebelumnya dengan NPL BRI berada di posisi 3,07 persen.

Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan, tingkat kelancaran para debitur yang menurun atau downgrade juga telah berkurang.

Secara kuartalan atau quarter on quarter (qoq), jumlah kredit yang downgrade menjadi "kurang lancar" dan "macet" telah berkurang sekitar Rp 750 miliar.

Selain itu, ia mengungkapkan, bank pelat merah itu berhasil mengelola kualitas asetnya menjadi lebih baik.

Sunarso menyebutkan, ada beberapa cara yang ditempuh BRI dalam menurunkan tingkat NPL dan downgrade portfolio kredit.

Pertama, di front end, bagian pemasaran ditekankan untuk tetap menumbuhkan kredit, tetapi selektif.

“Kami perketat risk acceptance kriterianya dan juga proses underwriting-nya dengan penerapan prinsip-prinsip corporate governance yang lebih ketat," ujarnya di segmen Money Talks Power Lunch CNBC Indonesia, Selasa (5/11/2024).

Kedua, di bagian mid end, Sunarso menjelaskan bahwa portofolio kredit yang sudah di dalam neraca BRI harus dipersiapkan agar kualitas kreditnya terjaga.

Caranya, dengan memperkuat monitoring, meningkatkan risk awareness. Selain itu, secara periodik bank yang fokus pada pembiayaan usaha mikro kecil menengah (UMKM) itu melakukan stress testing guna mengetahui arah gejolak dari portofolio kreditnya.

Ketiga, pada back end, portfolio kredit macet yang sudah tak bisa diselamatkan akan dilakukan restrukturisasi.

"Kalau sudah tidak bisa dijaga, tetap jatuh, diapakan? Hal itu di back end yang mengerjakan. Kemudian kami lakukan restrukturisasi, bahkan jika diperlukan kita lakukan early restrukturisasi," terangnya.

Sunarso menambahkan, jika kredit yang sudah direstrukturisasi masih belum terpenuhi, BRI akan mengakselerasi proses recovery.

"Hal ini sudah menjadi bisnis model di segmen mikro. Jadi, di front end memang harus agresif mencari muatan dan kemudian muatan itu dipilah. Ada yang bisa ditahan dalam keadaan sehat, dan itu tugasnya mid end," katanya.

Kemudian, jika ada kredit yang tidak sehat dilempar ke belakang atau di bagian back end, dan bagian back end biasa melakukan restrukturisasi.

“Kalau masih bisa punya harapan dan kalau sudah tidak bisa diapakan-apakan lagi, ya, di write off,” ungkapnya.

Write off atau hapus buku kredit macet bakal dilakukan, tetapi penagihan tetap dilakukan. Sunarso mengatakan hasil dari penagihan itu adalah pendapatan dari recovery.

"Karena sebenarnya, itu uang kami yang sudah kami cadangkan dan kami tarik balik. Makanya, dalam bentuk pendapatan dari recovery. Jadi, bisnis model ini yang perlu dipahami oleh semua stakeholder,” tandasnya.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau