KOMPAS.com - Media massa memiliki peran signifikan dalam mendukung inisiatif pelestarian lingkungan. Hal ini dikarenakan media massa dapat menjadi instrumen untuk meningkatkan kesadaran dan mengedukasi masyarakat mengenai isu lingkungan.
Oleh karena itu, Bakti Lingkungan Djarum Foundation (BLDF) menyelenggarakan workshop jurnalistik bertema “Konservasi Lingkungan & Berkelanjutan: Inisiatif Hijau untuk Kehidupan yang Lebih Baik” di Kudus, Jawa Tengah (Jateng), Rabu (13/11/2024) hingga Kamis (14/11/2024).
Director Communications Djarum Foundation Mutiara Diah Asmara dalam sambutannya berharap, workshop yang diselenggarakan pada tahun kedua ini bisa memberikan pemahaman yang mendalam mengenai isu-isu lingkungan bagi jurnalis. Termasuk, berbagai inisiatif pelestarian dari BLDF yang bersifat kolaboratif maupun melibatkan peran generasi muda.
“Dengan pemahaman yang baik, media massa bisa mengomunikasikan narasi terkait keberlanjutan untuk menginspirasi dan memantik lebih banyak aksi serupa di masyarakat, kata Mutiara.
Inisiatif Bakti Lingkungan Djarum Foundation untuk Lingkungan
Sebagai bagian dari Djarum Foundation, selama ini BLDF yang didirikan pada 1979 ini telah menginisiasi sejumlah aksi. Termasuk penanaman trembesi, konservasi alam, membangun Pusat Pembibitan Tanaman, hingga mengembangkan gerakan Siap Sadar Lingkungan (Siap Darling) yang fokus pada generasi muda, dan gerakan Kudus Asik (Kudus Apik Resik) untuk pengelolaan sampah.
Sebagai capaiannya, hingga saat ini, BLDF telah menanam sekitar 2,3 juta pohon trembesi di sepanjang Pantai Utara (Pantura) Pulau Jawa.
Khusus di jalan tol Trans-Jawa, total penanaman sudah mencapai 3.300 km. Rencananya, BLDF juga akan menanam pohon untuk ruas tol Trans-Sumatera.
Selain pohon trembesi, BLDF juga telah menanam 1,1 juta pohon mangrovedi berbagai kawasan pesisir, termasuk di Bali.
Sementara dalam berbagai program konservasi yang dilakukan oleh Siap Darling, BLDF sudah menggandeng 6.386 mahasiswa yang tergabung sebagai Darling Squad, generasi muda peduli lingkungan di gerakan Siap Darling.
“Kami percaya, generasi muda merupakan kunci dan pewaris Bumi. Oleh karena itu, kami menggandeng mahasiswa untuk menyukseskan program penanaman pohon di berbagai tempat, termasuk situs bersejarah,” tuturnya.
Menyoroti aksi-aksi kolaboratif tentang lingkungan yang diinisiasi sektor swasta ini, Kepala Balai Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan (PSKL) Wilayah Jawa Danang Kuncara Sakti yang mewakili Direktur Jenderal (Dirjen) Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan Kementerian Kehutanan Mahfudz MP mengatakan bahwa kolaborasi lintas sektoral sangat diperlukan guna mewujudkan keberlanjutan lingkungan.
Danang menilai, ketergantungan manusia terhadap alam sangat tinggi. Alam merupakan barang publik. Jika terjadi kerusakan lingkungan, hal ini dapat menyebabkan kerugian bagi banyak orang
Dalam pendekatan ekonomi hijau, faktor lingkungan menjadi penting. Oleh karena itu, Danang mengapresiasi langkah BLDF yang berupaya melakukan konservasi melalui penanaman pohon serta menggandeng pihak terkait, termasuk media massa.
“Upaya untuk mewujudkan sustainability merupakan langkah lintas sektoral. Pemerintah memberi koridor ke masyarakat dan industri. Selanjutnya, pelaksanaannya dilakukan bersama-sama melalui kolaborasi,” kata Danang.
Senada dengan Danang, Direktur Tropenbos Indonesia Edi Purwanto yang menjadi salah satu pembicara dalam workshop mengungkapkan harapannya akan kolaborasi multipihak untuk melestarikan lingkungan.
“Edukasi dalam membangun kesadaran lingkungan tentu penting untuk terus didorong, salah satunya melalui peran media. Melalui konten dan pemahaman yang kuat terkait isu lingkungan, harapannya, urgensi konservasi dapat menjadi kesadaran bersama untuk menyelamatkan lingkungan,” kata Edi.
Sebagai informasi, pelatihan jurnalistik tersebut juga diisi materi praktik penyusunan konten dari Social Media Marketing & Video Production Manager Kompas.com Luthfi Kurniawan dan Editor Ekonomi, UMKM, & Lead Konten Kanal Lestari Kompas.com Bambang P Jatmiko.