Advertorial

Dukung Ketahanan Pangan, BRI Salurkan Kredit Senilai Rp 199,83 Triliun untuk Sektor Pertanian

Kompas.com - 05/12/2024, 16:07 WIB

KOMPAS.com – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp 199,83 triliun untuk sektor pertanian dan kehutanan hingga akhir September 2024.

Langkah tersebut sejalan dengan visi BRI sebagai mitra strategis pemerintah dalam memperkuat sektor prioritas yang mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

Direktur Utama (Dirut) BRI Sunarso menjelaskan bahwa sektor pertanian memegang peranan penting dalam menjaga stabilitas ekonomi Indonesia, serta memastikan ketahanan pangan bagi masyarakat.

“Oleh karena itu, kami terus memperluas akses pembiayaan kepada para pelaku di sektor ini, termasuk petani, usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), serta pelaku agribisnis lainnya," ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (5/12/2024).

Adapun kredit yang disalurkan BRI mencakup berbagai subsektor pertanian, mulai dari tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, hingga peternakan dan perikanan.

BRI turut mengambil pendekatan yang berfokus pada penyaluran dana dan pemberdayaan petani melalui program pendampingan, pelatihan, dan digitalisasi sektor pertanian.

Sunarso mengungkapkan, BRI akan terus berkomitmen dalam mendukung ketahanan pangan Indonesia, sehingga dapat keluar dari perangkap pendapatan menengah atau middle income trap.

“Berdasarkan kajian Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Indonesia diperkirakan akan keluar dari jebakan kelas pendapatan menengah pada 2041 jika asumsi rata-rata pertumbuhan ekonomi minimal 6 persen terpenuhi,” ungkapnya.

Pendapatan per kapita Indonesia harus berada di atas 4.465 dollar Amerika Serikat (AS) agar dapat terbebas dari perangkap pendapatan menengah.

Investasi pada human capital, lanjut Sunarso, merupakan faktor yang paling menentukan pertumbuhan ekonomi 6 persen. Pembentukan human capital juga perlu didorong oleh tiga faktor. 

Pertama, Indonesia harus fokus dalam memaksimalkan kebutuhan nutrisi dan pangan. Maka menjadi penting, kita fokus untuk memiliki strategi yang khusus, spesifik, dan visioner untuk masalah ketahanan pangan,” ujarnya.

Kedua, negara bertugas untuk mensejahterakan rakyat, sehingga akan mendukung pertumbuhan ekonomi melalui pemberian lapangan pekerjaan.

“Jadi, semua orang pada usia produktif memang harus bekerja. Oleh karenanya, pemerataan kesempatan kerja menjadi penting,” jelasnya.

Ketiga, pertumbuhan ekonomi yang inklusif yang di dalamnya memiliki unsur pemerataan serta partisipasi masyarakat untuk ikut tumbuh dan berkembang.

“Investasi yang penting adalah human capital, dan kalau mau memperbaiki human capital, perbaiki dulu nutrisi dan pangan. Kemudian kita tunggu, untuk pemerataan butuh inklusivitas pertumbuhan,” ungkapnya.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau