Advertorial

Tingkatkan Ekonomi Mikro di Timor Tengah Utara, PIP Luncurkan Program UMi Klaster Tenun

Kompas.com - 05/12/2024, 21:42 WIB

KOMPAS.com - Pusat Investasi Pemerintah (PIP) bersama PT Ada Ide Indonesia (Ada Impact) meluncurkan program Kampung Pembiayaan Ultra Mikro (UMi) Klaster Tenun di Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur, Rabu (4/12/2024).

Program tersebut merupakan salah satu bentuk pemberdayaan oleh PIP kepada komunitas tenun di Nusa Tenggara Timur.

Pemberdayaan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kapasitas pelaku usaha dan kualitas produk tenun tradisional dalam rangka memperkuat daya saing ekonomi pelaku usaha mikro dan ultra mikro di enam desa pada Kabupaten Timor Tengah Utara.

Bentuk pemberdayaannya meliputi pendampingan teknis dan pelatihan keterampilan bagi para penenun secara bertahap serta berkelanjutan.

Acara yang berlangsung di Balai Desa Subun, Kabupaten TTU, NTT, dihadiri oleh Kepala Perwakilan Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Kepala Kantor wilayah (Kanwil) Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Provinsi Nusa Tenggara Timur Catur Ariyanto Widodo, serta Direktur Kerjasama Pendanaan dan Pembiayaan PIP Muhammad Yusuf.

Jajaran pejabat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Timor Tengah Utara pun turut hadir dalam acara tersebut.

Sebanyak 148 orang dari Desa Kiusili, Tautpah, Nian, Tapenpah, Fefinesu, dan Subun mengikuti pelatihan intensif yang meliputi pengetahuan tentang teknik menenun, pewarna alami, manajemen usaha, serta literasi keuangan.

Catur mengapresiasi inisiatif PIP melalui program Kampung UMi Klaster Tenun 2024. Program ini tak hanya memberikan pembiayaan, tetapi juga pemberdayaan bagi pelaku usaha mikro, khususnya di Kabupaten Timor Tengah Utara.

“Dengan pelatihan persiapan pemasaran dan penyerahan alat tenun pada program Kampung UMi Klaster Tenun, kami berharap, para peserta mendapatkan dampak langsung untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal,” ujar Catur dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Kamis (5/12/2024).

Pelatihan yang dilakukan PIP, lanjut Catur, mencakup inovasi desain, manajemen usaha, hingga penggunaan teknologi dalam produksi dan pemasaran.

“Dengan begitu, para penenun tak hanya mampu menghasilkan produk berkualitas tinggi, tetapi juga memiliki kapasitas untuk mengelola usaha mereka secara profesional,” tambah Catur.

Kepala Kanwil DJPB  Provinsi Nusa Tenggara Timur Catur Ariyanto Widodo memberi sambutan dalam program Kampung UMI.Dok. Kemenkeu Kepala Kanwil DJPB Provinsi Nusa Tenggara Timur Catur Ariyanto Widodo memberi sambutan dalam program Kampung UMI.

Pada kesempatan tersebut, PIP juga melakukan penyerahan alat tenun secara simbolis dengan total sebanyak 413 unit kepada perwakilan peserta. Alat tenun ini merupakan bentuk dukungan PIP dalam memberdayakan pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Kegiatan itu juga menjadi wujud komitmen PIP untuk ikut berperan dalam pengentasan kemiskinan ekstrem pada daerah terpencil melalui program-program yang menyasar masyarakat menengah ke bawah.

Pada kesempatan berbeda, Direktur Utama PIP Ismed Saputra mengatakan bahwa program Kampung UMi Klaster Tenun di NTT diharapkan bisa membantu masyarakat lokal untuk meningkatkan keterampilan, memperluas jaringan usaha, dan meningkatkan pendapatan mereka melalui usaha tenun.

“Program tersebut juga sejalan dengan komitmen PIP dalam mendukung pemberdayaan dan mewujudkan inklusi keuangan di Indonesia,” tambah Ismed.

Untuk memperluas pasar, lanjut Ismed, PIP juga bermitra dengan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) setempat. Dengan demikian, produk tenun lokal dapat berpartisipasi dalam pameran can acara resmi.

Penyambutan para hadirin pada program Kampung UMi Klaster Tenun.Dok. Kemenkeu Penyambutan para hadirin pada program Kampung UMi Klaster Tenun.

Lewat aktivitas media sosial Instagram @ceritamamaditimur, kesadaran publik terhadap produk tenun pun meningkat. Unggahan tersebut juga turut memperkenalkan budaya lokal kepada khalayak luas.

Program Kampung UMi Klaster Tenun juga melibatkan para pengrajin tenun berpengalaman dari Kabupaten Timor Tengah Utara yang berperan sebagai mentor bagi para peserta.

”Dengan adanya transfer ilmu dan pengalaman dari para mentor, diharapkan kualitas produk tenun yang dihasilkan semakin meningkat,” tutur Ismed.

Melalui pendekatan kolaboratif dan fokus pada keberlanjutan, PIP berharap, program Kampung UMi Klaster Tenun menjadi model pemberdayaan ekonomi mikro yang mampu meningkatkan kesejahteraan komunitas lokal.

Dukungan berbagai pihak, termasuk pemerintah, akan terus diupayakan agar produk tenun tradisional dari NTT semakin dikenal dan diterima di pasar nasional hingga internasional.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau