KOMPAS.com — Generasi muda merupakan salah satu harapan Indonesia untuk membentuk negara yang lebih baik dengan menghadirkan generasi emas pada 2045 mendatang.
Hal itu disampaikan oleh Direktur Informasi dan Komunikasi bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) Bambang Dwi Anggono ketika membuka acara Generasi Bersih dan Sehat (GenBest) Talk di Kota Sorong, Papua Barat Daya, Kamis (12/12/2024).
Perlu diketahui, GenBest merupakan gerakan yang diinisiasi oleh Kemkomdigi dengan tujuan untuk mendorong generasi muda agar menerapkan pola hidup bersih dan sehat.
Menurut Bambang, generasi muda dapat mengubah nasib suatu bangsa dengan memutuskan segala hal negatif dari generasi sebelumnya, salah satunya dengan pengentasan stunting.
“Permasalahan stunting ini harus bisa diputus pada generasi sekarang,” tutur Bambang dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Jumat (13/12/2024).
Bambang mengatakan bahwa stunting tidak hanya disebabkan oleh faktor ekonomi, tetapi juga adanya kesadaran untuk memiliki pola hidup sehat.
Dalam hal itu, pemerintah sudah banyak melakukan upaya terkait pengentasan stunting yang ada di Indonesia, mulai dari meningkatkan pelaksanaan konsultasi ibu hamil hingga edukasi terkait kecukupan gizi untuk makanan pendamping air susu ibu (ASI).
Selain itu, pemerintah juga memberi kewajiban kepada para perempuan di Indonesia untuk rutin mengonsumsi tablet tambah darah (TTD) minimal satu minggu sekali.
Lebih lanjut, Bambang menekankan kepada para perempuan agar tidak ragu dalam mengonsumsi TTD karena memiliki manfaat yang sangat besar, seperti pengentasan stunting di Indonesia.
Dalam kesempatan sama, Penjabat (Pj) Walikota Sorong Bernhard Eduard Rondonuwu menyampaikan keresahannya terhadap berbagai tantangan yang dihadapi Kota Sorong, mulai dari isu lingkungan, kependudukan, hingga kesehatan masyarakat.
“Saya memiliki keinginan besar untuk mengubah kesan buruk Kota Sorong yang sering dianggap sebagai kota terkotor atau kota banjir,” ujar Bernhard.
Bernhard mengatakan, upaya itu dilakukan salah satunya melalui gerakan Kota Sorong bersih-bersih setiap Jumat yang dilaksanakan di berbagai tempat, mulai dari kelurahan hingga seluruh organisasi perangkat daerah (OPD).
Sebagai langkah lanjutan, ujar Bernhard, ia juga sering melakukan inspeksi kepada seluruh jajaran pemerintah, mulai dari Kepala Dinas, Kepala Distrik, dan Lurah, hingga Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Polisi Republik Indonesia (Polri) agar terus menjalankan upaya tersebut.
Sementara itu, dalam hal kependudukan, ia menyoroti pertumbuhan penduduk Kota Sorong yang terus meningkat hingga mencapai sekitar 300 ribu jiwa pada 2024. Ditambah lagi dengan tingginya migrasi penduduk ke Kota Sorong yang turut meningkatkan kepadatan.
Hal itu menjadikan Kota Sorong sebagai salah satu kota dengan perkembangan paling pesat di wilayah Indonesia Timur.
Menurutnya, pertumbuhan yang pesat itu membawa banyak tantangan besar, salah satunya adalah munculnya 5.000 rumah kumuh yang membutuhkan perhatian serius dari pemerintah.
“Tantangan lain yang dihadapi adalah lonjakan kebutuhan layanan kesehatan dan masalah lingkungan seperti pembuangan sampah sembarangan,” ujar Bernhard.
Dalam hal ini, generasi muda juga memiliki peran penting dalam menjaga kebersihan lingkungan dan kesehatan dengan menjaga pola makan bergizi, terutama bagi anak-anak.
“Saya sangat mengapresiasi program makan siang bergizi di sekolah-sekolah sebagai langkah strategis untuk mengurangi stunting di berbagai wilayah Indonesia,” ujarnya.
Sementara itu, perwakilan Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Provinsi Papua Barat Daya Petrus Meok mengatakan bahwa salah satu faktor utama terjadinya stunting adalah kurangnya pengetahuan masyarakat terkait hal itu.
“Stunting bisa kita atasi dengan meningkatkan pengetahuan tentang stunting itu sendiri, mulai dari penyebab, cara menanggulangi, hingga akibatnya,” ujar Petrus.
Menurut Petrus, negara Indonesia pada dasarnya kaya akan sumber makananan bergizi, baik nabati maupun hewani yang dapat menjadi solusi dalam mengatasi permasalahan stunting.
“Tinggal bagaimana anak-anak muda dilatih untuk mengolah makanan-makanan pokok menjadi lebih menarik dan disukai berbagai kalangan,” tuturnya.
Lebih lanjut, Dokter Ahli sekaligus Influenser Rita Ramayulis turut menekankan pentingnya konsumsi makanan bergizi pada remaja sebagai langkah awal memberantas stunting.
“Seorang remaja yang tidak mengatur pola makanannya sesuai dengan gizi seimbang akan menghasilkan generasi stunting,” tutur Rita.
Rita menegaskan, generasi emas 2045 hanya bisa dicapai apabila gizi para remaja diperbaiki sehingga mereka bisa menghasilkan generasi yang membangun Indonesia kedepannya.
Selain membicarakan tentang permasalahan stunting, Genbest Talk juga memberi kesempatan bagi para peserta yang hadir untuk mengikuti workshop pembuatan konten edukatif dan menarik yang dipandu oleh Konten Kreator Meth Junior.
Lokakarya tersebut diharapkan dapat membantu para peserta dalam membuat konten-konten menarik seputar pencegahan stunting sehingga dapat membangun kesadaran masyarakat luas terkait hal itu.
Kunjungi situs resmi GenBest melalui tautan berikut atau Instagram @genbestid untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai stunting, kesehatan, nutrisi, tumbuh kembang anak, sanitasi, kesiapan pernikahan, serta reproduksi remaja.