Advertorial

Dari Festival Gunung Slamet hingga Solo Keroncong Festival, Ini Deretan Kalender Event Jateng 2025

Kompas.com - 17/12/2024, 13:50 WIB

KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah (Jateng) meluncurkan Jawa Tengah Calendar of Events 2025 di Radjawali Semarang Cultural Center, Rabu (11/12/2024). 

Peluncuran tersebut menjadi langkah konkret Pemprov Jateng dalam mempromosikan pariwisata berbasis keberlanjutan yang dapat memberikan dampak ekonomi positif bagi masyarakat lokal.

Mengusung tema bertajuk “Jelajah Jateng Sekarang, Pengalaman Wisata Penuh Makna”, kalender event tersebut mengajak wisatawan menjelajahi keindahan alam, kekayaan budaya, dan tradisi khas dari seluruh penjuru Jateng. 

Peluncuran tersebut dihadiri sejumlah pihak, di antaranya Pelaksana Harian (Plh) Asisten Ekonomi dan Pembangunan, Kepala Biro Infrastruktur dan Sumber Daya Alam Eni Lestari mewakili Penjabat (Pj) Gubernur Jateng, perwakilan perbankan, organisasi perangkat daerah (OPD), dinas pariwisata kabupaten/kota se-Jateng, serta pegiat pariwisata.

Dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Selasa (17/12/2024), tema tersebut mencerminkan komitmen Pemprov Jateng untuk menghadirkan pengalaman wisata yang otentik, dinamis, dan modern. 

Sebanyak 250 acara pariwisata telah dijadwalkan sepanjang 2025 untuk menonjolkan potensi wisata yang dimiliki Provinsi Jateng.

Deretan acara ikonik

Jawa Tengah Calendar of Events 2025 menghadirkan sejumlah acara ikonik yang diproyeksikan menjadi magnet wisata. 

Pertama, Festival Gunung Slamet. Festival ini memadukan tradisi unik, seperti pengambilan air suci Tuk Sikopyah dan perang tomat yang meriah. 

Tidak hanya itu, acara tersebut juga disertai prosesi kirab budaya, pertunjukan seni, bazar usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), dan akustik kabut lembut yang menghadirkan suasana khas pegunungan lereng Gunung Slamet.

Kedua, Festival Payung Indonesia. Acara ini merupakan perayaan seni dan budaya dengan payung tradisional sebagai ikon utama. 

Kegiatan tersebut meliputi pameran seni instalasi payung, pertunjukan tari, musik, teater budaya, serta bazar kerajinan lokal yang sarat akan nilai kearifan nusantara.

Ketiga, Solo Menari. Perayaan seni tari terbesar ini melibatkan ribuan penari yang tampil serentak di berbagai titik Kota Solo. Acara ini menyuguhkan ragam tarian tradisional, kontemporer, hingga kolaborasi modern yang memukau.

Keempat, Festival Kota Lama Semarang. Festival ini menghidupkan suasana masa lampau di kawasan Kota Lama Semarang. Beragam kegiatan, seperti pameran seni, bazar kuliner khas, pertunjukan musik, dan tur edukatif, menonjolkan pesona bangunan bersejarah.

Kelima, Solo Keroncong Festival. Acara ini menghadirkan musisi keroncong terbaik yang mengeksplorasi genre dengan sentuhan modern. Festival ini juga menjadi bagian pelestarian keroncong sebagai warisan budaya bangsa.

Pemprov pun menegaskan komitmennya untuk menjadikan Jateng sebagai destinasi wisata unggulan yang menonjolkan keindahan alam, budaya, dan tradisi. 

Dengan tema “Jelajah Jateng Sekarang, Pengalaman Wisata Penuh Makna”, wisatawan lokal dan mancanegara diajak untuk merasakan langsung pesona Provinsi Jateng. 

Untuk mendapatkan informasi lengkap mengenai agenda wisata tersebut, kunjungi website visitjawatengah.jatengprov.go.id dan Instagram @visitjawatengah.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau