KOMPAS.com - Pasar private equity di Asia Tenggara menunjukkan momentum investasi stabil hingga kuartal III-2024. Meskipun terjadi sedikit penurunan volume transaksi, momentum investasi secara keseluruhan tetap stabil.
Hal tersebut tertuang dalam laporan EY Indonesia Strategy and Transactions Partner bertajuk “EY Quarterly Private Equity Update: Asean” yang dirilis pada kuartal III-2024. Laporan ini memberikan gambaran komprehensif mengenai aktivitas private equity dan aliran modal di sektor utama di Asia Tenggara.
Berdasarkan laporan tersebut, sektor real estate menyumbang sekitar 40 persen dari nilai kesepakatan private equity di Asia Tenggara. Kawasan Asia Tenggara, khususnya Singapura, terus menarik perhatian investor di sektor real estate.
Hal tersebut disebabkan sejumlah faktor, terutama adanya ekspektasi penurunan suku bunga. Faktor ini dinilai menghidupkan kembali kepercayaan investor.
Selain real estate, sektor layanan kesehatan dan infrastruktur juga menarik perhatian. Pasalnya, investor semakin fokus pada layanan esensial dan infrastruktur vital untuk mendorong pertumbuhan regional jangka panjang.
Di sisi lain, kawasan Asia Tenggara juga menarik investasi katalis untuk mengatasi kesenjangan pendanaan. Kawasan ini dapat menjadi tujuan investasi untuk transisi energi bersih dan netralitas karbon.
Private equity memainkan peran penting dalam memobilisasi modal di bidang pembangkit energi terbarukan, efisiensi energi, dan bisnis jaringan listrik, di antara sektor-sektor lainnya.
Proyeksi di Indonesia
EY Indonesia Strategy and Transactions Partner Michelle Sjamsury mengatakan bahwa sebagai salah satu pemain kunci dalam pasar private equity di Asia Tenggara, Indonesia menarik minat investor yang kuat di sektor konsumen, layanan kesehatan, serta infrastruktur.
Sektor konsumen telah mencatatkan investasi signifikan yang mencerminkan meningkatnya kepercayaan terhadap pasar Indonesia.
Dengan meningkatnya kelas menengah dan peningkatan daya beli konsumen, private equity menargetkan untuk berinvestasi di perusahaan barang konsumsi terkemuka, memanfaatkan pertumbuhan ekonomi, dan perubahan pola konsumsi masyarakat.
“Hal tersebut menunjukkan potensi besar Indonesia dalam pasar regional,” kata Michelle dalam siaran tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu (18/12/2024).
EY Indonesia menilai, sektor layanan kesehatan di Indonesia juga turut mendapatkan momentum. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk memperluas infrastruktur dan meningkatkan kualitas layanan.
Investor dapat mengarahkan investasi untuk meningkatkan kapasitas rumah sakit, modernisasi fasilitas, dan meningkatkan aksesibilitas layanan kesehatan bagi populasi yang terus bertambah.
Kesepakatan besar, seperti investasi besar dan akuisisi, menyoroti potensi sektor ini dalam memberikan dampak sosial dan keuntungan jangka panjang bagi investor.
Selain itu, infrastruktur juga masih menjadi salah satu perhatian private equity di Indonesia. Beberapa kesepakatan besar sedang direncanakan menargetkan jalan tol, pembangkit listrik energi terbarukan, dan fasilitas pengolahan air.
Proyek-proyek tersebut sangat penting untuk mengatasi defisit infrastruktur Indonesia dan mendukung pembangunan ekonomi.
Infrastruktur yang kuat juga diperlukan untuk mendukung pengembangan proyek energi terbarukan. Hal ini penting untuk memastikan operasional yang efisien dan andal.
Pembangunan infrastruktur juga relevan mengingat sumber daya alam Indonesia yang berlimpah dan tujuan netralitas karbon pada 2060.
Kebijakan peraturan pemerintah yang mendukung dan minat investor terhadap energi ramah lingkungan dapat menjadikan Indonesia tujuan menarik untuk investasi dalam energi bersih.
Selain itu, penurunan suku bunga yang dilakukan Bank Sentral Amerika Serikat juga diprediksi dapat memberikan dampak positif terhadap pasar modal Indonesia.
Peningkatan sentimen investor dan peningkatan likuiditas dapat meningkatkan aktivitas initial public offering (IPO). Hal ini menawarkan lebih banyak peluang keluar bagi investor private equity. Dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang relatif stabil, perkembangan ini dapat memperkuat daya tarik Indonesia sebagai tujuan investasi private equity.
Ke depan, pasar private equity di Asia Tenggara diprediksi berada dalam tren positif pada outlook akhir 2024. Hal ini didorong investasi strategis di bidang real estate, layanan kesehatan, infrastruktur, dan energi terbarukan.
Saat ini, Indonesia memainkan peran penting dalam pertumbuhan private equity di sektor-sektor tersebut. Hal ini ditunjang basis konsumen yang semakin besar, peningkatan sektor layanan kesehatan, dan pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan.
Dengan kondisi perekonomian yang terus membaik, dukungan pemerintah, dan meningkatnya kepercayaan investor, pasar private equity di Indonesia siap untuk mengalami pertumbuhan pesat pada kuartal mendatang.
Hal tersebut memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat utama investasi private equity di wilayah Asia Tenggara. Indonesia diharapkan dapat terus menarik minat investor global dalam mencari peluang di pasar yang dinamis dan berkembang pesat.