KOMPAS.com – Universitas Gadjah Mada (UGM) merayakan Dies Natalis Ke-75 dengan tekad memperkuat peran sebagai motor penggerak pembangunan bangsa melalui inovasi, pengembangan ilmu pengetahuan, dan pengabdian kepada masyarakat.
Adapun acara puncak perayaan Dies Natalies Ke-75 UGM digelar di Grha Sabha Pramana, Yogyakarta, Kamis (19/12/2024).
Pada kesempatan tersebut, Rektor UGM Prof dr Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K)., PhD, mengatakan, Dies Natalis Ke-75 menjadi kesempatan penting untuk merefleksikan komitmen UGM dalam memajukan bangsa.
“UGM terus mencetak generasi unggul yang siap menghadapi tantangan global serta berkontribusi positif bagi masyarakat dan bangsa,” ujar Ova dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Jumat (20/12/2024).
Sebagai universitas nomor satu di Indonesia berdasarkan QS Sustainability Ranking 2025, UGM telah menunjukkan dedikasi yang konsisten dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan (sustainability).
Prestasi tersebut, lanjut Ova, merupakan hasil kerja keras seluruh sivitas akademika dan kepemimpinan universitas yang tangguh.
Meski begitu, pihaknya juga mengingatkan tantangan besar yang dihadapi, mulai dari perubahan iklim, ketegangan geopolitik, hingga ketidaksetaraan sosial ekonomi.
“Dalam kerangka kerja global, pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) menjadi arus utama kebijakan untuk menciptakan masa depan yang lebih merata dan inklusif,” kata Ova.
Pendidikan bermartabat dan inklusif
Ova melanjutkan, di bidang pendidikan, UGM berinovasi dengan menghadirkan sistem pembelajaran berbasis teknologi dan pendekatan transdisiplin.
Melalui paradigma “University without Wall,” UGM memberikan akses pendidikan kepada kelompok rentan melalui program beasiswa dan kebijakan afirmasi berbasis wilayah geografis serta latar belakang ekonomi.
Salah satu inisiatif utama adalah platform pembelajaran daring terbuka “UGM Online” yang membuka akses pendidikan berkualitas untuk masyarakat luas.
“Sepanjang 2024, UGM mencatat persentase mahasiswa baru dari keluarga kurang mampu dan daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T) mencapai 21,69 persen atau setara 2.316 mahasiswa dari total 10.678 mahasiswa baru,” terang Ova.
Sementara, dalam bidang penelitian, UGM berkomitmen menghasilkan karya inovasi yang mendukung ketahanan pangan, kesehatan, energi, dan transformasi digital.
Sepanjang 2024, UGM mencatatkan hasil 880 judul kekayaan intelektual, termasuk 92 paten dan 751 hak cipta.
Beberapa inovasi unggulan di sektor pangan meliputi Beras Fortifikasi, Gama Gora 7, dan Smart Traceability Farming Kedelai.
“Di bidang kesehatan, UGM mengembangkan produk berbahan alam, seperti pasta gigi propolis “Propasdent” serta alat kesehatan digital untuk deteksi dini kolorektal dan perawatan diabetes,” paparnya.
Untuk sektor energi, UGM mendukung transisi energi bersih dengan riset daur ulang baterai lithium dan manajemen baterai pintar.
Selain itu, kampus ini menjalankan program “Net Zero Emission Campus” yang melibatkan efisiensi energi dan penggunaan sumber daya terbarukan dalam operasionalnya.
UGM juga berupaya meningkatkan jumlah publikasi nasional dan internasional dengan mendorong dosen dan peneliti serta memperbanyak mahasiswa pascasarjana.
Pada tahun ajaran 2024, jumlah mahasiswa pascasarjana mencapai 30,87 persen dari total 61.061 mahasiswa, dengan target 40 persen pada 2027.
Adapun dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat, UGM menerjunkan 315 unit Kuliah Kerja Nyata-Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) Ke-35 provinsi dan 247 kecamatan, melibatkan 8.513 mahasiswa.
“Program ini menjadi salah satu cara UGM menerapkan hasil riset untuk membantu masyarakat, termasuk melalui teknologi tepat guna,” kata Ova.
Berkiprah 75 tahun di Tanah Air, UGM tidak hanya berfokus pada pencapaian akademik, tetapi juga berkontribusi nyata bagi masyarakat dan bangsa.
Dengan semangat kebangsaan dan inovasi berkelanjutan, UGM melaju menjadi universitas berkelas dunia yang tetap mengakar pada nilai-nilai nasionalisme.