Advertorial

Berkat Dukungan BRI, UMKM Wingko Babat Lamongan Sukses Puluhan Tahun

Kompas.com - 26/12/2024, 11:59 WIB

KOMPAS.com – Berdiri sejak 1990, Wingko "Bambang Indrajaya" berhasil melestarikan kudapan khas Babat Kabupaten Lamongan, Provinsi Jawa Timurlewat cita rasa autentik selama lebih dari tiga dekade.

Keberlanjutan usaha tersebut tidak lepas dari dukungan permodalan dan pembinaan dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI.

Cerita UMKM Wingko Babat yang sukses puluhan tahun memanfaatkan pembiayaan dari BRI.

Adapun bisnis keluarga tersebut bermula dari kerja keras almarhum Bambang Indrajaya, seorang pensiunan PT Kereta Api Indonesia (KAI) yang memanfaatkan pesangonnya untuk memulai bisnis wingko yang khas.

Kini, setelah 34 tahun berjalan, tongkat estafet telah diteruskan oleh putranya, Bastian Hendri. Di tangan putranya, usaha ini semakin berkembang.

Jauh sebelum sampai titik ini, semula Bastian bercerita bahwa awal perannya hanya membantu pemasaran dengan menjangkau area wisata religi di Jawa Timur, seperti makam-makam Sunan.

"Saat Pak Bambang masih hidup, saya hanya membantu dalam bagian pemasaran. Setelah Pak Bambang meninggal pada 2011, usaha ini diteruskan oleh ibu saya,” ujarnya dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Kamis (26/12/2024).

Perjalanan Wingko "Bambang Indrajaya" sendiri tidaklah tanpa tantangan. Namun, sinergi dengan pelaku industri keuangan yang tepat disertai usaha keras menjadi siasat ampuh dalam meningkaynya usaha daerah itu menjadi bisnis yang terkenal dan berdampak bagi sekitar.

Bastian bercerita, salah satu momen bersejarah yang tak terlupakan bagi usaha yang ia jalankan itu terjadi pada 2005. Kala itu, timnya berhasil mencetak rekor Museum Rekor Indonesia (Muri) dengan membuat wingko raksasa berukuran 3,5 meter dan tebal 10 sentimeter (cm).

Prestasi tersebut bukan hanya dinilainya sebagai kebanggaan, melainkan menjadi titik balik yang membuka jalan bagi pengakuan lebih luas terhadap usaha kudapan itu.

“Setelah itu, produksi kami melonjak pesat. Dari (awalnya) hanya (memproduksi) satu atau dua bak adonan per hari yang masing-masing seberat 5 kilogram, menjadi 30 hingga 40 bak per hari,” kenang Bastian.

Namun, seperti halnya perjalanan bisnis lain, jalan menuju kesuksesan tidak selalu mulus. Rintangan dan tantangan terus menghadang, salah satunya adalah pandemi Covid-19.

Bastian mengakui bahwa pandemi menjadi ujian berat bagi bisnis keluarga yang telah berjalan lama tersebut.

"Pandemi adalah titik berat, tapi juga kesempatan (kami) untuk berinovasi,” katanya.

Meskipun pandemi mendatangkan tantangan, Bastian nyatanya cukup beruntung. Ini karena usaha yang dilakoninya itu memiliki rekam jejak yang baik. Pada akhirnya, usaha tersebut mendapat dukungan cukup dalam menopang operasional.

Berkat dukungan BRI, Wingko Bambang Indrajaya berhasil berinovasi pada produknya sehingga semakin berkembang.Dok BRI Berkat dukungan BRI, Wingko Bambang Indrajaya berhasil berinovasi pada produknya sehingga semakin berkembang.

Bastian bercerita bahwa sejak 2018, ia telah menjadi nasabah BRI dan memperoleh fasilitas pinjaman melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR).

“Peran BRI bagi saya adalah dapat modal tambahan, apalagi buat (membeli) bahan-bahan kan (kami) masih kurang. Ini karena harga pasaran tidak rata. Makanya, saya butuh BRI,” ucapnya.

Dengan bantuan tersebut, Bastian pun dapat melakukan berbagai inovasi untuk bisa terus mempertahankan bisnis dan menyesuaikan usaha dengan kondisi yang berubah.

Selain itu, upaya kerasnya pun memberikan dampak ekonomi positif bagi masyarakat sekitar. Hla ini tecermin dari lapangan kerja yang tersedia, di mana dia mampu mempekerjakan 10 karyawan, bahkan tujuh di antaranya adalah perempuan.

Dia pun mengakui, bantuan BRI tak hanya datang dalam hal pembiayaan. Seiring dengan pulihnya situasi pascapandemi Covid-19, BRI terus mendukung usahanya.

Komitmen BRI ini, ceritanya, terlihat dari cara perseroan yang tak segan memberikan program pendampingan hingga memungkinkan usaha yang dimilikinya tampil di Bazaar usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) BRILian agar dapat dikenal oleh pasar yang lebih luas.

Sebagaimana diketahui, BRI mencatat penyaluran KUR selama 2024 mencapai Rp 175,66 triliun kepada 3,7 juta debitur UMKM hingga akhir November 2024.

Pada kesempatan terpisah, Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengungkapkan bahwa pencapaian tersebut merupakan bagian dari upaya BRI untuk memperluas akses permodalan bagi pelaku UMKM, terutama di sektor-sektor produktif seperti pertanian, perdagangan, dan perikanan.

"Melalui KUR, kami tidak hanya menyediakan pembiayaan, tetapi juga memberdayakan UMKM agar mampu tumbuh lebih berkelanjutan," ujarnya.

Pada akhirnya, perjuangan Bastian bersama usaha Wingko-nya mencerminkan semangat besar UMKM dalam upaya naik kelas dan membawa dampak pada masyarakat sekitar. Semangat inilah yang menjadi fondasi bagi BRI untuk terus menegaskan komitmennya mendukung UMKM sebagai tulang punggung perekonomian nasional.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau