Advertorial

Tingkatkan Kesejahteraan Nelayan, Menteri ESDM Bakal Percepat Izin Pembangunan SPBUN

Kompas.com - 26/12/2024, 16:06 WIB

KOMPAS.com – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia berkomitmen mempercepat izin pembangunan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum Nelayan (SPBUN) demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir.

Hal tersebut disampaikan Bahlil saat meninjau penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk masyarakat pesisir di SPBUN 68.76103, Manggar Baru, Balikpapan, Kalimantan Timur.

"Setelah ke kilang, hari ini saya juga mengunjungi lokasi SPBUN untuk memastikan ketersediaan BBM bagi nelayan menjelang Natal dan Tahun Baru 2025. Saya senang sekali melihat kondisi masyarakat di sini," ujar Bahlil dalam rilis pers yang diterima KOMPAS.com, Rabu (25/12/2024).

Dalam kunjungan tersebut, Bahlil mendengarkan langsung aspirasi para nelayan yang berharap adanya tambahan pasokan BBM untuk kebutuhan mereka.

"Ada permohonan dari mereka yang harus kami lakukan, termasuk memperpendek birokrasi pengajuan pembangunan SPBUN. Saya dapat memahami perasaan mereka, karena keluarga saya juga nelayan," katanya.

Mantan Menteri Investasi periode 2021-2024 itu menegaskan, perhatian pemerintah terhadap kebutuhan nelayan bukan hanya soal akses energi, melainkan juga sebagai bentuk dukungan terhadap keberlanjutan mata pencaharian masyarakat pesisir.

Sementara itu, salah satu anggota Kelompok Usaha Bersama (KUB) Nelayan Bersatu Erwan (43), mengakui bahwa program SPBUN telah membantu mengatasi kendala akses BBM. Namun, ia berharap, kuota yang ada saat ini dapat ditambah.

"Kami dari KUB Nelayan Bersatu merasakan manfaat keberadaan SPBUN ini. Namun, kami minta ditambah kuotanya agar kami dapat melaut dua kali sebulan," kata Erwan.

Untuk memenuhi kekurangan BBM, kisah Erwan, para nelayan terkadang membeli stok dari rekan mereka yang tidak melaut.

"Kami membeli dari nelayan yang tidak melaut dengan harga yang sama dengan SPBUN. Hal ini agar kami bisa melaut dua kali sebulan untuk mendapat hasil yang lebih baik," ujar Erwan.

Berdasarkan data Kementerian ESDM, hingga saat ini, sebanyak 415 SPBUN telah dibangun di berbagai wilayah pesisir Indonesia.

Khusus untuk SPBUN 68.76103 Balikpapan, penyaluran Jenis BBM Tertentu (JBT) Solar hingga November 2024 mencapai 895 kiloliter atau 91,42 persen dari total kuota sebesar 979 kiloliter.

Bagi pemerintah, percepatan pembangunan SPBUN diharapkan mampu memberikan dampak positif bagi kesejahteraan nelayan sekaligus meningkatkan ketahanan energi nasional sesuai Asta Cita Presiden Prabowo Subianto.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau