Advertorial

Lindungi Keamanan Data Nasabah, BRI Ingatkan Pentingnya Hindari Instalasi APK Ilegal

Kompas.com - 03/01/2025, 11:13 WIB

KOMPAS.com – Di tengah pesatnya perkembangan teknologi digital, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI kembali menegaskan pentingnya kewaspadaan terhadap ancaman sibe dari pemasangan aplikasi dari sumber yang tidak resmi.

Pemasangan file Android Package (APK) dari luar Google Play Store dapat membuka celah bagi serangan malware.

Dalam beberapa kasus, perangkat yang terinfeksi malware dapat menyebabkan pencurian data pribadi, termasuk informasi akun perbankan, yang kemudian dapat dimanfaatkan oleh pihak tidak bertanggung jawab, berpotensi mengakibatkan kehilangan dana yang ada di bank.

Direktur Digital dan Teknologi Informasi BRI Arga M Nugraha menyarankan masyarakat untuk hanya mengunduh aplikasi dari sumber resmi seperti Google Play Store, terutama aplikasi yang berhubungan dengan layanan perbankan. Hal ini untuk memastikan bahwa perangkat tetap terlindungi dari potensi ancaman.

"Keamanan digital menjadi prioritas utama bagi BRI. Kami menyadari ancaman siber terus berkembang, dan kami berkomitmen untuk menjaga data nasabah dengan standar tertinggi," ujarnya dalam siaran pers, Kamis (2/1/2025).

Selain itu, BRI menekankan pentingnya melakukan verifikasi terhadap izin aplikasi sebelum mengunduhnya.

Pengguna juga disarankan untuk rutin memperbarui aplikasi mobile banking agar tetap terlindungi dari potensi celah keamanan yang mungkin ada.

BRI juga mengimbau para pengguna untuk mengaktifkan fitur Play Protect yang disediakan oleh Google. Fitur ini berfungsi untuk mendeteksi dan mencegah aplikasi berbahaya yang dapat merusak perangkat.

Modus penipuan siber yang perlu diwaspadai

BRI mengingatkan masyarakat akan beberapa modus penipuan siber yang sering terjadi, seperti penyamaran oleh penjahat siber. Pelaku kejahatan digital sering berpura-pura menjadi perwakilan lembaga atau perusahaan terpercaya untuk mengelabui korban.

Modus penipuan siber kedua adalah pengunduhan aplikasi palsu. Penjahat siber dapat mengarahkan korban untuk mengunduh file APK palsu yang tampaknya berasal dari sumber terpercaya, namun sesungguhnya berisi malware yang dapat merusak perangkat.

Aplikasi palsu tersebut sering kali memanipulasi nasabah untuk mengubah pengaturan ponsel menjadi kurang aman atau meminta izin (permissions) yang tidak perlu dan berlebihan, yang dapat membahayakan privasi dan keamanan data pengguna.

Modus penipuan keempat, yaitu pengaturan keamanan yang dimodifikasi. Korban sering dipandu untuk menonaktifkan fitur keamanan, seperti Play Protect, yang membuka potensi celah keamanan di perangkat.

Adapun modus penipuan siber lainnya adalah akses ke data pribadi. Setelah aplikasi berbahaya terinstal, penjahat siber dapat mengakses dan mencuri data pribadi korban, termasuk informasi perbankan.

Langkah pencegahan yang dapat dilakukan

Untuk menghindari ancaman tersebut, BRI memberikan beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan oleh masyarakat.

Pertama, unduh aplikasi hanya dari sumber resmi seperti Google Play Store untuk memastikan keamanan aplikasi.

Kedua, aktifkan fitur Play Protect pada perangkat Android untuk memindai dan memblokir aplikasi berbahaya secara otomatis.

Ketiga, nonaktifkan instalasi dari sumber tidak dikenal pada pengaturan perangkat untuk mencegah penginstalan aplikasi dari luar toko aplikasi resmi.

Keempat, pastikan untuk menonaktifkan fitur Accessibility Services (Layanan Aksesibilitas) di pengaturan Android guna mencegah potensi penyalahgunaan.

Kelima, periksa izin aplikasi secara teliti, terutama izin yang berkaitan dengan data sensitif dan fitur perangkat.

Keenam, perbarui aplikasi mobile banking ke versi terbaru untuk memperoleh perlindungan dari potensi celah keamanan.

Tindakan darurat jika terindikasi terkena APK berbahaya

Jika pengguna merasa perangkatnya terinfeksi aplikasi berbahaya, BRI menyarankan untuk segera melakukan langkah-langkah darurat berikut.

  • Segera nonaktifkan akses ke aplikasi mobile banking atau layanan keuangan pada perangkat pengguna.
  • Hubungi Call Center BRI di 1500-017 untuk mendapatkan bantuan.
  • Lakukan “Factory Reset” untuk mengembalikan perangkat ke kondisi aman dan meminimalkan kerusakan lebih lanjut. 

“BRI mengajak masyarakat untuk lebih waspada dan proaktif dalam menjaga keamanan digital mereka. Dengan memahami dan mengimplementasikan langkah perlindungan yang tepat, masyarakat dapat mengurangi risiko dan melindungi diri dari ancaman siber yang semakin kompleks,” tutur Arga.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau