Advertorial

Lewat "Think Business, Think Hong Kong", HKTDC Promosikan Bisnis dan Investasi Potensial

Kompas.com - 12/01/2025, 13:50 WIB

KOMPAS.com - Hong Kong Trade Development Council (HKTDC) sukses menggelar acara Think Business, Think Hong Kong (TBTHK) di Jakarta beberapa waktu lalu.

Acara tersebut bertujuan untuk mempromosikan perdagangan bilateral dan investasi antara Hong Kong dan Indonesia.

Chairman HKTDC Dr Peter KN Lam mengatakan, TBTHK merupakan acara promosi unggulan yang bertujuan memperkuat hubungan bisnis antara Hong Kong dan mitra bisnis internasional.

"Indonesia telah lama menjadi mitra penting bagi Hong Kong. Saat kami bertemu dengan pemerintah daerah dan para pemimpin bisnis dalam kunjungan ini, kami berupaya memperkuat hubungan bilateral kami," ujar Dr Lam melalui siaran persnya, Sabtu (11/1/2024).

Dr Lam menambahkan, pihaknya telah lama dikenal berkat kekuatan di sektor tradisional, seperti keuangan, perdagangan, logistik, dan jasa profesional.

"Dengan kemajuan luar biasa yang telah kami capai di sektor-sektor baru seperti inovasi dan sustainability, banyak peluang menanti dunia usaha di Indonesia di kota dunia yang dinamis ini," ungkapnya.

Sementara itu, Financial Secretary of the Hong Kong SAR Government Paul Chan, Hong Kong memiliki keunggulan unik karena "satu negara, dua sistem" yang memungkinkan kota ini menjadi pusat penghubung antara Tiongkok Daratan dan seluruh dunia.

Hong Kong juga memanfaatkan strategi pembangunan Guangdong-Hong Kong-Macao Greater Bay Area (GBA), yang menggabungkan kemampuan keuangan Hong Kong dengan teknologi dan manufaktur canggih di Shenzhen dan kota-kota lainnya di wilayah tersebut.

"TBTHK berhasil menarik minat sekitar 2.000 peserta, dengan lebih dari 1.500 di antaranya menghadiri simposium satu hari penuh untuk mengeksplorasi peluang bisnis terkini di berbagai sektor dan perkembangan terkini di Hong Kong," ucapnya.

Simposium yang berlangsung selama satu hari penuh itu menampilkan pembicara-pembicara ternama, seperti Chairman Asia Financial Holdings Ltd Charnwut Chan, Chairman Swire Pacific Limited Guy Bradley, hingga CEO Sintesa Group sekaligus Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani.

Sesi simposium dibagi menjadi empat tema utama yang relevan dengan perkembangan bisnis saat ini.

Salah satu sesi yang diselenggarakan bersama Hong Kong Monetary Authority (HKMA) membahas tentang peluang penggunaan Renminbi (RMB) dalam perdagangan internasional.

Pembahasan juga menyangkut peran strategis Hong Kong dalam memfasilitasi penggunaan mata uang ini di kawasan Association of Southeast Asian Nations (ASEAN), termasuk Indonesia.

Sesi lainnya yang didukung oleh Cyberport berjudul “Membangun untuk Masa Depan” membahas sektor property technology (proptech) Hong Kong yang mengintegrasikan kecerdasan buatan (AI) dan internet of things (IoT) untuk mendorong efisiensi dan pertumbuhan di berbagai bidang, seperti mobilitas, kehidupan, dekarbonisasi, dan tata kelola.

Sesi tersebut terbilang menarik bagi bisnis Indonesia yang ingin memanfaatkan teknologi canggih untuk meningkatkan operasional mereka.

Selain itu, sesi "Hong Kong–Pusat Bisnis Ideal untuk Perusahaan Rantai Pasok" menyoroti peran penting Hong Kong dalam rantai pasokan global.

Sesi itu memberikan wawasan tentang bagaimana Hong Kong dapat mendukung perusahaan-perusahaan internasional, termasuk yang berasal dari Indonesia, dalam menavigasi tantangan di lanskap perdagangan global yang semakin dinamis.

Sesi terakhir bertema “Inovasi dalam Teknologi Ramah Lingkungan untuk Masa Depan yang Berkelanjutan” memperkenalkan solusi teknologi hijau yang inovatif dari Hong Kong.

Pembicara membahas bagaimana teknologi ramah lingkungan dapat mendukung Indonesia dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan dan menciptakan masa depan yang lebih berketahanan.

Bahas EV charging station di Indonesia

Adapun TBHTK juga menghadirkan OneCharge Solution Limited, penyedia electronic vehicle (EV) charging stations, yang tengah bersiap untuk menjajaki pasar Indonesia. 

CEO OneCharge Solution Limited Cyrus Chow mengatakan, pihaknya sudah berbicara dengan sejumlah property developer atau pengembang properti.

Ia menyadari bahwa Indonesia memiliki pasar EV yang cukup potensial, sehingga OneCharge Solution akan membawa pengalaman produknya ke Tanah Air.

"Kami akan menyesuaikannya dengan kebutuhan lokal. Kami berharap ini akan menjadi salah satu solusi utama di Indonesia," katanya.

Chow menambahkan, salah satu tantangan dalam mengadaptasi EV charging station adalah penerimaan pasar terhadap hal baru, dan kesiapan infrastruktur seperti listrik. Meski begitu, kota-kota besar, seperti Jakarta, dianggap bisa lebih siap secara infrastruktur.

"Jika kami bisa berhasil menerapkan hal yang sama di sini, itu akan menciptakan lingkungan yang lebih baik untuk masyarakat, serta bisnis yang menguntungkan dan berkelanjutan bagi para pengusaha," ucapnya.

Sebagai informasi, TBTHK telah membuka banyak peluang baru untuk kerjasama antara Hong Kong dan Indonesia di berbagai sektor, dari keuangan hingga teknologi ramah lingkungan.

Kedua negara berharap dapat terus memperdalam hubungan mereka dan menciptakan kemitraan yang lebih bermanfaat bagi pembangunan ekonomi regional dan global.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau