Advertorial

Lewat Klaster Usaha BRI, Petani di Merauke Ini Dapatkan Bantuan Modal, Alat, hingga Pelatihan

Kompas.com - 20/01/2025, 13:28 WIB

KOMPAS.com - Orang mungkin merasa asing jika mendengar nama Isano Mbias. Daerah ini merupakan sebuah perkampungan di kawasan Distrik Tanah Miring, Distrik Merauke, Papua Selatan.

Jika menjelajah ke daerah tersebut, siapkan diri bertemu wilayah yang masih dipenuhi nuansa alam, mulai dari hutan hingga lahan pertanian untuk bercocok tanam yang menjadi andalan penduduk dalam mencari nafkah.

Potensi lahan pertanian di desa itu memang cukup besar, sehingga tak heran jika masyarakatnya sebagian besar berprofesi sebagai petani.

Cerita menarik pun datang dari Klaster Usaha Barokah Sayur di Isano Mbias. Klaster ini terbentuk berkat pendampingan dari program pemberdayaan KlasterkuHidupku Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang kemudian meningkatkan produktivitas masing-masing anggotanya.

Fidayat Rahman, Ketua Klaster Usaha Barokah Sayur, bercerita bahwa awalnya kelompok usaha ini terbentuk pada 2023 berkat pendampingan dari seorang mantri BRI bernama Agustina Etiwory atau yang akrab disapa Ina.

“Awalnya saya pertama ketemu dengan Mbak Ina. Beliau kan Mantri di sini. Dari Beliau juga, saya diarahkan untuk membuat kelompok KlasterkuHidupku,” ujarnya dalam siaran pers, Senin (20/1/2025).

Akhirnya, Fidayat mencari sembilan anggota dengan bimbingannya Ina dan pertama kali dibentuk pada 2023.

Fidayat menjelaskan, kegiatan ekonomi masyarakat Isano Mbias lebih banyak mengarah pada bercocok tanam, baik petani padi maupun sayur.

“Kalau untuk kegiatannya di masing-masing usaha karena kami punya lahan masing-masing. Namun, ada kalanya kami berkumpul untuk sharing demi kemajuan kelompok. Biasanya yang dibahas adalah bagaimana ke depannya supaya pertaniannya lebih baik lagi,” lanjutnya.

Para anggota Klaster Usaha Barokah Sayur merupakan petani sayur yang menggunakan sistem pertanian hortikultura.

Klaster itu menghasilkan berbagai macam produk sayuran, seperti daun bawang, cabai, tomat, kubis, sawi, dan lainnya.

Untuk pemasaran, mereka memiliki pengepul yang menerima hasil panen dari para petani untuk dijual atau didistribusikan kembali ke masyarakat.

Namun, Fidayat mengakui, omzet yang dihasilkan tidak menentu karena mengikuti harga pasar yang cenderung naik turun.

KlasterkuHidupku BRI tingkatkan kesejahteraan

Lebih lanjut, Fidayat mengatakan, sejak tergabung dalam program KlasterkuHidupku dari BRI, ia dan anggota lainnya merasakan dampak yang lebih positif dibandingkan sebelum bergabung.

Berbagai bantuan diberikan BRI, termasuk pembiayaan yang menjadi tambahan pendanaan atau modal untuk masing-masing anggota dalam mengembangkan usahanya.

“Kelompok kami juga mendapatkan bantuan dari BRI, seperti mesin cultivator, tangki semprot untuk spray, dan alkon untuk pompa air lengkap dengan selangnya juga. Alat-alat ini sangat membantu dalam meningkatkan produktivitas anggota kelompok,” jelasnya.

Selain bantuan berupa pinjaman dan bantuan peralatan usaha, klaster usaha tersebut juga mendapatkan pembinaan yang meningkatkan pengetahuan anggota.

Salah satu bantuan yang didapatkan adalah pelatihan dalam mengatasi hama. Fidayat menyebutkan, masalah itu menjadi salah satu tantangan terbesar bagi para petani di Isano Mbias.

“Hama jadi salah satu tantangannya. Saat cuaca panas kalau kita tanam daun bawang, hama akan lebih susah diatasi. Dengan adanya pelatihan dari BRI, kami bisa menambah wawasan,” jelasnya.

Sebagai ketua klaster, Fidayat mengaku sangat bersyukur dengan berbagai program BRI dalam mendukung para petani di wilayah tersebut.

“Saya mengucapkan banyak terima kasih untuk BRI karena sudah memberikan dukungan kepada klaster usaha kami seperti alat-alat yang diberikan sehingga membantu produktivitas kami,” katanya.

Dia juga mengaku terbantu dengan adanya bantuan pinjaman yang bisa menambah modal klaster.

Fidayat berharap, kerja sama dengan BRI bisa terus berjalan berkesinambungan dan para petani semakin dimudahkan jika membutuhkan bantuan, baik modal, alat, dan lainnya.

“Semoga kerja samanya berjalan terus untuk membantu dan mengapresiasi petani yang lain,” tuturnya.

Dalam kesempatan terpisah, Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengungkapkan, pemberdayaan Klaster Usaha merupakan pemberdayaan kepada kelompok usaha yang terbentuk berdasarkan kesamaan usaha dalam satu wilayah.

Dengan begitu, sebut dia, klaster tersebut menciptakan keakraban dan kebersamaan dalam peningkatan maupun pengembangan usaha para anggotanya.

"Hingga akhir Desember 2024, BRI memiliki 38.574 klaster usaha yang tergabung dalam program KlasterkuHidupku dan 47,61 persen di antaranya merupakan klaster pertanian," ungkap Supari.

Supari menambahkan, program pemberdayaan klaster merupakan salah satu bentuk dukungan nyata komitmen BRI dalam mendukung Asta Cita terutama dalam mendorong swasembada pangan.

"Strategi bisnis mikro akan fokus pada pemberdayaan di depan pembiayaan. BRI berkomitmen membantu pelaku UMKM agar mereka punya kerangka pemberdayaan, mulai dari fase dasar, integrasi, hingga interkoneksi," ungkapnya.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau