KOMPAS.com – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung pengembangan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia.
Salah satu langkah strategis yang dilakukan BRI adalah mempercepat penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) sambil menjaga kualitas kredit yang disalurkan.
Sepanjang 2024, BRI berhasil menyalurkan KUR sebesar Rp 184,98 triliun, menjadikannya bank dengan penyaluran KUR tertinggi di Indonesia.
Baca juga: Cara Terdaftar Jadi Penerima Dana PIP, Siswa SD-SMA Ikuti Langkah Ini
Dana tersebut tersalurkan kepada lebih dari 4 juta pelaku UMKM di berbagai wilayah, sehingga memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Keberhasilan KUR ini diiringi dengan terjaganya kualitas kredit.
Direktur Utama BRI Sunarso menjelaskan bahwa strategi manajemen KUR yang diterapkan berhasil menjaga tingkat non-performing loan (NPL) di angka 2 persen. Hal ini mencerminkan manajemen risiko yang baik dalam penyaluran kredit ke segmen UMKM.
“KUR ini 100 persen bersumber dari dana bank yang dihimpun dari masyarakat, deposito, tabungan, dan giro. KUR diberikan kepada masyarakat yang belum bankable, tetapi feasible. Jika terjadi kredit macet, 70 persen risiko ditanggung asuransi dan 30 persen oleh bank. Saat ini, NPL KUR berhasil kami jaga di sekitar 2 persen,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Kamis (23/1/2025).
Baca juga: Paula Verhoeven Rayakan Lebaran Bareng 2 Putranya, Masak Mie Goreng hingga Makan Durian
Pernyataan tersebut disampaikan Sunarso dalam wawancara di kanal YouTube Hermanto Tanoko, dalam diskusi bertema “BBRI Pilar Utama Perbankan Nasional: Peluang Besar di 2025”, Rabu (22/1/2025).
Ia juga menyebut bahwa NPL sebesar 3 persen pada segmen UMKM masih dianggap wajar, mengingat karakteristik UMKM berbeda dari kredit korporasi.
Pada tahap awal, fokusnya adalah memperluas jangkauan nasabah tanpa seleksi yang terlalu ketat, diikuti oleh pemeliharaan di tahap menengah, dan pengelolaan risiko di tahap akhir.
Baca juga: Usaha Sepi Usai Direview Food Vlogger, Sidik Eduard: Seneng Mereka Jujur, tapi...
Strategi tersebut memungkinkan BRI untuk tetap mendukung pertumbuhan UMKM sambil menjaga kesehatan portofolio kreditnya.
Upaya BRI tersebut sejalan dengan Asta Cita pemerintahan Presiden Republik Indonesia (RI) Prabowo Subianto dan Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka.
Utamanya, Asta Cita ketiga, yaitu meningkatkan lapangan kerja berkualitas, mendorong kewirausahaan, serta Asta Cita keenam dalam hal mendorong pemerataan ekonomi dan pengentasan kemiskinan.
Baca juga: Dedi Mulyadi Tanya Siapa Potong Kompensasi Sopir, Ini Jawaban Dadang Dishub
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) juga disebut berperan aktif mempercepat implementasi Asta Cita tersebut.
Implementasi yang dimaksud, mulai dari hilirisasi, pembangunan infrastruktur, pelayanan masyarakat, stabilisasi harga pangan, hingga pengembangan sumber daya manusia dan energi berkelanjutan.
Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan bahwa kolaborasi lintas kementerian dan lembaga merupakan langkah strategis dalam menghadapi tantangan pembangunan yang semakin kompleks.
"Dalam waktu kurang dari 100 hari, kami telah menunjukkan langkah nyata dan dampak langsung yang dirasakan masyarakat. Hal ini menjadi bukti bahwa gotong royong adalah kunci keberhasilan," ucapnya, Senin (20/1/2024).