KOMPAS.com – Penggunaan smartphone atau ponsel pintar pada anak sudah tak terelakkan lagi di era digital. Bagaimana tidak? Orang dewasa di sekeliling anak sudah menggunakan gawai, termasuk orangtua. Ditambah lagi, pembelajaran saat ini sudah memadukan penggunaan gadget.
Hal ini membuat waswas orangtua. Pasalnya, anak menjadi mudah terpapar konten berbahaya dan negatif di media sosial, situs web, ataupun gim.
Konten-konten ini akan memengaruhi tumbuh kembangnya, baik secara kesehatan, sosial, maupun akademik.
Paparan konten kekerasan, seksualitas, dan kriminalitas, misalnya, dapat meningkatkan agresivitas serta mengubah pandangan terhadap nilai dan sistem sosial.
Anak juga berpotensi kecanduan terhadap konten tersebut, apalagi algoritma di media sosial kerap merekomendasikan konten-konten sejenis.
Akibat kecanduan dan kerap menggunakan smartphone, aktivitas fisik anak, bermain, membaca, belajar, bersosialisasi dengan teman sebaya atau keluarga pun menjadi berkurang.
Hal tersebut turut menghambat perkembangan fisik, mental, dan sosial anak. Pada kesehatan fisik, anak berisiko terkena obesitas, gizi buruk, dan masalah kesehatan mata.
Kemampuan bersosialisasi dan fokus anak jadi berkurang. Hal ini akan berimbas terhadap prestasi akademik dan pertemanan.
Cara mudah lindungi anak dari konten berbahaya
Meski berisiko punya dampak negatif, tak dapat dimungkiri, penggunaan gadget pada anak juga punya dampak positif. Anak bisa mendapatkan informasi pendidikan secara mudah. Ia juga dapat mengembangkan kreativitas dan potensi diri.
Akses smartphone juga memudahkan anak berkomunikasi dengan guru, teman sebaya, dan orangtua. Konten-konten positif pada jagat maya pun dapat menjadi sumber pembelajaran yang efektif dan hiburan yang tepat.
Untuk memaksimalkan dampak positif dan mengeliminasi dampak negatif, orangtua punya peran besar dalam membimbing serta membatasi paparan konten pada anak.
Orangtua perlu membatasi penggunaan smartphone dan konsumsi konten. Khusus anak SD hingga SMP, konsumsi konten dibatasi maksimal 2 jam per hari. Anak yang belum masuk SD bahkan tidak boleh mengonsumsi konten sama sekali.
Kemudian, anak yang duduk di bangku SMA hanya boleh mengonsumsi konten selama 2-3 jam per hari.
Orangtua juga wajib menyesuaikan konten yang boleh diakses anak dan sesuai usianya. Konten ini harus tidak mengandung kekerasan, pornografi, dan hal bersifat diskriminatif.
Cegah dengan layanan ProtekSi Kecil
Untuk pembatasan akses konten, orangtua dapat memanfaatkan layanan ProtekSi Kecil dari Telkomsel. Layanan ini dapat mengatur akses internet anak melalui jaringan Telkomsel.
Orangtua pun bisa menjauhkan anak dari akses konten-konten berbahaya, seperti kekerasan dan pornografi atau paparan iklan produk berbahaya semisal rokok serta minuman alkohol.
Layanan ProtekSi Kecil memiliki dua fitur penting untuk melindungi anak. Pertama, pembatasan akses ke situs berbahaya atau tidak sehat berdasarkan kategori yang dipilih. Anak akan mendapatkan peringatan saat ia mengakses situs tersebut.
Kedua, pengaturan waktu. Orangtua dapat melakukan pengaturan waktu akses internet anak melalui jaringan Telkomsel.
Cara mengakses layanan ProtekSi Kecil pun mudah. Orangtua hanya perlu membeli layanan tersebut di MyTelkomsel. Setelah membeli, orangtua akan mendapatkan tautan menuju dashboard ProtekSi Kecil melalui SMS. Dashboard juga bisa diakses di mega menu aplikasi MyTelkomsel.
Adapun kategori pembatasan akses situs web pada layanan ProtekSi Kecil sangat banyak, mulai dari hiburan, olahraga pornografi, hingga media sosial.
Dengan layanan ProtekSi Kecil, orangtua pun tak perlu khawatir saat anak menggunakan smartphone. Sebab, orangtua bisa mengatur situs dan waktu anak mengakses konten di smartphone mereka.
Yuk, segera gunakan layanan ProtekSi Kecil dari Telkomsel untuk masa depan anak. Cek informasi selengkapnya seputar layanan tersebut di laman berikut.
Selain pembatasan, hal terpenting lain adalah orangtua perlu meningkatkan komunikasi dan bonding bersama anak melalui berbagai kegiatan bersama. Orangtua juga perlu memberi contoh cara menggunakan smartphone dengan bijak dan baik.