Advertorial

Hadiri BRI Microfinance Outlook 2025, Chief Economist ADB Soroti Signifikansi Digitalisasi bagi UMKM

Kompas.com - 03/02/2025, 19:46 WIB

KOMPAS.com - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI terus mendorong pertumbuhan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia melalui inisiatif strategis yang berfokus pada digitalisasi, inklusi keuangan, serta pemberdayaan berbasis ekosistem.

Salah satu inisiatifnya adalah penyelenggaraan BRI Microfinance Outlook 2025 dan BRI UMKM EXPO(RT) 2025 di ICE BSD, Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis (30/1/2025).

Chief Economist Asian Development Bank (ADB) Albert Francis Parkyang hadir di acara tersebut mengatakan bahwa UMKM tidak hanya membutuhkan akses kredit, tetapi juga membutuhkan digitalisasi usaha agar dapat berkembang berkelanjutan.

Park menilai, digitalisasi menjadi faktor penting yang memungkinkan UMKM mengatasi keterbatasan modal dan akses pasar. Digitalisasi, lanjutnya, mampu mendorong pertumbuhan UMKM dan mewujudkan potensinya.

Melalui digitalisasi, usaha kecil dapat mengatasi hambatan investasi yang sering dihadapi bisnis tradisional. Misalnya, pelaku UMKM tidak lagi membutuhkan toko fisik untuk berjualan secara daring. Dengan berjualan secara online, mereka bisa menjangkau lebih banyak pelanggan, termasuk di pasar internasional.

“Platform digital juga dapat membantu UMKM mengembangkan usaha dengan lebih efisien serta meningkatkan pengelolaan bisnis, akses informasi, dan inovasi,"kata Park dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Senin (3/2/2025).

Selaras dengan itu, BRI berkomitmen untuk terus memperluas ekosistem digital yang mendukung pertumbuhan UMKM melalui berbagai inisiatif berbasis teknologi, seperti BRI LinkUMKM.

Platform online itu bertujuan membawa UMKM Indonesia naik kelas melalui rangkaian program pemberdayaan terpadu. Saat ini, platform ini telah dimanfaatkan 8,9 juta pengguna di seluruh Indonesia. 

Sebagai bagian dari pengembangan UMKM, BRI mengelola 54 Rumah BUMN. Rumah BUMN menjadi wadah bagi kolaborasi BUMN dalam membentuk digital economy ecosystem melalui pembinaan UMKM di berbagai daerah.

Selain itu, BRI memiliki PARI yang merupakan integrated commodity platform untuk memberikan kemudahan pelaku ekosistem berdasarkan komoditas. Saat ini, PARI telah digunakan 85.298 pengguna.

Chief Economist Asian Development Bank (ADB) Albert Francis Park. DOK. BRI Chief Economist Asian Development Bank (ADB) Albert Francis Park.

Park melanjutkan bahwa UMKM memiliki peran besar dalam perekonomian Indonesia, terutama dalam penyerapan tenaga kerja. UMKM menyerap sekitar 60 persen dari total tenaga kerja di Indonesia. Angka ini setara dengan negara-negara lain di Asia Tenggara.

Jika melihat pangsa kredit perbankan, proporsi pinjaman perbankan yang diberikan kepada UMKM telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir, yakni 20 persen. Angka ini sejalan dengan tren di Asia.

“Jika dibandingkan produk domestik bruto (PDB), porsinya lebih kecil, yakni sekitar 7 persen. Jadi, ada kemajuan, tetapi masih terdapat ruang untuk perbaikan,"ujar Park.

Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan bahwa BRI UMKM EXPO(RT) 2025 dan BRI Microfinance Outlook (MFO) 2025 digelar secara bersamaan. Sebelumnya, kedua acara dilaksanakan secara terpisah.

Ia berharap, penyelenggaraan dua acara tersebut secara bersamaan dapat mendukung Asta Cita Presiden Prabowo Subianto untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang inklusif, berdaya saing, dan berkelanjutan.

Melalui kehadiran pembicara terkemuka, Sunarso juga berharap, BRI Microfinance Outlook (MFO) 2025 dapat memberikan gagasan strategis terkait tantangan ekonomi global dan domestiksertapolicy responses untuk mengatasinya.

Bagi BRI, lanjut Sunarso, inisiatif tersebut menjadi aspek krusial dalam merumuskan strategic responses dan action plan yang tepat guna mendukung Asta Cita.

“BRI ingin menempatkan UMKM sebagai pilar utama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan,” ucap Sunarso.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau