Advertorial

Dari Silungkang ke Pasar Dunia, Ini Perjalanan Unici Songket Perkenalkan Warisan Budaya Sumbar

Kompas.com - 04/02/2025, 15:17 WIB

TANGERANG, KOMPAS.com – Sama seperti batik, di balik selembar kain songket tersimpan sejarah panjang tentang budaya, keahlian, dan identitas masyarakat asli Indonesia. Songket merupakan salah satu warisan budaya yang memiliki nilai tinggi sejak zaman kerajaan.

Keistimewaan kain tradisional itu tecermin dari teknik pembuatannya yang rumit menggunakan benang emas atau perak.

Setiap helai kain memerlukan waktu berminggu-minggu untuk diselesaikan dengan rangkaian proses yang tetap dijaga keasliannya secara turun-temurun.

Selain karena proses pembuatannya yang istimewa, songket juga dikenal sebagai simbol kemewahan dan status sosial dalam budaya Indonesia.

Tak mengherankan jika kehadirannya dalam berbagai momentum sakral menjadikan songket sebagai penanda prestis yang tetap dicari hingga kini.

Salah satu daerah yang masih menjaga tradisi ini adalah Silungkang, Sumatera Barat (Sumbar). Keindahan songket dari wilayah ini tidak hanya terletak pada motifnya yang sarat makna filosofis, tetapi juga dalam proses pembuatannya yang membutuhkan ketelitian luar biasa. 

Para perajin di Silungkang dengan sabar menenun benang emas dan perak, menciptakan mahakarya yang tak lekang oleh waktu.

Dari tangan-tangan terampil masyarakat Silungkang, lahirlah Unici Songket Silungkang, sebuah usaha yang didirikan oleh Fitri pada 2019. Fitri yang tumbuh di tengah keluarga perajin songket, melihat peluang untuk membawa kain warisan leluhurnya ke pasar yang lebih luas.

Awalnya, ia hanya membantu memasarkan hasil tenunan orang tuanya melalui media sosial (medsos). Namun, sambutan pasar yang luar biasa mendorongnya untuk lebih serius mengembangkan usaha ini.

"Awalnya saya hanya membantu pemasaran, tetapi ternyata banyak yang tertarik. Dari sana, saya berpikir untuk membangun merek sendiri," ujar Fitri saat wawancara dengan Kompas.com pada ajang BRI UMKM EXPO(RT) 2025 yang berlangsung di ICE BSD, Tangerang, Kamis (30/1/2025).

Tak butuh waktu lama, produk songket yang Fitri pasarkan langsung mendapat sambutan positif dari banyak pihak. Ini terlihat dari membludaknya jumlah pesanan yang ia terima.

Melihat hal tersebut, Fitri pun memberanikan diri mengembangkan usahanya meskipun saat itu baru memasuki masa awal pandemi Covid-19.

Ia mulai merekrut pengrajin dan membuka toko offline di wilayah Desa Santur, Kecamatan Berangin, Kota Sawahlunto, Sumbar.

Keputusan yang tampak berisiko itu nyatanya mampu membawa berkah bagi dirinya dan usahanya.

Adapun untuk mengakali kondisi pembatasan aktivitas yang diberlakukan pemerintah kala itu, Fitri membagi fokus penjualan dengan komposisi 70 persen online dan 30 persen offline.

Platform medsos Facebook menjadi saluran utama untuk menjangkau target pasar ibu-ibu. Sementara, Instagram dimanfaatkan untuk menyasar segmen yang lebih muda.

“Memasuki 2023, saya coba memperluas jangkauan pemasaran usaha ke berbagai platform e-commerce, termasuk TikTok Shop yang dilengkapi dengan fitur live selling. Kini, omzet bulanan Unici Songket Silungkang juga stabil di angka Rp 30 juta hingga Rp 50 juta per bulan,” ucap Fitri.

Manfaatkan pendampingan dari perbankan

Meski sukses dalam menjalankan usaha songketnya, Fitri menjelaskan bahwa dirinya masih memiliki ambisi untuk memperkenalkan produknya ke pasar global.

Keinginan itu juga dibarengi oleh hasratnya yang ingin memperkenalkan budaya lokal pada dunia internasional.

Namun, ia mengaku tak bisa menjalankan hal tersebut sendirian. Hal inilah yang mendorongnya untuk bergabung sebagai mitra binaan dari berbagai perusahaan. Salah satunya, dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI pada 2023.

Sebelumnya, usaha tenun songket milik Fitri telah mendapat pembinaan dari Bank Indonesia dan beberapa instansi lain.

Produk kain songket dari Unici Songket Silungkang. Dok. Kompas.com/Erlangga Satya Produk kain songket dari Unici Songket Silungkang.

Namun, keputusan untuk bergabung dengan program pembinaan BRI diakuinya mampu membuka lembaran baru dalam perjalanan usahanya.

"Alhamdulillah, program BRI ini sangat membantu kami. Sangat menunjang perkembangan usaha kami, baik dari segi pasar maupun penjualannya. Program pembinaan BRI terbukti memberikan dampak signifikan bagi perkembangan Unici Songket Silungkang,” terang Fitri.

Terkait BRI UMKM EXPO(RT), Fitri mengaku sudah mengikuti ajang ini sebanyak tiga kali sejak 2023.

Baginya, ajang tersebut sangat penting karena tidak hanya menjadi ajang pamer produk, tetapi juga wadah untuk memperluas jaringan dan berbagi pengalaman dengan sesama pelaku UMKM.

"Di sini, kami bisa saling kenal dengan UMKM secara nasional. kami juga bisa berbagi pengalaman, baik itu terkait produk maupun pengembangan usaha. Yang tidak kalah penting, BRI memberikan fasilitas yang luar biasa. Pada BRI UMKM EXPO(RT), kami diberikan tiket perjalanan pulang-pergi dari Padang, hotel, dan akomodasi selama acara " katanya.

Bagi Fitri, dukungan itu sangat berarti bagi UMKM, terutama dari segi finansial. Sebab, pelaku UMKM jadi bisa lebih fokus dalam mengoptimalkan peluang bisnis selama pameran.

Program pembinaan BRI tidak hanya berhenti pada penyelenggaraan pameran. Sebab, BRI juga mengadakan berbagai program lain, mulai dari business matching yang mempertemukan UMKM dengan potensial buyer hingga membuka peluang kerja sama yang lebih luas.

BRI juga aktif mendorong digitalisasi UMKM melalui pelatihan pemanfaatan marketplace dan e-commerce.

"Kalau biasanya kami hanya jualan di satu e-commerce seperti TikTok Shop, BRI menganjurkan untuk memperluas ke Lazada, Blibli, dan Tokopedia. Ada pelatihan khusus yang diberikan untuk memaksimalkan penjualan di platform digital," ungkap Fitri.

Fitri berharap, semua program pendampingan dari BRI bisa terus berjalan secara berkelanjutan.

“Semoga BRI semakin berjaya, sukses, dan omzetnya semakin melejit agar juga menular kepada kami UMKM. Dengan begitu, BRI bisa terus mendukung usaha-usaha UMKM," ucapnya.

 Dorong perkembangan UMKM

Saat memberikan sambutan pada BRI UMKM EXPO(RT) 2025, Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan bahwa BRI fokus kepada bisnis UMKM serta konsisten menumbuhkembangkan dan memberdayakan pelaku UMKM di Tanah Air.

Pada tahun ini, BRI UMKM EXPO(RT) 2025 diikuti oleh 1.000 UMKM terbaik yang berhasil lolos seleksi ketat. Jumlah tersebut meningkat dibandingkan tahun sebelumnya hanya 700 UMKM Bazaar.

“Dengan melihat pertambahan dari sisi peserta UMKM, BRI pun menargetkan sales volume tahun ini mencapai Rp 38 miliar,” kata Sunarso.

Jumlah pengunjung acara juga diproyeksikan mencapai 50.000 orang. Angka ini naik signifikan dibandingkan penyelenggaraan tahun sebelumnya dengan 26.315 pengunjung.

BRI juga menargetkan business matching senilai 89,4 juta dollar AS sepanjang 2025 atau setara Rp 1,44 triliun. Angka ini lebih tinggi dibandingkan capaian 81,3 juta dollar AS pada 2023.

Tahun ini, jumlah pembeli dan negara yang berpartisipasi dalam business matching diproyeksikan meningkat menjadi 94 buyers dari 33 negara, dibandingkan 86 buyer dari 30 negara pada 2024. 

Sebagai perbandingan, pada penyelenggaraan perdana, yakni 2019, business matching mencatat nilai 33,5 juta dollar AS dengan 16 buyer dari 7 negara. Nilai ini meningkat menjadi 57,5 juta dollar AS pada 2020, melibatkan 26 buyer dari 11 negara.

Tren positif tersebut berlanjut dengan pencapaian 81,3 juta dollar AS pada 2023. BRI juga berkolaborasi dengan Kementerian Perdagangan untuk mengadakan business matching secara rutin sebanyak dua kali dalam sebulan. Hal ini guna memperluas akses pasar ekspor bagi UMKM binaan BRI.

“Kami berharap, event ini dapat mendukung Asta Cita Bapak Presiden Prabowo Subianto untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang inklusif, berdaya saing, dan berkelanjutan," terang Sunarso.

Untuk informasi lebih lanjut terkait acara BRI UMKM EXPO(RT) 2025, silakan akses di laman berikut.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau