KOMPAS.com - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI secara konsisten mampu menjaga kinerja fundamental tetap solid.
Meski menghadapi tantangan ekonomi, BRI bisa mempertahankan profitabilitas dan sekaligus berperan aktif dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Dalam kanal YouTube Hermanto Tanoko, Direktur Utama BRI Sunarso menuturkan bahwa capaian positif tersebut mencerminkan kuatnya daya tahan BRI dalam menghadapi tantangan eksternal dan internal.
Bahkan, BRI mampu menjaga performa positif dengan tumbuh secara berkelanjutan. Meski tidak mudah, BRI dapat mempertahankan profitabilitas dan laba sama seperti tahun lalu.
“Saya ingin tegaskan bahwa fundamental BRI itu masih baik dan solid,” kata Sunarso dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa (4/2/2024).
Sunarso pun menyoroti aspek terpenting dalam menjaga keberlanjutan operasional bank, yakni kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR).
CAR alias rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) BRI yang tinggi, jelasnya, menunjukkan fondasi kuat untuk ekspansi bisnis dan mitigasi risiko. Adapun CAR BRI tercatat lebih dari 26 persen atau jauh di atas threshold Basel III.
Sunarso melanjutkan, BRI sebenarnya hanya membutuhkan CAR sebesar 17,5 persen untuk menutupi segala risiko sesuai ketentuan. Dengan CAR 26 persen, BRI memiliki ruang lebih dari 7 persen untuk penggunaan modal.
“Hal ini menunjukkan bahwa selama lima tahun ke depan, BRI tidak perlu menahan laba untuk memperkuat modal berapa pun laba yang dihasilkan dan berapa pun laba BRI memang harus dibagi,” ujarnya.
BRI, lanjut Sunarso, turut menjaga kualitas aset sebagai langkah strategis untuk memastikan bisnis perusahaan tetap sustain dalam jangka panjang.
BRI juga melakukan pengelolaan portofolio kredit untuk mengantisipasi potensi penurunan kualitas, termasuk menyediakan pencadangan yang mencukupi.
Dengan kondisi fundamental yang kokoh serta strategi bisnis yang tepat, BRI pun sanggup mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Hal ini dilakukan melalui pengembangan sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang merupakan pilar utama perekonomian Tanah Air.