TANGERANG, KOMPAS.com – Saat tren batu akik terjadi pada 2017, Helena Virgawati melihat potensi yang belum tergarap di pasar perhiasan.
Saat itu, batu akik identik dengan aksesori pria sehingga sulit membayangkan bahwa batu ini dapat menghiasi jemari atau leher perempuan.
Namun, Helena memutuskan untuk menyeriusi hobinya menciptakan kerajinan tangan dan mendirikan Bening by Helena, yakni usaha perhiasan yang fokus pada desain aksesori unik berbahan batu alam.
“Ketika saya memulai, tantangannya adalah mengubah persepsi bahwa batu akik juga bisa dipakai perempuan,” ujar Helena saat ditemui di gelaran BRI UMKM EXPO(RT) 2025 di ICE BSD, Tangerang, Banten, Kamis (30/1/2025).
Saat ini, salah satu produk unggulan Bening by Helena adalah aksesori yang menggunakan batu druzy, yakni sejenis batu permata dengan gugusan kristal kecil yang biasanya ditemukan di gua kapur. Helena mendatangkan batu ini langsung dari Pacitan, Jawa Timur.
“Keunikan batu ini membuatnya hanya ada satu desain untuk satu batu. Jadi, benar-benar eksklusif,” jelasnya.
Selain batu alam, Helena juga mendukung gerakan zero waste dengan menciptakan aksesori dari kantong kresek bekas dan sisa perca kulit yang diolah menjadi bros.
Kemudian, ada pula wire jewelry—perhiasan yang dibuat menggunakan kawat tembaga atau logam lain yang dirangkai dengan teknik tertentu, misalnya rajut.
Helena menilai bahwa teknik rajut kawat belum banyak digarap oleh crafter lain sehingga menjadi nilai tambah tersendiri. Mulai dari kalung, gelang, cincin, bros, hingga anting, semuanya dibuat dengan tangan secara teliti.
Tidak hanya itu, Bening by Helena juga melayani pesanan khusus, seperti tusuk konde dan tali masker. Fleksibilitas dalam desain ini menjadikan Bening by Helena tidak hanya sebagai produsen aksesori, tetapi juga sebagai medium ekspresi kreatif para pelanggannya.
Pelatihan dan pendampingan
Perjalanan Bening by Helena tak lepas dari keikutsertaannya dengan Rumah BUMN Bandung Bank BRI sejak 2018.
Melalui Rumah BUMN Bandung Bank BRI, Helena mendapatkan banyak pelatihan serta program pengembangan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), mulai dari keterampilan, manajemen, hingga soft skills.
“Pelatihan ini menarik karena bisa dilakukan secara online sehingga kami bisa belajar bersama UMKM dari seluruh Indonesia,” tuturnya.
Salah satu pelatihan yang paling berkesan baginya adalah soal pelatihan keuangan. Dia mengaku bahwa pencatatan keuangannya terbilang berantakan saat itu.
“Setelah (mendapat) pelatihan, saya jadi lebih paham bagaimana mengelola arus kas,” ujar Helena.
Tak sekadar menjadi peserta pelatihan, Helena bahkan pernah berbagi ilmu dengan menjadi tutor di Rumah BUMN Bandung Bank BRI. Baginya, berbagi pengalaman dengan sesama pelaku UMKM adalah bentuk kontribusi untuk mendukung ekosistem usaha kecil di Indonesia.
Keikutsertaan Helena dalam BRI UMKM EXPO(RT) 2025 juga menjadi salah satu momen penting dalam perjalanan bisnisnya
“BRI benar-benar memfasilitasi kami untuk memperkenalkan produk ke masyarakat. Event ini juga menjadi ajang bertemu dengan UMKM lain, membuka peluang kolaborasi, dan mendapatkan mentoring dari pelatihan-pelatihan yang diadakan,” jelas dia.
Melihat peluang besar dari event-event, seperti BRI UMKM EXPO(RT) 2025, Helena berharap kegiatan serupa bisa lebih sering diadakan, tidak hanya di kota-kota besar tetapi juga di daerah.
“Acara seperti ini penting untuk usaha kecil seperti kami agar bisa berkembang dan kelak go internasional,” harapnya.
Pada kesempatan terpisah, Direktur BRI Sunarso mengatakan bahwa BRI UMKM EXPO(RT) 2025 yang telah memasuki tahun keenam merupakan bagian dari strategi BRI dalam memperkuat peran UMKM sebagai motor penggerak perekonomian nasional.
"Sejalan dengan semangat penguatan peranan UMKM, BRI UMKM Expo(RT) 2025 bertujuan membuka akses UMKM ke pasar global, dengan misi utama meningkatkan kontribusi UMKM terhadap neraca perdagangan dan penyerapan tenaga kerja," ujar Sunarso dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Sabtu (1/2/2025).
Rangkaian kegiatan BRI UMKM EXPO(RT) 2025 mencakup expo, showcase UMKM terkurasi, business matching, UMKM Award, entertainment, dan art installation.
Antusiasme peserta dari tahun ke tahun juga terus meningkat. Hal ini terlihat dari jumlah UMKM yang lolos kurasi dalam tahun terakhir, yakni 502 UMKM pada 2022 dan 700 UMKM pada 2023. Angka ini meningkat dari 155 UMKM terlibat pada awal penyelenggaraannya, yakni 2019.
Tahun ini, sebanyak 1.000 UMKM terbaik berhasil lolos seleksi ketat selama sekitar satu bulan. UMKM ini dipamerkan dalam lima kategori utama, yaitu Home Decor and Craft (153 UMKM), Food and Beverage (358 UMKM), Accessories and Beauty (181 UMKM), Fashion and Wastra (273 UMKM), serta Healthcare and Wellness (35 UMKM).
Acara yang berlangsung pada 30 Januari hingga 2 Februari 2025 di ICE BSD City tersebut sukses dihadiri lebih dari 63.000 pengunjung.
“Pencapaian tersebut melampaui target sebanyak 50.000 pengunjung dalam empat hari,” ucap Sunarso.
Sementara itu, total transaksi hingga 1 Februari 2025 (3 hari pelaksanaan) mencapai Rp 38,9 miliar, melampaui target Rp 38 miliar selama 4 hari pelaksanaan BRI UMKM EXPO(RT) 2025.
Transaksi itu mencakup pembelian langsung di lokasi melalui electronic data capture (EDC) dan Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS), serta transaksi online yang dilakukan melalui e-commerce yang telah bekerja sama dengan BRI.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai BRI UMKM EXPO(RT) 2025, kunjungi https://briumkmexport.com.