Advertorial

Dari Hobi Masa Kecil, UMKM Rajut asal Medan Ini Bersiap Tembus Pasar Global

Kompas.com - 05/02/2025, 15:13 WIB

TANGERANG, KOMPAS.com – Anita M Simamora tidak pernah menyangka kecintaannya pada seni merajut yang dimulai sejak bangku sekolah dasar (SD) kini bisa berkembang menjadi bisnis menjanjikan.

Anita masih mengingat jelas momen pertama kali ia mengenal jarum dan benang rajut. Kala itu, di SD-nya, merajut diajarkan sebagai bagian dari pelajaran keterampilan. Dengan penuh semangat, ia mulai mempelajari teknik-teknik dasar kerajinan tangan tersebut, mencoba berbagai pola, dan menikmati setiap hasil yang dihasilkan tangannya sendiri.

“Sejak SD sudah ada pelajaran merajut. Saya suka sekali, (karena saya) sering latihan di rumah. Rasanya senang kalau bisa bikin sesuatu dengan tangan sendiri,” kenangnya saat berbicara dengan tim Kompas.com di BRI UMKM Expo(RT) 2025 yang diselenggarakan di ICE BSD, Tangerang, Kamis (30/1/2025).

Setiap kali menyelesaikan sebuah proyek rajutan kecil, seperti taplak meja atau sarung botol, ia merasa ada kepuasan tersendiri. Namun, seiring waktu, hobinya mulai terpinggirkan. Pendidikan dan karier menjadi prioritas, membuat benang dan jarum rajut hanya tersimpan di sudut rumah.

Hobi yang terlupakan, kembali dihidupkan

Lulus kuliah, Anita memasuki dunia kerja. Kesibukannya di perusahaan membuatnya hampir melupakan dunia rajut yang dulu sangat disukai. Namun, kecintaan itu tidak pernah benar-benar hilang. Setiap kali melihat rajutan indah, ia selalu merasa ada dorongan untuk kembali mencoba.

Saat akhirnya memasuki masa pensiun, ia kembali membuka lembaran lama yang dulu sempat ditinggalkan. Ia bergabung dengan komunitas perajut di Medan dan mulai menekuni keterampilan yang dulu pernah dipelajari.

“Dari situ, mulai muncul ide untuk menjadikannya bisnis,” katanya.

Singkat cerita, berdirilah Animers Craft pada 2020, sebuah usaha kecil berbasis rajutan handmade yang kini berkembang menjadi sumber penghasilan utama.

Dengan tekad kuat, Anita mulai memasarkan produknya secara perlahan. Awalnya, ia hanya membuat rajutan untuk pesanan kecil dari teman-teman. Namun, seiring waktu, ia melihat potensi besar dalam bisnis ini.

“Saya pikir, kalau ditekuni dengan serius, rajutan ini bisa jadi bisnis menguntungkan. Saya mulai berjualan, belajar pemasaran, dan mendaftarkan usaha secara resmi,” ujarnya.

Produk Animers Craft terdiri dari berbagai jenis, mulai dari tas rajut dengan desain mosaik yang eksklusif hingga gantungan kunci rajut yang lebih sederhana. Setiap produknya dibuat dengan tangan, memerlukan ketelitian dan kesabaran tinggi.

Satu tas rajut dengan motif mosaik, misalnya, bisa menghabiskan waktu pembuatan hingga lima hari untuk diselesaikan, tergantung tingkat kerumitannya.

Meskipun usaha masih tergolong kecil, Anita telah berhasil menarik perhatian pelanggan dari berbagai daerah di Indonesia. Bahkan, beberapa produknya sudah sampai ke Belanda melalui jasa titip seorang teman.

“Saya kirim ke teman di Jakarta, lalu dia yang meneruskannya ke Belanda. Saya masih belajar bagaimana bisa mengekspor produk secara resmi,” ungkapnya.

Menembus ajang bergengsi BRI UMKM Expo(RT) 2025

Tahun ini, Animers Craft menjadi salah satu dari 1.000 UMKM terpilih yang berpartisipasi dalam BRI UMKM Expo(RT) 2025. Mengusung tema "Broadening MSME's Global Outreach", ajang ini menjadi penegasan komitmen BRI dalam memberdayakan UMKM Indonesia agar bisa go global.

Sebagai UMKM yang masuk dalam kategori Home Decor & Craft, Animers Craft mendapat kesempatan untuk memamerkan produk-produknya kepada buyer dari dalam dan luar negeri.

“Saya mengikuti kurasi BRI dan akhirnya terpilih. Produk saya lolos karena teknik mosaiknya yang unik, yang tidak banyak dikuasai oleh perajut lain,” jelas Anita.

BRI UMKM Expo(RT) 2025 sendiri mencatatkan perkembangan yang luar biasa. Jika pada 2023 jumlah UMKM peserta sebanyak 500 untuk showcase dan 700 untuk bazar, tahun ini partisipasi meningkat menjadi 1.000 UMKM, yang dipamerkan dalam lima kategori utama.

Kelima kategori itu adalah Home Decor & Craft (153 UMKM), Food & Beverage (358 UMKM), Accessories & Beauty (181 UMKM), Fashion & Wastra (273 UMKM), dan Healthcare & Wellness (35 UMKM).

Selama empat hari penyelenggaraan hingga Minggu (2/2/2025), BRI UMKM Expo(RT) 2025 sukses mencatatkan total transaksi Rp 38,9 miliar, melampaui target Rp 38 miliar. Lebih dari 63.000 pengunjung hadir di pameran ini, termasuk 506 registered buyers dari 34 negara yang secara aktif mengikuti sesi business matching.

Direktur Utama BRI Sunarso menuturkan, hingga closing ceremony, total pengunjung yang hadir mencapai lebih dari 63.000 orang, melampaui target 50.000 pengunjung.

Lebih lanjut, Sunarso melaporkan fokus dan konsistensi perusahaan dalam memberdayakan UMKM. BRI telah menyalurkan kredit kepada UMKM sebesar Rp 106 triliun, mencapai 82 persen dari total kredit yang disalurkan. Selain penyaluran kredit, BRI juga melayani lebih dari 18 juta rekening tabungan nasabah UMKM.

"Melalui holding ultramikro, kami telah melayani total 50 juta nasabah UMKM, termasuk 36 juta nasabah ultramikro. Riset BRI Institute menunjukkan bahwa pemberdayaan UMKM membutuhkan lebih dari sekadar penyaluran kredit. Mereka juga perlu pendampingan dan edukasi," jelas Sunarso. 

Dirut BRI Sunarso (kiri) bersama sejumlah menteri dan pejabat terkait saat menyambangi area pameran BRI UMKM Expo(RT) 2025. KOMPAS.com/Hotria Mariana Dirut BRI Sunarso (kiri) bersama sejumlah menteri dan pejabat terkait saat menyambangi area pameran BRI UMKM Expo(RT) 2025.

Peluang pasar internasional

Salah satu momen penting dalam BRI UMKM Expo(RT) 2025 adalah sesi business matching yang mencatatkan realisasi kesepakatan bisnis sebesar 90,6 juta dollar AS atau setara Rp 1,5 triliun. Angka ini melebihi target awal 89,4 juta dollar AS.

Transaksi tersebut mencakup pembelian langsung di lokasi melalui EDC dan QRIS, serta transaksi online melalui e-commerce yang bekerja sama dengan BRI.

“Harapan saya (dengan mengikuti event ini) bisa mendapatkan buyer internasional. Kalau bisa masuk ke pasar global, saya juga bisa melibatkan lebih banyak perajut dari komunitas saya,” ujar Anita.

Menurutnya, pasar luar negeri lebih menghargai produk handmade ketimbang dalam negeri. Oleh karena itu, ia berencana memperluas pemasaran ke platform internasional seperti Etsy, yang dikenal sebagai marketplace khusus produk kerajinan tangan.

“Saya ingin masuk ke Etsy karena di sana produk handmade lebih dihargai. Namun, saya masih perlu belajar cara memasarkan dan menjangkau pembeli internasional,” katanya.

Dukungan pemerintah dan BRI untuk UMKM

Inisiatif BRI dalam menyelenggarakan BRI UMKM Expo(RT) 2025 menuai apresiasi dari pemerintah. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto yang hadir saat pembukaan acara menekankan pentingnya UMKM dalam perekonomian nasional.

“UMKM menyerap 97 persen tenaga kerja dan menyumbang lebih dari 60 persen PDB Indonesia. Inisiatif BRI yang melibatkan 1.000 UMKM ini sejalan dengan Asta Cita Presiden Prabowo untuk menciptakan lapangan kerja yang berkualitas,” ucapnya.

Hal senada turut disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Ia mengapresiasi peran BRI dalam mendukung UMKM, terutama dalam penguatan ekonomi nasional.

“Di tengah ketidakpastian global, ekonomi kita masih stabil di level 5 persen. Penguatan kesejahteraan yang dilakukan BRI dengan fokus pada UMKM sangat kami hargai karena akan bersinergi dengan upaya pemerintah,” ujarnya.

Program business matching yang sukses dalam acara ini juga akan terus berlanjut sepanjang 2025. BRI, bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan akan menyelenggarakan sesi business matching dua kali dalam sebulan untuk membuka lebih banyak peluang ekspor bagi UMKM Indonesia.

Dari seorang anak kecil yang belajar merajut di bangku SD hingga menjadi pengusaha yang kini berusaha menembus pasar global, perjalanan Anita bersama Animers Craft membuktikan bahwa ketekunan dan inovasi dapat membawa perubahan besar.

Animers Craft adalah contoh bagaimana produk lokal berkualitas tinggi memiliki daya saing global. Dengan dukungan dari BRI, Anita berharap, produknya tidak hanya dikenal di dalam negeri, tetapi juga di kancah internasional.

“Rajutan di luar negeri sangat dihargai. Saya ingin produk saya bisa sampai ke sana dengan skala yang lebih besar,” ujar Anita.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau