TANGERANG, KOMPAS.com - Bagi sebagian besar perempuan, aksesori bukan sekadar pelengkap penampilan. Lebih dari itu, aksesori bisa menjadi bentuk ekspresi diri dan cerminan gaya hidup.
Pengamatan terhadap hal itulah yang menginspirasi pria asal Lombok, Nusa tenggara Barat (NTB), Mahayusi, untuk mulai membangun bisnis aksesori mutiara dengan nama I Love Mutiara pada 2011.
Mahayusi mengatakan, pilihan untuk terjun ke bisnis aksesori bukan tanpa pertimbangan matang.
Sebab, potensi besar dan keberlanjutan usaha dalam sektor tersebut dinilainya lebih menjajikan ketimbang bisnis lain yang pernah ia geluti.
Sebelumnya, Mahayusi pernah menekuni bisnis home decor. Namun, bisnis ini tidak bertahan lama karena ia kesulitan dalam mendapatkan pangsa pasar.
Hal itu memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya memilih produk dengan pasar yang berkelanjutan.
“Aksesori mutiara memiliki daya tarik abadi, terutama bagi kaum perempuan yang selalu ingin tampil berbeda dalam setiap kesempatan. Di bisnis ini, saya bisa bertahan karena memang perempuan selalu butuh aksesori,” ujar Mahayusi saat wawancara dengan Kompas.com pada event BRI UMKM EXPO(RT) 2025 yang berlangsung di ICE BSD, Tangerang, Kamis (30/1/2025).
Saat ini, tambah Mahayusi, I love Mutiara hanya memiliki gerai offline yang berada di Pasar Seni Senggigi, Lombok.
Menariknya, Mahayusi memutuskan untuk tidak membuka toko online. Keputusan ini diambil karena karakteristik produk mutiara yang unik dan tidak selalu ready stock.
Oleh karena itu, ia lebih memilih untuk fokus melayani pelanggan secara langsung dan memastikan agar mereka bisa melihat serta memilih mutiara sesuai dengan karakteristik yang diinginkan.
Di lain sisi, hal tersebut jugalah yang menurutnya membuat bisnis aksesori mutiara sangat berharga dan unik.
Tidak ada mutiara yang sama persis. Ini juga yang membuat setiap produk punya keunikannya tersendiri dan terkesan eksklusif. Orang-orang justru hobi melihat keunikannya karena tidak ada barang yang sama lagi. Jadi, barang yang hari ini ada,belum tentu ada lagi pada hari berikutnya," terangnya.
Terkait harga, produk dari I Love Mutiara ditawarkan dengan rentang harga yang beragam. Harga termurah dimulai dari Rp 100.000. Sedangkan yang termahal bisa mencapai Rp 75 juta.
Variasi harga itu membuat produknya dapat dijangkau oleh berbagai kalangan, mulai dari wisatawan lokal hingga mancanegara.
Selain mengandalkan toko offline, Mahayusi juga memasarkan produknya di kapal-kapal pesiar yang bersandar di Lombok.
Langkah tersebut terbukti efektif untuk menjangkau pasar internasional, terutama wisatawan asing yang memiliki ketertarikan tinggi terhadap keindahan mutiara.
"Alhamdulillah, perkembangannya lumayan. Di kapal pesiar (produk terjual) kadang bisa dapat 300 dollar Amerika Serikat (AS) sampai 500 dollar AS," tutur Mahayusi.
Dapat dukungan perbankan
Setelah 14 tahun menjalankan bisnis I Love Mutiara, Mahayusi mengaku masih memiliki hasrat besar untuk terus mengembangkan usahanya secara lebih luas lagi.
Untuk mewujudkan itu, salah satu langkah yang ia ambil adalah dengan bergabung sebagai mitra usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) binaan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) TBK atau BRI.
"Saya bergabung dengan BRI karena ingin mengembangkan usaha. Awalnya saya adalah nasabah yang menabung di sana dan tertarik untuk jadi mitra UMKM mereka," kata Mahayusi.
Mahayusi mengungkapkan, keputusannya bergabung sebagai mitra BRI pada akhir 2024 memberikan pengalaman berbeda dengan program kemitraan lainnya.
Meski baru bergabung sekitar tiga bulan, Mahayusi sudah merasakan manfaat program kemitraan BRI.
Ia berkesempatan mengikuti pameran BRI UMKM EXPO(RT) 2025 dengan fasilitas lengkap, mulai dari transportasi, akomodasi hotel, hingga shuttle.
"Biasanya, kami harus memiliki pinjaman dulu baru bisa mengikuti program-program UMKM. Namun, di BRI tidak seperti itu. Untuk ikut di BRI UMKM EXPO(RT) ini, misalnya. Alhamdulillah, saya langsung lolos kurasi meski belum mengajukan pinjaman," tuturnya.
Bagi Mahayusi, keikutsertaannya pada ajang BRI UMKM EXPO(RT) 2025 adalah hal penting karena dapat membuka peluang bagi dirinya untuk memperluas jaringan bisnis dan mendapatkan mitra baru.
Ke depan, Mahayusi berharap, usahanya bisa terus berkembang. Ia juga optimistis dapat mempromosikan keunikan mutiara Lombok agar semakin dikenal luas, tidak hanya di dalam negeri tetapi juga pasar internasional.
Untuk BRI, ia ingin agar kemitraan dengan bank plat merah itu dapat terus membina lebih banyak UMKM dari Lombok.
"Saya berharap, BRI bisa membina lebih banyak UMKM dari Lombok yang belum mendapat kesempatan seperti ini. Banyak yang belum tahu cara mengakses pasar. Untuk teman-teman UMKM di Lombok, saya sarankan untuk bergabung menjadi mitra BRI. Dengan mengikuti program yang ada, kita bisa mendapatkan kesempatan mengikuti pameran seperti ini," ungkap Mahayusi.
Komitmen BRI dorong perkembangan UMKM
Saat memberikan sambutan pada BRI UMKM EXPO(RT) 2025, Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan bahwa BRI fokus kepada bisnis UMKM serta konsisten menumbuhkembangkan dan memberdayakan pelaku UMKM di Tanah Air.
Pada tahun ini, BRI UMKM EXPO(RT) 2025 diikuti oleh 1.000 UMKM terbaik yang berhasil lolos seleksi ketat. Jumlah tersebut meningkat dibandingkan tahun sebelumnya hanya 700 UMKM Bazaar.
“Dengan melihat pertambahan dari sisi peserta UMKM, BRI pun menargetkan sales volume tahun ini mencapai Rp 38 miliar,” kata Sunarso.
Jumlah pengunjung acara juga diproyeksikan mencapai 50.000 orang. Angka ini naik signifikan dibandingkan penyelenggaraan tahun sebelumnya dengan 26.315 pengunjung.
BRI juga menargetkan business matching senilai 89,4 juta dollar AS sepanjang 2025 atau setara Rp 1,44 triliun. Angka ini lebih tinggi dibandingkan capaian 81,3 juta dollar AS pada 2023.
Tahun ini, jumlah pembeli dan negara yang berpartisipasi dalam business matching diproyeksikan meningkat menjadi 94 buyers dari 33 negara, dibandingkan 86 buyer dari 30 negara pada tahun lalu.
Sebagai perbandingan, pada penyelenggaraan perdana, yakni 2019, business matching mencatat nilai 33,5 juta dollar AS dengan 16 buyer dari 7 negara. Nilai ini meningkat menjadi 57,5 juta dollar AS pada 2020, melibatkan 26 buyer dari 11 negara.
Tren positif tersebut berlanjut dengan pencapaian 81,3 juta dollar AS pada 2023. BRI juga berkolaborasi dengan Kementerian Perdagangan untuk mengadakan business matching secara rutin sebanyak dua kali dalam sebulan. Hal ini guna memperluas akses pasar ekspor bagi UMKM binaan BRI.
“Kami berharap, event ini dapat mendukung Asta Cita Bapak Presiden Prabowo Subianto untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang inklusif, berdaya saing, dan berkelanjutan," terang Sunarso.
Untuk informasi lebih lanjut terkait acara BRI UMKM EXPO(RT) 2025, silakan akses di laman berikut.