TANGERANG, KOMPAS.com – Umumnya, aksesori berupa perhiasan dibuat dari bahan emas dan perak agar memiliki nilai serta daya tarik tinggi sehingga bisa diminati banyak orang.
Namun, hal itu tak berlaku bagi pelaku usaha asal Mojokerto, Jawa Timur, Rosydah. Di tangannya, ia sukses menyulap kawat tembaga menjadi perhiasan cantik dan eksklusif.
Melalui brand Diamonte yang dibangunnya sejak 2018, Rosydah membuktikan bahwa kreativitas bisa mengubah material sederhana menjadi karya bernilai tinggi.
"Aksesori itu kan pelengkap atau atribut fesyen yang selalu dibutuhkan. Tak peduli bahan dasarnya apa yang penting itu, aksesorinya bisa menambah nilai bagi pengguna. Tinggal bagaimana kami (sebagai perajin) berinovasi dengan model dan produknya saja," ujar Rosydah saat wawancara dengan Kompas.com di ajang BRI UMKM EXPO(RT) 2025, Kamis (30/1/2025).
Rosydah menambahkan, hal yang membedakan Diamonte dengan merek perhiasan lain adalah teknik pembuatannya yang unik.
Dalam menciptakan produk aksesori Diamonete, Rosydah menerapkan teknik merajut pada kawat tembaga, sebuah metode yang umumnya digunakan untuk benang. Proses pembuatan ini dilakukan secara teliti demi menjamin kualitas setiap produk yang dihasilkan
Hasil rajutan kawat tembaga tersebut kemudian dikreasikan menjadi berbagai jenis aksesori, mulai dari bros, kalung, hingga gelang.
"Produk kami juga (diproduksi dengan jumlah) limited edition. Jadi, meski desainnya sama, setiap produk yang dihasilkan memiliki finishing yang berbeda-beda. Ini yang membuat setiap produk kami istimewa dan memiliki nilai seni tersendiri," jelas Rosydah.
Tak hanya unik, produk Diamonte juga unggul dari segi ketahanan. Penggunaan kawat tembaga sebagai material utama menjamin produk tidak mudah berubah warna dan ramah lingkungan.
Aspek keberlanjutan itu menjadi nilai tambah tersendiri di mata konsumen yang semakin peduli dengan isu lingkungan.
Adapun dalam mengembangkan produknya, Rosydah mengaku selalu memperhatikan tren fesyen terkini agar relevan dengan selera konsumen.
Berkat itu, produk Diamonte pun sukses mendapat respons yang cukup baik di pasar aksesori Tanah Air.
“Meski berbasis di Mojokerto, pasar Diamonte justru lebih kuat di kota-kota besar seperti Surabaya, Jakarta, dan Medan. Penerimaan pasar yang positif ini mampu membantu Diamonte untuk menghasilkan omzet belasan juta rupiah per bulan,” kata Rosydah.
Selain inovatif dan unik, salah satu keunggulan lain dari Diamonet adalah turut memberdayakan ibu-ibu rumah tangga dalam proses produksinya.
Menurut Rosydah, upaya tersebut penting dilakukan demi memberikan kesempatan bagi masyarakat sekitar untuk produktif secara ekonomi.
“Program pemberdayaan ini tidak hanya memberikan penghasilan tambahan bagi para ibu, tetapi juga membantu melestarikan keterampilan merajut di kalangan masyarakat,” ucapnya.
Sukses wujudkan impian go global
Membangun bisnis dari nol tentu butuh perjuangan panjang. Hal itulah yang dirasakan oleh setiap pelaku usaha, termasuk Rosydah. Ia sendiri ingin Diamonte tidak sekadar menjadi merek perhiasan lokal, tapi juga bisa merambah ke pasar internasional.
Mimpi itulah yang mendorongnya untuk terus mencari peluang dan kesempatan mengembangkan usaha.
Meski begitu, ia mengakui bahwa upaya tersebut butuh perjuangan keras dan tak kenal lelah. Oleh karena itu, ia melakukan berbagai upaya agar produk yang ia ciptakan bisa dikenal secara luas.
Terkait itu, salah satu upaya yang ia lakukan adalah dengan bergabung menjadi mitra usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) binaan dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI pada 2023.
Rosydah mengaku, ia banyak mendapatkan sejumlah program penting untuk bisa meningkatkan kualitas usahanya.
Program-program pelatihan tersebut menjadi nilai tambah bagi pengembangan Diamonte. Sebab, sebelum bergabung dengan BRI, Rosydah hanya mengandalkan transaksi domestik dan pihak ketiga untuk menembus pasar luar negeri.
Kini, berkat program pembinaan BRI, ia mendapat pengetahuan dan bekal yang cukup untuk melakukan ekspor secara mandiri.
"Merek saya jadi lebih dikenal dan dapat buyer potensial untuk selanjutnya. Ada keberlanjutan transaksi, jadi usaha saya bisa berkembang," tuturnya.
Tak hanya itu, kesempatan untuk go global juga ia dapatkan saat Diamonte sukses terpilih menjadi UMKM yang berhak mengikuti BRI UMKM EXPO(RT) 2024.
"Event ini luar biasa karena ada banyak pembeli dari dalam dan luar negeri. Keputusan untuk BRI UMKM EXPO(RT) jadi langkah tepat. Untuk penyelenggaraan tahun ini, kami juga terpilih menjadi salah satu dari 200 UMKM yang direkomendasikan untuk program ekspor,” terang Rosydah.
Sebelum menggelar event, tambah Rosydah, BRI mengadakan serangkaian program persiapan bagi para UMKM binaannya.
Salah satunya adalah pelatihan ekspor yang digelar secara daring dalam empat kali pertemuan. Program ini memberikan bekal penting bagi Rosydah dalam memahami seluk-beluk ekspor.
Melihat dampak positif program BRI terhadap usahanya, Rosydah berharap, bank pelat merah itu bisa menggelar lebih banyak acara serupa setiap tahunnya dan tidak hanya terpusat di Jakarta.
Menurutnya, event serupa perlu diadakan di kota-kota besar lainnya seperti Surabaya untuk memperluas jangkauan pemberdayaan UMKM.
"Mungkin kalau ada di area Surabaya dan kota besar lainnya jadi bisa mempermudah merek lokal seperti saya yang dari daerah. Sebab, sepengalaman saya, banyak juga merek di Mojokerto yang belum berani ikut kurasi seperti ini," jelas Umiro.
BRI dorong perkembangan UMKM
Saat memberikan sambutan pada BRI UMKM EXPO(RT) 2025, Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan bahwa BRI fokus kepada bisnis UMKM serta konsisten menumbuhkembangkan dan memberdayakan pelaku UMKM di Tanah Air.
Pada tahun ini, BRI UMKM EXPO(RT) 2025 diikuti oleh 1.000 UMKM terbaik yang berhasil lolos seleksi ketat. Jumlah tersebut meningkat dibandingkan tahun sebelumnya hanya 700 UMKM Bazaar.
“Dengan melihat pertambahan dari sisi peserta UMKM, BRI pun menargetkan sales volume tahun ini mencapai Rp 38 miliar,” kata Sunarso.
Jumlah pengunjung acara juga ditargetkan mencapai 50.000 orang. Angka ini naik signifikan dibandingkan penyelenggaraan tahun sebelumnya , yakni 26.315 pengunjung.
BRI juga menargetkan business matching senilai 89,4 juta dollar AS sepanjang 2025 atau setara Rp 1,44 triliun. Angka ini lebih tinggi dibandingkan capaian 81,3 juta dollar AS pada 2023.
Tahun ini, jumlah pembeli dan negara yang berpartisipasi dalam business matching diproyeksikan meningkat menjadi 94 buyers dari 33 negara, dibandingkan 86 buyer dari 30 negara pada tahun lalu.
Sebagai perbandingan, pada penyelenggaraan perdana, yakni 2019, business matching mencatat nilai 33,5 juta dollar AS dengan 16 buyer dari 7 negara. Nilai ini meningkat menjadi 57,5 juta dollar AS pada 2020, melibatkan 26 buyer dari 11 negara.
Tren positif tersebut berlanjut dengan pencapaian 81,3 juta dollar AS pada 2023. BRI juga berkolaborasi dengan Kementerian Perdagangan untuk mengadakan business matching secara rutin sebanyak dua kali dalam sebulan. Hal ini guna memperluas akses pasar ekspor bagi UMKM binaan BRI.
“Kami berharap, event ini dapat mendukung Asta Cita Bapak Presiden Prabowo Subianto untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang inklusif, berdaya saing, dan berkelanjutan," terang Sunarso.
Untuk informasi lebih lanjut terkait acara BRI UMKM EXPO(RT) 2025, silakan akses di laman berikut.