KOMPAS.com – Cinta bukan sekadar tujuan, melainkan sebuah perjalanan yang penuh makna. Dengan tema tersebut, musikal sinematik City of Love hadir untuk menyuguhkan kisah perjalanan cinta yang patut dirayakan.
Bertepatan dengan bulan kasih sayang, pertunjukan tersebut akan digelar di Plenary Hall, Jakarta International Convention Center (JICC), Jakarta, mulai Jumat (14/2/2025) hingga Minggu (16/2/2025).
City of Love mengisahkan lika-liku hubungan sepasang muda-mudi, Sandya dan Kala, yang tak direstui karena kisah masa lalu kedua orangtua mereka, Badai dan Kasih.
Disutradarai oleh sutradara kenamaan Hanung Bramantyo dan didukung penulis naskah Titien Wattimena, City of Love melibatkan kolaborasi para seniman lintas generasi.
Penata musik Tohpati, pengarah artistik Taba Sanchabakhtiar, dan deretan pemain berbakat turut berkontribusi dalam musikal ini.
Deretan pemain muda, seperti Devano, Maisha Kanna, dan Agatha Pricilla, akan membawakan peran utama. Mereka juga akan berbagi panggung dengan artis multitalenta, seperti Marcel Siahaan, Lukman Sardi, Andien, dan Aming.
Tak ketinggalan, artis senior, seperti Widyawati, Niniek L Karim, Marini, dan Yanti Airlangga, juga akan memeriahkan pertunjukan ini.
Bagi Hanung Bramantyo, proyek tersebut menjadi momen spesial yang menandai kembalinya dirinya ke dunia teater setelah bertahun-tahun berkecimpung di dunia sinema.
“Rasanya seperti pulang ke rumah sendiri. Dunia panggung harus diselamatkan. Saya akan all-out untuk proyek ini,” ujar Hanung dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa (11/2/2025).
Menurut dia, City of Love adalah perpaduan antara seni teater dan sinema yang menciptakan pengalaman baru bagi penonton.
"Ini drama musikal yang sangat dekat dengan dunia saya, yaitu sinema. Jadi, lahirlah konsep musikal sinematik," tambahnya.
Musikal tersebut mengambil latar cerita era 1930-an dengan sentuhan modern. Kombinasi ini menyajikan perjalanan cinta, keluarga, dan kehidupan yang penuh pesan moral.
Produksi dari Warisan Budaya Indonesia Foundation
Musikal sinematik City of Love diproduksi oleh Warisan Budaya Indonesia (WBI) Foundation, yakni yayasan yang dikenal aktif melestarikan dan mengembangkan kebudayaan Indonesia.
Ketua Umum WBI Foundation sekaligus produser musikal ini, Yanti Airlangga, menuturkan bahwa City of Love adalah wujud dari cita-citanya untuk menggabungkan nama-nama besar di dunia seni.
“Mempertemukan Mas Hanung, Lukman Sardi, Marcel, Devano, dan lainnya dalam satu proyek besar adalah mimpi lama saya. Kolaborasi ini diharapkan bisa menghadirkan pertunjukan yang membuat semua orang jatuh cinta,” ujar Yanti.
City of Love diharapkan menjadi terobosan baru dalam kreasi drama musikal di Indonesia. Tak hanya menyuguhkan cerita cinta yang mengharukan, musikal ini juga menyertakan elemen artistik yang memperkuat atmosfer cerita. Penonton diajak masuk ke dalam suasana cerita melalui instalasi panggung yang memukau.