Advertorial

City of Love Hadirkan Musikal Sinematik Rayakan Perjalanan Cinta

Kompas.com - 12/02/2025, 12:22 WIB

KOMPAS.com – Cinta bukan sekadar tujuan, melainkan sebuah perjalanan yang penuh makna. Dengan tema tersebut, musikal sinematik City of Love hadir untuk menyuguhkan kisah perjalanan cinta yang patut dirayakan.

Bertepatan dengan bulan kasih sayang, pertunjukan tersebut akan digelar di Plenary Hall, Jakarta International Convention Center (JICC), Jakarta, mulai Jumat (14/2/2025) hingga Minggu (16/2/2025).

City of Love mengisahkan lika-liku hubungan sepasang muda-mudi, Sandya dan Kala, yang tak direstui karena kisah masa lalu kedua orangtua mereka, Badai dan Kasih.

Disutradarai oleh sutradara kenamaan Hanung Bramantyo dan didukung penulis naskah Titien Wattimena, City of Love melibatkan kolaborasi para seniman lintas generasi.

Penata musik Tohpati, pengarah artistik Taba Sanchabakhtiar, dan deretan pemain berbakat turut berkontribusi dalam musikal ini.

Deretan pemain muda, seperti Devano, Maisha Kanna, dan Agatha Pricilla, akan membawakan peran utama. Mereka juga akan berbagi panggung dengan artis multitalenta, seperti Marcel Siahaan, Lukman Sardi, Andien, dan Aming.

Tak ketinggalan, artis senior, seperti Widyawati, Niniek L Karim, Marini, dan Yanti Airlangga, juga akan memeriahkan pertunjukan ini.

Bagi Hanung Bramantyo, proyek tersebut menjadi momen spesial yang menandai kembalinya dirinya ke dunia teater setelah bertahun-tahun berkecimpung di dunia sinema.

“Rasanya seperti pulang ke rumah sendiri. Dunia panggung harus diselamatkan. Saya akan all-out untuk proyek ini,” ujar Hanung dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa (11/2/2025).

Menurut dia, City of Love adalah perpaduan antara seni teater dan sinema yang menciptakan pengalaman baru bagi penonton.

"Ini drama musikal yang sangat dekat dengan dunia saya, yaitu sinema. Jadi, lahirlah konsep musikal sinematik," tambahnya.

Musikal tersebut mengambil latar cerita era 1930-an dengan sentuhan modern. Kombinasi ini menyajikan perjalanan cinta, keluarga, dan kehidupan yang penuh pesan moral.

Produksi dari Warisan Budaya Indonesia Foundation

Musikal sinematik City of Love diproduksi oleh Warisan Budaya Indonesia (WBI) Foundation, yakni yayasan yang dikenal aktif melestarikan dan mengembangkan kebudayaan Indonesia.

Ketua Umum WBI Foundation sekaligus produser musikal ini, Yanti Airlangga, menuturkan bahwa City of Love adalah wujud dari cita-citanya untuk menggabungkan nama-nama besar di dunia seni.

“Mempertemukan Mas Hanung, Lukman Sardi, Marcel, Devano, dan lainnya dalam satu proyek besar adalah mimpi lama saya. Kolaborasi ini diharapkan bisa menghadirkan pertunjukan yang membuat semua orang jatuh cinta,” ujar Yanti.

City of Love diharapkan menjadi terobosan baru dalam kreasi drama musikal di Indonesia. Tak hanya menyuguhkan cerita cinta yang mengharukan, musikal ini juga menyertakan elemen artistik yang memperkuat atmosfer cerita. Penonton diajak masuk ke dalam suasana cerita melalui instalasi panggung yang memukau.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau