KOMPAS.com – Industri manufaktur Indonesia semakin berkembang pesat dengan hadirnya teknologi terbaru yang meningkatkan efisiensi dan efektivitas produksi. Prima Tigon Global Group, melalui PT Prima Nano Coating, semakin menunjukkan komitmennya dalam memajukan industri manufaktur dengan menghadirkan mesin diamond-like carbon (DLC) pertama di Indonesia.
Mesin tersebut melakukan proses coating dengan menggunakan teknik physical vapor deposition (PVD) untuk menghasilkan lapisan DLC, yakni lapisan karbon yang mirip berlian pada permukaan suatu material. Keunggulan utama dari mesin ini adalah aplikasinya pada materi nonmetal, seperti aluminium, kertas, dan plastik.
Langkah inovatif tersebut diumumkan dalam seminar bertaraf internasional bertajuk "Cost Reduction, Quality, & Service Solution for All Industry" yang digelar di Nuanza Hotel & Convention, Cikarang, Jawa Barat, Jumat (31/1/2025). Seminar ini menandai langkah besar Prima Tigon Global Group dalam menghadirkan solusi industri yang lebih efisien dan berkualitas.
Prima Tigon Global Group juga mengadakan dua seminar untuk mengedukasi kalangan industri, yaitu seminar pertama dengan tema “Cost Reduction by New Coating Technology“ yang digelar pada 31 Oktober 2019 dan seminar kedua dengan Tema “Cost Reduction by New Coating Technology“ yang digelar 5 Juli 2024. Seluruh seminar ini dikoordinasi dan dipromotori oleh internal Prima Tigon Global Group.
Presiden Direktur Prima Tigon Global Group Beny Rustam menyampaikan bahwa perusahaannya akan mendatangkan tiga mesin DLC baru sepanjang 2025.
"Pada Februari, kami akan mendatangkan satu mesin baru, disusul satu mesin lagi pada April, dan satu lagi pada Oktober. Ini merupakan bagian dari komitmen kami dalam memajukan industri manufaktur di Indonesia," ujarnya.
Seminar itu sendiri menghadirkan berbagai pembicara ahli, seperti CEO PD2i Dr Pierre Collignon, General Manager IHI Hauzer M Takizawa, dan Doktor Fisika Universitas Brawijaya Ir DJ Joko HS MPhil PhD. Mereka membahas perkembangan teknologi manufaktur, terutama DLC.
Acara tersebut mendapatkan antusiasme tinggi dari peserta yang sebagian besar merupakan praktisi industri. Mereka aktif bertanya mengenai perkembangan teknologi terbaru yang dapat diaplikasikan di perusahaan mereka.
Seminar itu juga dihadiri oleh kalangan akademisi dari beberapa universitas ternama, seperti President University, Universitas Brawijaya, Institut Teknologi Bandung, Politeknik Manufaktur Bandung, Binus, ATMI Cikarang, dan ATMI Solo.
Pada hari yang sama, Prima Nano Coating juga berkolaborasi dengan Persatuan Insinyur Indonesia (PII) dengan menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk mengembangkan DLC coating. Momentum ini dilakukan bersamaan dengan gelaran Pelantikan Pengurus Pusat Badan Kejuruan Teknik Industri Persatuan Insinyur Indonesia (PP BKTI PII) Periode 2024–2027.
Nota kesepahaman itu ditandatangani oleh Ketua BK Teknik Industri PII Wiza Hidayat dan dihadiri langsung oleh Ketua Umum PII Ilham Akbar Habibie, Menteri Ketenagakerjaan Yassierli, dan Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/BKPM Todotua Pasaribu. Adapun kesepakatan dari Prima Nano Coating ditandatangani oleh Tri Hartono dan Dr Pierre Collignon sebagai penemu pertama kali PVD coating di dunia pada 1983.
Sebagai salah satu wujud keseriusan Prima Tigon Global Group dalam berkontribusi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang manufaktur, Prima Nano Coating juga menjalin kerja sama dengan Universitas Brawijaya. Penandatanganan nota kesepahaman ini diwakili oleh Dekan Fakultas MIPA Universitas Brawijaya Ratno Bagus Edy Wibowo SSi MSi PhD.
Efisiensi dan efektivitas
Sejalan dengan tema seminar "Cost Reduction, Quality, & Service Solution for All Industry", Prima Tigon Global Group melalui PT Prima Nano Coating juga memperkenalkan program Maglev Service.
Program tersebut memungkinkan proses coating dapat selesai hanya dalam waktu 8 jam. Program ini terinspirasi dari teknologi Maglev Train yang dapat melesat hingga 1.000 kilometer per jam. Teknologi ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas industri manufaktur di Indonesia dengan mengurangi waktu proses pelapisan tanpa mengorbankan kualitas.
Tiga pilar utama yang diusung dalam Maglev Service meliputi Cost Reduction and Quality, Service, dan Solution for All Industry. Pilar Cost Reduction and Quality berarti Prima Tigon Global Group menawarkan harga yang kompetitif tanpa mengorbankan kualitas.
Pilar Service mencakup layanan purnajual yang memastikan produk tetap berkualitas tinggi. Sementara itu, pilar Solution for All Industry menegaskan komitmen perusahaan untuk bekerja sama dengan berbagai mitra industri guna mendapatkan hasil terbaik.
Untuk mendukung tiga pilar tersebut, Prima Tigon Global Group tidak hanya mengandalkan prinsipal, tetapi juga memiliki tim engineering dan competence center yang solid. Tim ini bertugas memastikan bahwa teknologi dan layanan yang diberikan mampu memenuhi kebutuhan industri manufaktur di Indonesia dengan standar global.
Dukungan terhadap inovasi yang dihadirkan Prima Tigon Global Group juga mendapat apresiasi positif dari mitra yang telah bekerja sama dengan Prima Nano Coating. Salah satu testimoni datang dari HLI Green Power yang diwakili oleh Assembly Equipment Manager Bagus Ahmad Satrio.
"Dengan treatment ta-C yang diformulasikan khusus oleh tim Prima Nano Coating terhadap tab cutter yang kami gunakan untuk produksi massal baterai kendaraan listrik, HLI Green Power berhasil mendapatkan beberapa manfaat, seperti penurunan defect NG gap yang signifikan dan penghematan biaya hingga 63 persen dibandingkan dengan treatment ta-C yang dilakukan di luar negeri," ungkapnya.
Hasil uji coba menunjukkan bahwa dalam 1 hari trial, cutter yang telah menjalani treatment coating ta-C dari Prima Nano Coating berhasil menekan defect NG gap hingga 72 persen.
Selain itu, harga kompetitif yang ditawarkan oleh Prima Nano Coating memungkinkan HLI Green Power menghemat biaya produksi hingga 63 persen. Inovasi ini menjadi bukti nyata bahwa teknologi yang ditawarkan oleh Prima Tigon Global Group tidak hanya efisien, tetapi juga memberikan dampak positif bagi industri manufaktur Indonesia.
Perwakilan perusahaan vacuum treatment Chiyoda Kogyo Indonesia menambahkan bahwa setelah bekerja sama dengan PNC maka problem-problem coatingan yang ada di customer Chiyoda tidak ada lagi.
Hal serupa juga disampaikan perusahaan distribusi komponen mobil Adyawinsa Stamping Industries. Perusahaan ini merasakan manfaat nyata dari program cost reduction yang diterapkan PNC.
Sementara, perusahaan stamping, welding, bending, painting, dan die making untuk industri otomotif, Tri Centrum Fortuna, melaporkan peningkatan kualitas coating, harga lebih kompetitif, serta waktu produksi yang lebih efisien.
“Kami mengalami peningkatan umur pakai (life time) produk dan kualitas yang lebih baik sehingga membantu pelanggan mereka mengurangi biaya produksi,” produsen special cutting tools Sukses Mandiri Teknindo juga menanggapi.
Dengan hadirnya mesin DLC pertama di Indonesia, Prima Tigon Global Group melalui PT Prima Nano Coating semakin memperkuat posisinya sebagai pionir dalam industri PVD coating di Tanah Air. Langkah ini tidak hanya meningkatkan daya saing industri manufaktur nasional, tetapi juga membuka peluang kolaborasi dengan berbagai pihak dalam menciptakan solusi yang lebih inovatif dan berkelanjutan.