Advertorial

Cerita Sukses UMKM Binaan BRI, Hadirkan Batik Modern untuk Generasi Muda lewat Ethnic Gendhis

Kompas.com - 16/02/2025, 11:12 WIB

KOMPAS.com - Kecintaan Erna Suseno terhadap seni batik serta keinginan agar batik dapat digemari generasi milenial dan generasi Z (gen z), membawa perempuan paruh baya asal Yogyakarta ini membangun brand Ethnic Gendhis.

Menghadirkan produk artisan batik tulis nan stylish sekaligus relevan dengan zaman, Ethnic Gendhis kini menjadi salah satu pilihan mode generasi muda.

Tidak hanya menciptakan produk-produk yang menyasar konsumen milenial dan gen Z, Erna juga menggandeng anak-anak muda sebagai perajin batik. Tujuannya, agar dapat menciptakan motif dan desain yang sesuai dengan selera generasi muda. 

Selain itu, ia juga memberdayakan ibu-ibu rumah tangga yang ingin tetap dapat berkarya sekaligus menambah pendapatan di tengah tanggung jawab mengurus anak dan keluarga. 

Sejak didirikan pada 2018, produk Ethnic Gendhis telah dinikmati konsumen dari dalam hingga luar negeri, mulai dari Malaysia, Australia, Kanada, hingga Belgia.

“Saya merintis usaha Ethnic Gendhis sejak 2018. Sebelumnya, saya bekerja sebagai seorang pegawai. Namun, karena saya tidak bisa meninggalkan keluarga, akhirnya saya memutuskan untuk pensiun dini dan mulai menekuni batik," ujar Erna dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Minggu (16/2/2025).

Motivasi awal Erna membangun bisnis batik tidak hanya didasari oleh kesukaannya pada seni batik, tetapi juga rasa keprihatinan terhadap generasi muda, terutama gen Z yang kurang tertarik dengan batik. 

Dari situlah ia ingin berbuat sesuatu supaya anak-anak muda gen Z dapat menghargai batik dan menggunakan batik.

“Saya akhirnya menciptakan batik dengan motif-motif yang menarik bagi mereka dengan desain yang eye-catching. Warna-warna yang digunakan menyisipkan motif tradisional, kemudian dipadukan dengan pola-pola kontemporer. Tujuannya, agar anak-anak muda tertarik dan mau mengenakan batik," jelasnya.

Dari awalnya berfokus pada produksi kain batik, Erna kemudian memperluas usahanya ke bidang dekorasi rumah, menciptakan berbagai produk seperti sarung bantal, hiasan dinding, hingga sajadah dengan motif batik.

"Untuk sarung bantal kami jual dengan Harga Rp 180.000. Kalau kain wall decoration dibanderol Rp 250.000. Kain katun ukuran 2 meter dengan diameter 115 centimeter (cm) dibanderol mulai dari Rp 425.000. Bahannya beda-beda jadi harganya juga beda," terang Erna. 

Erna melanjutkan, pandemi Covid-19 yang melanda Tanah Air pada 2020 memberikan pelajaran berharga. 

Ia tersadar bahwa pemasaran online sangat penting untuk perkembangan bisnis. Untuk mengembangkan produk, Erna kerap mencari inspirasi melalui internet dan memantau tren mode, sambil tetap mempertahankan penggunaan warna-warna yang menarik perhatian.

Dari bisnis kain batik dan produk turunannya, Erna mampu meraih omzet yang cukup signifikan dengan pendapatan bulanan yang bisa mencapai puluhan juta.

Selama membangun usaha, Erna juga menjalin kerja sama dengan pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) lain, seperti dalam pembuatan boks dan tas untuk kemasan kain batik. 

Ia juga berkolaborasi dengan pembuat aksesoris, seperti kalung, yang memanfaatkan sisa-sisa kain.

"Saya juga mengikuti konsep zero waste. Meskipun belum sampai zero banget, tapi minimal sudah berusaha mengarah ke sana. Sisa-sisa kain dibuat jadi aksesoris yang lucu berkolaborasi dengan UMKM lain,” sambungnya.

Dukungan BRI untuk perkembangan Ethnic Gendhis

Sebagai UMKM yang dibina Rumah BUMN yang dikelola PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI, Erna mengakui bahwa BRI telah memberikan berbagai dukungan penting bagi perkembangan bisnis Ethnic Gendhis.

"Saya pernah mengikuti pelatihan dari Rumah BUMN BRI yang ada di Yogyakarta. Saya ikut beberapa pelatihan, termasuk dapat sertifikasi untuk desain, mulai dari tingkat pemula hingga advance. Banyak pelatihan yang diberikan BRI, saya ambil yang sesuai dengan kebutuhan saya," kata Erna.

Ia melanjutkan, BRI tidak hanya memberikan dukungan dalam hal pelatihan keterampilan dan manajerial, tetapi juga membantu pemasaran produk melalui berbagai kegiatan pameran dan business matching.

BRI UMKM EXPO(RT) 2025 dihadiri lebih dari 69 ribu pengunjung, mencatatkan transaksi lebih dari Rp 40 miliar dan berhasil merealisasikan kontrak ekspor mencapai 90,6 juta dollar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp 1,5 triliun. Dok. BRI BRI UMKM EXPO(RT) 2025 dihadiri lebih dari 69 ribu pengunjung, mencatatkan transaksi lebih dari Rp 40 miliar dan berhasil merealisasikan kontrak ekspor mencapai 90,6 juta dollar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp 1,5 triliun.

"Saya sudah ikut program BRI dari dulu. Sebelumnya BRILianpreneur. Saat pandemi Covid-19, saya juga ikut pameran virtual yang digelar BRI. Bantuan BRI untuk memasarkan produk secara online sangat membantu. Kami fokus stok barang dan BRI yang bantu memasarkan," kata Erna yang telah menjadi nasabah BRI sejak tahun 2018 dan pengguna BRImo.

Erna bersyukur bisa kembali mendapat kesempatan untuk terlibat dalam pameran BRI UMKM EXPO(RT) 2025 yang diselenggarakan di ICE BSD pada Kamis (30/1/2025) hingga Minggu (2/2/2025).

Secara khusus, dirinya juga mengapresiasi dukungan BRI yang bisa membawa 1.000 UMKM dan memfasilitasi semua kebutuhan UMKM.

"Kami senang bisa diajak mengikuti pameran kali ini. Pameran ini jadi kesempatan brand saya lebih dikenal luas. Saya juga bisa ketemu sama banyak pelaku UMKM yang hebat-hebat. Bisa berkenalan, ngobrol langsung dan saling memberikan energi positif," tambahnya.

Untuk diketahui, BRI telah sukses menyelenggarakan BRI UMKM EXPO(RT) 2025 yang resmi ditutup pada Minggu (2/2/2025). 

Melalui inisiatif strategis tersebut, BRI berkomitmen mendorong UMKM binaannya naik kelas dan menembus pasar internasional.

BRI UMKM EXPO(RT) 2025 dihadiri lebih dari 69 ribu pengunjung, mencatatkan transaksi lebih dari Rp 40 miliar dan berhasil merealisasikan kontrak ekspor mencapai 90,6 juta dollar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp 1,5 triliun.

Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan, BRI berkomitmen mendukung Asta Cita pemerintah, terutama dalam meningkatkan lapangan kerja yang berkualitas, mendorong kewirausahaan, mengembangkan industri kreatif, pemerataan ekonomi dan pengentasan kemiskinan. 

Dari sisi penyaluran kredit, BRI mencatatkan penyaluran kredit sebesar Rp 1.354,64 triliun atau tumbuh 6,97 persen secara tahunan atau year-on–year (YoY) dan seluruh segmen pinjaman tercatat tumbuh positif. 

“Penyaluran kredit BRI didominasi oleh segmen UMKM dengan porsi mencapai 81,97 persen dibandingkan dengan total kredit BRI, atau dengan nominal sebesar Rp 1.110,37 triliun,” imbuh Sunarso.

Dorongan bagi industri kreatif dan UMKM dilakukan lewat pembiayaan yang inklusif dan berkelanjutan, serta berbagai inisiatif pemberdayaan untuk menumbuhkembangkan UMKM yang menjadi pilar utama pertumbuhan ekonomi Indonesia.

“BRI fokus untuk menjaga stabilitas dan resiliensi kinerja, serta berkomitmen mendukung ekonomi kerakyatan, utamanya melalui pembiayaan yang inklusif dan berkelanjutan,” kata Sunarso.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau