Memuliakan Bahan Alami, Cahaya Naturals Hadirkan Perawatan Kulit Berbasis Kearifan Lokal

tumbuhan yang berkhasiat untuk kesehatan dan kecantikan kulit. Namun, banyak bahan alami berharga ini lebih dikenal di luar negeri ketimbang di negeri sendiri.

Tamanu oil dari pesisir Jawa dan tengkawang butter dari hutan Kalimantan, misalnya, telah lama digunakan sebagai bahan utama dalam produk perawatan kulit di luar negeri. Padahal keduanya berasal dari alam Indonesia.

Melihat potensi tersebut, Amadeus Pribowo bertekad untuk mengangkat bahan-bahan alami Indonesia menjadi produk berkualitas tinggi.

Hal itu bermula saat ia tinggal di Kanada untuk menempuh studi doktoralnya. Tinggal di negara empat musim, pria yang akrab disapa Bowo itu tak lepas dari masalah cuaca dan kulit.

Amadeus sendiri mengalami masalah kulit yang cukup serius. Musim dingin membuat kulitnya kering dan mengelupas. Sementara, di musim panas ia sering mengalami iritasi dan ruam.

“Kendati sudah mencoba berbagai produk termasuk krim steroid dari dokter, eksimnya tidak kunjung membaik dan malah semakin parah,” ujar Bowo kepada Kompas.com dalam wawancara tertulis, Kamis (13/2/2025).

Akhirnya, ia mencoba memakai sabun yang terbuat dari 100 persen bahan natural dari tumbuh-tumbuhan. Eksim yang dialaminya pun membaik dan tidak kambuh lagi.

Berangkat dari pengalaman itu, pada 2013 Bowo mulai melakukan riset terkait bahan-bahan dan cara produksi sabun natural dan mulai membuat sabun natural untuk konsumsi pribadi

Namun, saat kembali ke Indonesia, ia mengaku kesulitan untuk menemukan produk sabun natural sehingga memutuskan untuk melanjutkan memproduksi sendiri.

“Pada 2016, saya meluncurkan Cahaya Naturals dan berkembang ke produk natural untuk bayi dan anak-anak hingga saat ini,” terang Bowo.

Memuliakan bahan alami

Dengan visi menghadirkan perawatan kulit berbahan alami yang aman dan efektif, brand Cahaya Naturals kini mengembangkan berbagai produk yang ramah bagi kulit sensitif. Terutama, untuk bayi dan anak-anak. 

Ia pun menggunakan tamanu oil dari pesisir pantai Jawa dan Tengkawang butter dari hutan Kalimantan sebagai bahan baku produk.

“Kami menggunakan kedua bahan alam ini karena sudah terbukti secara scientific efektif membantu memperbaiki skin barrier sekaligus untuk memperkenalkan local ingredients kepada masyarakat Indonesia,” kata Bowo.

Untuk diketahui, Tamanu oil yang digunakan dalam produk Cahaya Naturals diekstrak dari biji pohon nyamplung (Calophyllum inophyllum) yang banyak ditemukan di pesisir Jawa. Minyak ini mengandung antioksidan tinggi dan memiliki sifat antiinflamasi yang membantu memperbaiki kulit rusak. 

Sementara itu, tengkawang butter berasal dari biji pohon meranti merah yang tumbuh di Kalimantan. Mentega alami ini dikenal karena kemampuannya melembapkan kulit secara intensif, menjadikannya pilihan ideal untuk produk perawatan kulit bagi bayi dan orang dewasa dengan kulit sensitif.

Untuk memastikan bahan-bahan ini diolah dengan standar terbaik, Bowo dan timnya melakukan berbagai riset dan bekerja sama dengan petani serta komunitas lokal. 

“Kami ingin membangun ekosistem yang tidak hanya menghasilkan produk berkualitas, tetapi juga memberdayakan masyarakat yang terlibat dalam rantai produksinya,” katanya. 

Ia juga menggandeng peneliti dari Kalimantan dan memperoleh dukungan dari USAID untuk mengembangkan pemanfaatan tengkawang secara lebih luas.

Saat ini, Cahaya Naturals telah berkembang menjadi merek yang tidak hanya dikenal di dalam negeri, tetapi juga mulai merambah pasar luar negeri. 

Kini, sudah ada sekitar 25 produk Cahaya Naturals, seperti sabun cair, sampo, losion, termasuk perawatan kulit untuk bayi.

“Produk-produk Cahaya Naturals kini telah diekspor ke Malaysia dan Singapura dengan respons positif dari konsumen di kedua negara ini,” paparnya. 

Bangun brand presence di mancanegara

Dukungan dari berbagai pihak juga menjadi faktor penting dalam perjalanan Cahaya Naturals. Salah satu tonggak penting dalam perkembangan bisnisnya adalah keterlibatannya dalam program BRI UMKM EXPO(RT) yang pertama kali diikutinya secara online saat pandemi. 

Program tersebut merupakan besutan perbankan plat merah, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI.

Keikutsertaan dalam kompetisi Pengusaha Muda Brilian (PMB) 2023 juga menjadi pencapaian besar, karena Cahaya Naturals berhasil meraih juara ketiga. Hingga kini, brand ini getol berpartisipasi dalam berbagai pameran dan program pengembangan UMKM yang diadakan BRI.

“Manfaatnya sangat besar, mulai dari akses pasar, promosi, pelatihan bisnis, hingga networking yang lebih luas,” ujar Bowo. 

Ia percaya bahwa dengan dukungan yang tepat, produk berbasis bahan alami dari Indonesia dapat bersaing di pasar global tanpa harus kehilangan identitas dan kualitasnya.

Dengan pendekatan berbasis riset, komitmen pada bahan alami, dan dukungan komunitas,

Cahaya Naturals terus berkembang sebagai brand lokal yang tidak hanya menghadirkan produk berkualitas, tetapi juga mengangkat kekayaan alam Indonesia ke panggung dunia.

Ke depan, Cahaya Naturals berambisi untuk semakin memperluas jangkauan pasarnya, baik di dalam negeri maupun di mancanegara.

“Kami ingin menjangkau lebih banyak keluarga di seluruh Indonesia dan membangun brand presence tidak hanya di Tanah Air, tetapi juga di mancanegara,” kata Bowo.

BRI dorong UMKM gaet pasar global

Dok. BRI Pembukaan gelaran BRI UMKM EXPO(RT) 2025 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD City, Tangerang Selatan, Banten, Jumat (30/1/2025).

Pada kesempatan sama, Direktur Utama BRI Sunarso menegaskan bahwa BRI berkomitmen dalam pengembangan bisnis UMKM di Indonesia. 

Perusahaan konsisten dalam mendorong pertumbuhan serta pemberdayaan pelaku UMKM agar mampu bersaing di tingkat global.

Untuk diketahui, ajang BRI UMKM EXPO(RT) 2025 diikuti oleh 1.000 UMKM terbaik yang telah melalui proses seleksi ketat. Jumlah peserta ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya mencapai 700 UMKM Bazaar.

“Melihat pertumbuhan jumlah peserta, BRI menargetkan pencapaian sales volume hingga Rp 38 miliar tahun ini,” ujar Sunarso.

Sementara itu, jumlah pengunjung pameran juga diperkirakan mengalami lonjakan hingga 50.000 orang, meningkat signifikan dibandingkan tahun lalu yang mencatat 26.315 pengunjung.

BRI juga memiliki target nilai business matching sebesar 89,4 juta dollar AS atau sekitar Rp 1,44 triliun sepanjang 2025, lebih tinggi dari capaian 2023 yang mencapai 81,3 juta dolar AS.

Selain itu, jumlah pembeli dan negara yang terlibat dalam business matching juga diperkirakan bertambah menjadi 94 buyer dari 33 negara, meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang mencatat 86 buyer dari 30 negara.

Sebagai catatan, pada gelaran perdana tahun 2019, business matching mencatat transaksi senilai 33,5 juta dolar AS dengan partisipasi 16 buyer dari 7 negara. Nilai ini terus meningkat menjadi 57,5 juta dolar AS pada 2020, dengan melibatkan 26 buyer dari 11 negara. Tren positif ini berlanjut hingga 2023 dengan total nilai business matching mencapai 81,3 juta dolar AS.

Sebagai bentuk dukungan lebih lanjut, BRI juga menggandeng Kementerian Perdagangan untuk mengadakan sesi business matching secara rutin, sebanyak dua kali dalam sebulan. Hal ini guna memperluas akses pasar ekspor bagi UMKM binaannya.

Pada kesempatan sama, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto mengapresiasi BRI. 

Airlangga mengatakan, BRI UMKM EXPO(RT) 2025 merupakan bukti nyata BRI dalam memberdayakan pelaku usaha UMKM yang merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia.

Menurut Airlangga, UMKM merupakan sektor yang menyumbang lebih dari 60 persen pendapatan domestik bruto (PDB) Indonesia dan menyerap 97 persen tenaga kerja. Namun, kontribusi mereka dalam perdagangan global masih dapat terus ditingkatkan. 

“Inisiatif BRI ini yang melibatkan 1.000 UMKM ini sejalan dengan Asta Cita Presiden Bapak Prabowo untuk menciptakan lapangan kerja yang berkualitas,” kata Airlangga.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai acara ini, silakan kunjungi https://briumkmexport.com/.