Advertorial

“BRI Peduli Yok Kita Gas” Edukasi Masyarakat untuk Jaga Lingkungan lewat Pengelolaan Sampah

Kompas.com - 22/02/2025, 19:26 WIB

KOMPAS.com – BRI Peduli yang menjadi payung dari Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI kembali menunjukkan komitmennya dalam mengatasi persoalan sampah serta menjaga kelestarian lingkungan melalui program BRI Peduli Yok Kita Gas.

Kali ini, BRI Peduli Yok Kita Gas diselenggarakan melalui kegiatan edukasi dan aksi pengelolaan sampah di Istana Maggot BSF, Kelurahan Kebonsari, Kecamatan Jambangan, Surabaya, Jawa Timur (Jatim).

Kegiatan tersebut digelar untuk memperingati Hari peduli Sampah yang jatuh setiap 21 Februari.

Dalam program itu, BRI Peduli melibatkan 100 masyarakat Kelurahan Kebonsari dan 50 pelajar dari SMP Negeri 36 Surabaya.

Adapun salah satu kegiatan edukasinya adalah pemilahan sampah. Pemilahan sampah dikenalkan sejak dari sumbernya untuk mendukung upaya daur ulang dan pengelolaan sampah yang lebih baik.

Lalu, ada juga kegiatan workshop pengolahan sampah. Di sini, peserta mendapatkan pemahaman tentang budi daya maggot black soldier fly (BSF) dan pembuatan ekoenzim.

Kemudian, para peserta pun diminta untuk mempraktikkan langsung pengolahan maggot BSF menjadi produk jadi dan pembuatan ekoenzim.

Tak hanya itu, peserta juga mendapatkan pemahaman tentang bank sampah. Peserta yang telah memilah dan mengumpulkan sampah bernilai ekonomis dapat menukarkannya dengan paket sembako yang telah disediakan.

Terakhir, BRI Peduli menyerahkan bantuan tempat sampah pilah kepada kelurahan dan sekolah untuk mendukung kebiasaan memilah sampah sejak dini.

Kegiatan BRI Peduli Yok Kita Gas di Kebonsari Surabaya berhasil mengumpulkan 73 karung sampah dengan jumlah sampah organik tereduksi sebanyak 20 kg, sampah anorganik 99,4 kg, serta potensi reduksi emisi gas karbon sebanyak 112,1 CO2 dan reduksi emisi gas metana sebanyak 98,6 CH4.

Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto mengatakan, program BRI Peduli Yok Kita Gas secara nyata telah memberikan dampak bagi masyarakat di berbagai wilayah di Indonesia, baik dari sisi sosial, ekonomi, maupun lingkungan.

“Hal ini sejalan dengan komitmen BRI mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) yang tersirat pada Pilar Pembangunan Sosial, Pilar Pembangunan Ekonomi, dan Pilar Pembangunan Lingkungan,” ujar Catur dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Sabtu (22/2/2025).

Catur menambahkan, masyarakat di berbagai wilayah di Indonesia, terutama di wilayah padat permukiman atau perkotaan telah mendapatkan banyak manfaat dari program BRI Peduli Yok Kita Gas.

Pengolahan maggot BSF menjadi produk jadi dan pembuatan ekoenzim oleh sejumlah siswi.Dok. BRI Pengolahan maggot BSF menjadi produk jadi dan pembuatan ekoenzim oleh sejumlah siswi.

Salah satu manfaat tersebut adalah mendapat wawasan tentang kondisi pengelolaan sampah untuk meningkatkan kesadaran terhadap lingkungan.

Kemudian, masyarakat juga mendapatkan keterampilan dalam memilah sampah dari rumah sehingga mampu mengatasi persoalan sampah dari rumah tangga.

Pengelolaan sampah organik menjadi pupuk dengan maggot BSF, lanjut Catur, menjadi salah satu contoh manfaat yang dirasakan dari pengelolaan sampah organik. Daur ulang ini pun dapat memberikan pendapatan tambahan bagi masyarakat.

“Manfaat lain adalah menumbuhkan pola pikir dan mental masyarakat untuk gemar menabung melalui program bank sampah,” kata Catur.

Dilaksanakan di 41 lokasi

Sejak digulirkan pada 2021, program BRI Peduli Yok Kita Gas telah dilaksanakan di 41 lokasi. Rinciannya adalah lima lokasi di pasar tradisional dan 35 lokasi di lingkungan masyarakat.

Untuk pengimplementasiannya, program BRI Peduli Yok Kita Gas dibagi ke dalam dua bentuk, yaitu Yok Kita Gas-Pasar Tradisional dan Yok Kita Gas-Stand Alone Location.

Penyaluran keduanya masing-masing dilakukan di lokasi bank sampah atau tempat pengelolaan sampah terpadu (TPST) yang telah dikelola oleh masyarakat di wilayah padat penduduk, baik di kota maupun desa.

Adapun sasaran utama program BRI Peduli Yok Kita Gas adalah untuk mendorong pengetahuan dan kesadaran masyarakat serta siswa mengenai pengelolaan sampah.

Selain itu, program tersebut juga bertujuan untuk mendorong kontribusi terhadap pengurangan emisi gas karbon yang dihasilkan dari limbah domestik.

Tercatat, program BRI Peduli Yok Kita Gas telah menyasar 38 bank sampah dengan total tabungan mencapai Rp 1,79 miliar.

Program tersebut juga mampu memproduksi 155 karung pupuk kompos, 1.250 kemasan pupuk organik cair (POC), 6.921,5 maggot, dan 777 ekoenzim.

Tak hanya itu, program BRI Peduli Yok Kita Gas telah memberikan manfaat dalam mendorong kelestarian lingkungan dengan menyerap 108.860 kg sampah organik dan 88.449,4 kg sampah anorganik.

Program tersebut juga berkontribusi dalam pengurangan emisi gas rumah kaca dengan potensi reduksi emisi dari sampah organik sebesar 5.442.000 kg CH?e dan 4.803.505.000 kg CO?e serta reduksi emisi gas metana dari sampah anorganik sebesar 221.123,5 kg CO?e.

“BRI Peduli Yok Kita Gas merupakan program pengelolaan sampah terpadu yang mengoptimalkan lahan dan sumber daya yang dimiliki secara berkelanjutan. Pada akhirnya, gerakan ini dapat meningkatkan kesehatan masyarakat, mendorong penciptaan energi bersih dan terjangkau, serta membantu penanganan perubahan iklim,” terang Catur

Selanjutnya, program BRI Peduli Yok Kita Gas akan menyasar kota-kota lain di Indonesia dan berkolaborasi dengan bank sampah yang sudah terbentuk di masyarakat.

“Kami juga bekerja sama dengan konsultan dalam pendampingan program, baik dalam pembangunan infrastruktur maupun pemberdayaan SDM bagi masyarakat yang terlibat dalam program ini,” jelasnya.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau