Advertorial

Resmi Diluncurkan, Bank Emas Pertama di Indonesia Perkuat Potensi Pengelolaan Emas di Indonesia

Kompas.com - 26/02/2025, 19:51 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Prabowo Subianto meluncurkan bank emas atau bullion bank di Gade Tower, Jakarta Pusat, Rabu (26/2/2025).

Peresmian tersebut dilaksanakan setelah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberikan izin kepada PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) dan Pegadaian—anggota Holding Ultra Mikro (UMi) di bawah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI—untuk melaksanakan kegiatan usaha bullion. BSI memperoleh izin pada 12 Februari 2025, sedangkan Pegadaian sejak 23 Desember 2024.

Pada peluncuran tersebut, Presiden merasa bangga karena menjelang 80 tahun merdeka, Indonesia akhirnya memiliki bank emas untuk pertama kali. Padahal, Indonesia memiliki cadangan emas keenam terbesar di dunia.

"Dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim, saya meresmikan layanan Bank Emas Pegadaian dan Bank Syariah Indonesia pada Rabu, 26 Februari 2025,” kata Prabowo.

Pada kesempatan sama, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan bahwa pemerintah berkomitmen memperkuat ekosistem alur pasok dan perdagangan emas nasional.

Peluncuran tersebut merupakan upaya meningkatkan produksi dan pengelolaan emas dalam negeri.

Erick menjelaskan, Indonesia memiliki potensi emas nomor enam di dunia, yakni 2.600 ton. Meski demikian, potensi ini belum dapat dimanfaatkan secara maksimal.

Cadangan emas Indonesia dalam bentuk batangan masih kalah dari Singapura. Singapura punya cadangan emas batangan 228 ton, sedangkan Indonesia 201 ton. Dengan kata lain, Indonesia masih tertinggal.

Meski demikian, Erick mengapresiasi langkah Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia yang berhasil meningkatkan produksi emas nasional dari 110 ton menjadi 160 ton per tahun.

“Dalam waktu lima tahun, Pegadaian bisa meningkatkan reserve emas 219 ton. Belum di BSI. Kalau di BSI 219 ton, ini sudah hampir 440 ton," kata Erick.

Erick menilai, potensi emas juga tampak pada simpanan yang beredar di masyarakat. Menurutnya, terdapat sekitar 1.800 ton emas yang dipegang masyarakat. Oleh karena itu, masyarakat harus diyakinkan agar menyimpan emas di bank-bank bullion.

"Kami ingin mengundang masyarakat untuk percaya kepada sebuah sistem keuangan formal. Kami harus meyakinkan mereka bahwa bank bullion merupakan tempat yang aman untuk menyimpan emas," ucap Erick.

Melalui Pegadaian dan BSI, lanjut Erick, masyarakat bisa menikmati layanan tabungan dan gadai emas. Bank bullion ini memudahkan masyarakat dalam menikmati berbagai layanan, seperti tabungan emas, gadai emas, deposito emas, pembiayaan emas, serta penitipan dan perdagangan emas secara langsung.

Erick menjelaskan, peluncuran layanan bank emas merupakan inisiatif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional hingga 8 persen. Ia berharap, inisiatif ini dapat memperluas industri keuangan dan mendorong pemerataan kesejahteraan masyarakat.

“Peluncuran bank emas merupakan bagian dari Asta Cita pemerintahan Presiden Prabowo-Gibran Rakabuming Raka. Pertumbuhan ekonomi 8 persen harus menjadi perluasan inklusi keuangan yang dapat mendorong kesejahteraan bagi masyarakat luas,” tuturnya.

Sebagai induk Holding Ultra Mikro, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI menyambut baik penunjukkan Pegadaian sebagai bullion bersama BSI.

Dengan status barunya, Pegadaian kini dapat menawarkan beragam layanan bullion, seperti Deposito Emas, Pinjaman Modal Kerja Emas, Jasa Titipan Emas Korporasi, serta Perdagangan Emas.

Selain memperkuat peran perusahaan dalam ekosistem ultramikro (UMi), inisiatif ini sejalan dengan visi besar Holding UMi untuk memperkuat ekosistem keuangan inklusif di Indonesia.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau