KOMPAS.com - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI menunjukkan kinerja solid dengan fundamental yang baik di tengah berbagai tantangan ekonomi.
Dengan strategi yang terukur dan pengelolaan risiko yang baik, perusahaan dapat fokus mengelola risiko jangka panjang, selain mengejar keuntungan. Salah satunya adalah dengan menyediakan cadangan yang cukup.
Meski menghadapi dinamika pasar, BRI tetap mampu membukukan kinerja positif sepanjang 2024. Hal ini menegaskan resiliensi perusahaan dalam menghadapi ketidakpastian.
Pada acara “Kompas 100 Outlook: Investasi Berkelanjutan di dalam Ekosistem Bisnis Global”, Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan bahwa kinerja positif tersebut merupakan hasil tata kelola bisnis dan manajemen risiko yang baik serta strategi kehati-hatian dalam menghadapi berbagai potensi risiko.
Menurutnya, BRI saat ini mengalami kondisi fundamental yang baik. Hal ini dibuktikan dengan capaian laba sebesar Rp 60,64 triliun.
“Laba tersebut tidak kami tahan karena modal sudah sangat kuat,” ujar Sunarso dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Jumat (28/2/2025).
Sunarso melanjutkan bahwa salah satu indikator utama fundamental BRI dapat dilihat dari pertumbuhan Pre-Provision Operating Profit (PPOP) BRI yang mencapai 9,6 persen secara tahunan atau year-on-year (yoy).
Hal tersebut menunjukkan bahwa BRI tetap bertumbuh secara organik di tengah kondisi ekonomi yang menantang.
“PPOP merupakan gambaran pertumbuhan secara real,” tuturnya.
BRI, lanjut Sunarso, sengaja menjaga laba tetap stabil sebagai langkah kehati-hatian dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi. Dengan strategi ini, perusahaan tidak terburu-buru mengejar keuntungan besar. Sebaliknya, BRI fokus pada pengelolaan risiko jangka panjang.
Kehati-hatian BRI terlihat dari non-performing loan (NPL) coverage ratio yang mencapai 215,05 persen per Desember 2024.
Dengan cadangan sebesar itu, Sunarso menyebut perusahaan masih memiliki cukup dana untuk mengantisipasi potensi kerugian apabila terjadi peningkatan jumlah pinjaman bermasalah, termasuk melalui penghapusbukuan (write-off) kredit macet.
“BRI memandang bahwa ke depan, masih ada ketidakpastian. Kami menyediakan ketenangan dengan menyediakan cadangan bantalan. Kalau terjadi apa-apa, kami aman karena cadangannya sudah tersedia,” kata Sunarso.
BRI juga memiliki strategi manajemen risiko yang solid. Strategi ini diimbangi komitmen perusahaan dalam memberikan keuntungan optimal bagi pemegang saham.
Pada pembagian dividen interim Tahun Buku 2024, BRI menyalurkan total dividen Rp 20,34 triliun. BRI menyetorkan Rp 10,88 triliun kepada negara sebagai pemegang saham mayoritas.
Kontribusi tersebut turut mendukung pembangunan ekonomi nasional melalui peningkatan penerimaan negara untuk berbagai program strategis negara.
Melalui strategi yang terukur dan pengelolaan risiko yang baik, BRI fokus pada kinerja berkelanjutan serta memberikan dampak positif yang luas bagi seluruh pemangku kepentingan.