KOMPAS.com – PT Pos Indonesia (Persero) atau dikenal PosIND kembali ditunjuk oleh Kementerian Sosial RI (Kemensos) sebagai mitra penyaluran beberapa jenis bantuan sosial (bansos) pada 2025.
PosIND bertugas menyalurkan bansos yang merupakan program berkelanjutan dari Kemensos, yaitu Program Sembako dan Program Keluarga Harapan (PKH).
Pada triwulan pertama 2025, PosIND mencatatkan capaian luar biasa dalam menyalurkan bansos tersebut.
Dalam waktu 10 hari kerja masa penyaluran serentak di sejumlah wilayah, target penyaluran bansos di berbagai wilayah berhasil direalisasikan dengan tingkat efisiensi dan akurasi yang baik.
Keberhasilan itu menjadi bukti komitmen PosIND sebagai mitra pemerintah yang andal, khususnya dalam pilar bisnis fund disbursement.
PosIND mendapat alokasi dana bansos PKH sebesar Rp 1.294.621.225.000 untuk disalurkan kepada 1.792.933 keluarga penerima manfaat (KPM). Berdasarkan data kinerja per Minggu (2/3/ 2025), realisasi penyaluran secara nasional sudah mencapai 90 persen.
Penyaluran bansos PKH tersebut meliputi 38 provinsi, 514 kabupaten/kota, 6.877 kecamatan, dan 57.435 desa.
Menurut laporan aplikasi PGC, penyaluran bansos di sejumlah kota telah mencapai lebih dari 95 persen dalam rentang waktu singkat. Capaian di beberapa wilayah bahkan melampaui target dengan tingkat keberhasilan mendekati 100 persen.
Realisasi penyaluran tertinggi berada di Provinsi Aceh dengan capaian 94,40 persen. Untuk tingkat kabupaten, realisasi capaian tertinggi berada di Aceh Barat sebesar 75,47 persen.
Kemudian, pada tingkat kecamatan, realisasinya bahkan telah mencapai 100 persen, yaitu di Kecamatan 2x11 Enam Lingkuang, Kecamatan 2x11 Kayu Tanam, dan Abeli.
Sementara itu, untuk bansos Program Sembako, PosIND mendapatkan alokasi dana sebesar Rp 1.800.023.400.000 yang dibagikan kepada 3.000.039 KPM. Berdasarkan data per Minggu (2/3/2025), realisasi penyaluran telah menyentuh 80,89 persen.
Penyaluran bansos tersebut mencakup 38 provinsi, 514 kabupaten/kota, 6.894 kecamatan, dan 56.638 desa. Realisasi penyaluran tertinggi juga terjadi di Provinsi Aceh dengan capaian sebesar 94,19 persen.
Pada tingkat kabupaten, realisasi penyaluran tertinggi di Aceh Barat dengan 93,46 persen. Realisasi penyaluran tertinggi di tingkat kecamatan tertinggi diperoleh Kecamatan 2x11 Enam Lingkuang dengan capaian 100 persen.
Selain Aceh, sejumlah wilayah lain juga mencatatkan capaian positif. Di Kota Surabaya, Jawa Timur, petugas pos berhasil menyalurkan Bansos PKH dan Program Sembako kepada ribuan penerima manfaat hanya dalam waktu satu minggu.
Di Makassar, Sulawesi Selatan, dengan pendekatan berbasis teknologi dan strategi logistik yang terencana, para petugas pos mampu memastikan bahwa bansos diterima langsung oleh KPM tanpa hambatan berarti.
Keberhasilan serupa juga terjadi di kota-kota lain, seperti Bandung, Medan, dan Yogyakarta.
Koordinasi, digitalisasi, dan inovasi jadi kunci sukses penyaluran bansos
Kelancaran penyaluran bansos Program Sembako dan PKH oleh PosIND tidak terlepas dari strategi dan koordinasi yang baik, mulai dari tingkat pusat hingga petugas di lapangan. Hal ini termasuk koordinasi dengan mitra dan stakeholder di setiap tingkat daerah.
Selain itu, digitalisasi yang telah dilakukan PosIND juga memainkan peran penting dalam mendukung kelancaran penyaluran bansos hingga ke daerah terdepan, tertinggal, terpencil (3T).
Direktur Bisnis Jasa Keuangan Pos Indonesia Haris menjelaskan bahwa keberhasilan itu juga tidak terlepas dari implementasi teknologi digital melalui dashboard PGC. Teknologi ini diproyeksikan mampu meningkatkan transparansi dan efisiensi.
“Dengan dashboard ini, kami dapat memantau penyaluran (bansos) secara real-time, mulai dari distribusi logistik hingga konfirmasi penerimaan oleh masyarakat. Hal ini membantu kami mengambil langkah cepat jika terjadi kendala di lapangan,” ungkap Haris dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Kamis (6/3/2025).
PGC memiliki fitur geotagging yang berisi informasi terkait foto rumah dan face recognition penerima manfaat. Informasi ini berfungsi untuk memperkuat validitas data.
Data yang direkam di lapangan kemudian dapat digunakan untuk validasi lebih lanjut dan dipadupadankan dengan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) oleh pemberi kerja, dalam hal ini Kemensos. Dengan demikian, bantuan yang diberikan bisa dipastikan tepat sasaran.
"Kami memiliki dashboard yang memungkinkan Kemensos melihat langsung kondisi rumah penerima bansos. Hal ini membantu dalam verifikasi dan koreksi data," kata Haris.
Selain sistem yang mumpuni, PosIND juga menjalankan strategi penyaluran melalui tiga metode, yakni dibagikan di Kantor Pos, komunitas, dan diantarkan langsung ke rumah KPM bagi penerima yang sedang sakit, lansia, ataupun disabilitas.
Metode pengantaran tersebut menunjukkan fleksibilitas dan kepedulian PosIND terhadap penerima bansos yang memiliki keterbatasan fisik.
"Kami ingin memastikan bahwa bantuan benar-benar sampai ke tangan yang membutuhkan," ucap Haris.
Haris juga menyoroti signifikansi kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah (pemda) dan Kemensos.
“Kami bekerja bahu-membahu untuk memastikan penyaluran (bansos) berjalan lancar. Data dari PGC memungkinkan kami memberikan laporan yang transparan dan akuntabel kepada pemerintah,” tambahnya.
Cerita sukses di lapangan
Di balik semua capaian tersebut, terdapat cerita perjuangan para petugas PosIND di lapangan.
Di Kota Surabaya, seorang petugas pos yang bertugas sebagai juru bayar, Rina, mengaku bangga dapat menjadi bagian dari tim yang menyalurkan bansos kepada masyarakat.
“Kami sering harus menempuh perjalanan hingga masuk-masuk ke gang sempit, sering juga nomor rumah tidak jelas. Akan tetapi, semua itu terbayar ketika melihat senyum bahagia penerima manfaat,” cerita Rina.
Senada, di Jakarta Oceania, petugas juru bayar Ria Amalia mengaku, meski pekerjaannya berat, ia justru bersyukur karena pekerjaannya itu dapat menjadi ladang amal.
“Saat mengantar ke salah satu penerima yang memang keadaannya sangat-sangat memperhatikan dan butuh bantuan, saya jadi merasa sedih. Itu kenapa saya senang mengerjakan pekerjaan ini. Semoga bermanfaat untuk si penerima KPM dan membantu perekonomiannya,” tutur Ria.
Sementara itu, di Makassar, tim PosIND menggunakan sepeda motor untuk menjangkau wilayah terpencil yang sulit diakses kendaraan besar.
“Kami harus kreatif. Kadang, kami ganti ban motor, seperti motor trail sampai harus berjalan kaki ketika sudah tidak bisa lagi menggunakan kendaraan, untuk memastikan bansos sampai ke tangan penerima,” ujar salah satu petugas lapangan, Ahmad.
Strategi PosIND hadapi tantangan
Meski capaian tersebut membanggakan, Haris tidak menutup mata terhadap sejumlah tantangan yang dihadapi. Menurutnya, salah satu faktor yang menjadi kendala adalah pemutakhiran data penerima manfaat oleh Kemensos.
Distribusi bansos juga kerap menjadi kendala, seperti keterbatasan akses transportasi dan kondisi cuaca.
“Salah satu kendala utama adalah akses ke daerah-daerah terpencil. Namun, dengan dukungan logistik yang kuat dan koordinasi tim yang solid, kami berhasil mengatasinya. Kami juga terus meningkatkan kualitas layanan melalui pelatihan bagi petugas lapangan,” jelasnya.
Haris menambahkan bahwa seluruh tantangan tersebut juga mampu diatasi dengan baik karena kolaborasi dari pemerintah, para pemangku kepentingan, otoritas pelabuhan, pemilik transportasi, dan pihak keamanan.
Komitmen PosIND di 2025
PosIND optimistis, penyaluran Bansos Program Sembako dan PKH hingga akhir 2025 juga akan menuai sukses.
Keberhasilan PosIND dalam menyalurkan bansos PKH dan Program Sembako triwulan pertama 2025 merupakan cerminan dedikasi dan profesionalisme seluruh jajaran perusahaan. Keberhasilan ini menjadi capaian yang menggembirakan bagi seluruh insan PosIND.
Untuk diketahui, sepanjang 2024, PosIND sukses menyalurkan bansos kepada 4,6 juta KPM di seluruh Indonesia dengan capaian 96 persen.
Dengan dukungan teknologi, inovasi, dan semangat kebersamaan, PosIND siap untuk menghadapi tantangan berikutnya dan terus menjadi mitra tepercaya pemerintah dalam memberikan layanan terbaik kepada masyarakat.
Haris mengatakan, pihaknya berkomitmen untuk terus berinovasi dalam mendukung program pemerintah.
“Kami memahami betapa penting bansos bagi masyarakat yang membutuhkan. Oleh karena itu, kami akan selalu berupaya memberikan yang terbaik,” tutur Haris.
Capaian penyaluran bansos PKH dan Program Sembako itu pun mendapatkan apresiasi dari pemerintah, khususnya dari Menteri Sosial Saifullah Yusuf saat meninjau dan menyerahkan bansos PKH dan Program Sembako secara langsung di Yogyakarta dan Pringsewu, Lampung, pada Desember 2024.
Kolaborasi yang kuat antara PosIND dan Kemensos itu menjadi bukti nyata sinergi antara pemerintah dan badan usaha milik negara (BUMN) dapat menghasilkan dampak positif yang signifikan.