Advertorial

Singkap Makna Busana Aparatur Nagari, Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Temporer “Hamong Nagari”

Kompas.com - 10/03/2025, 22:14 WIB

KOMPAS.com – Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat kembali menghadirkan pameran temporer awal tahun dengan tema “Hamong Nagari”.

Pameran tersebut diresmikan dan digelar di Kagungan Dalem Pagelaran Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat, Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta, Jumat (7/3/2025).

Carik Kawedanan Radya Kartiyasa dan Pimpinan Produksi Nyi RRy Noorsundari mengatakan, pameran dari Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat mengedepankan sejarah dan fungsi Abdi Dalem yang berubah, bergeser, dan berganti sesuai dengan dinamika kebutuhan sumber daya manusia di Keraton.

“Abdi Dalem mempunyai peran yang besar dalam terjadinya sejarah kehidupan Keraton Yogyakarta,” ujar Nyi RRy Noorsundari dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Senin (10/3/2025).

Ia menambahkan, pameran kali ini mengangkat makna mendalam dari busana aparatur nagari. Makna busana itu tidak hanya berfungsi sebagai pakaian, tetapi juga mencerminkan struktur sosial, pangkat, serta filosofi yang melekat dalam budaya Keraton Yogyakarta.

Sultan Hamengkubuwono X saat menghadiri pameran Hamong Nagari. Dok. Kawedanan Tandha Yekti Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat Sultan Hamengkubuwono X saat menghadiri pameran Hamong Nagari.

Kemudian, untuk memenuhi fungsi edukasi dan rekreasi, Kagungan Dalem Museum Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat juga membuat Pameran Temporer dengan tajuk “Hamong Nagari: Aparatur Nagari Yogyakarta”.

“Tak hanya jejak administrasi yang bisa dilihat, tetapi juga toponimi kampung-kampung yang ada di Yogyakarta. Bisa dirasakan juga nuansa perbedaan era sebelum dan sesudah kemerdekaan Indonesia. Semuanya dikemas dengan tata artistik dan informasi yang kekinian,” ucap Nyi RRy Noorsundari.

Dibuka peragaan busana

Rangkaian pembukaan pameran dimeriahkan dengan sajian peragaan busana dari Aparatur Nagari Ngayogyakarta Hadiningrat.

Mereka memperlihatkan ragam atribut kesatuan dari Abdi Dalem beserta simbol-simbolnya. Setiap elemen dalam busana memiliki aturan dan makna tersendiri yang hingga kini tetap dilestarikan sebagai bagian dari tradisi Keraton.

Peragaan busana semakin istimewa dengan iringan akapela dari Yogyakarta Royal Choir. Mereka sukses menghadirkan nuansa khidmat dan penuh penghormatan terhadap warisan budaya.

Peragaan busana dari Aparatur Nagari Ngayogyakarta Hadiningrat.Dok. Kawedanan Tandha Yekti Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat Peragaan busana dari Aparatur Nagari Ngayogyakarta Hadiningrat.

“Perlu dicatat, pemerintah Indonesia lahir di Yogyakarta saat daerah ini menjadi ibu kota Republik Indonesia terhitung mulai 4 Januari 1946 sampai dengan sesudah penyerahan kedaulatan negara 27 Desember 1949. Sistem pemerintahan Indonesia mengadopsi sistem pemerintahan Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat,” terang Nyi RRy Noorsundari.

Sebagai informasi, pameran Hamong Nagari dibuka untuk umum di Kagungan Dalem Kedhaton mulai Sabtu (8/3/2025).

Melalui pameran tersebut, masyarakat diharapkan dapat lebih memahami filosofi dan tata aturan yang terkandung dalam busana Abdi Dalem serta relevansi nilai-nilainya dalam kehidupan budaya saat ini.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau