Advertorial

Dorong Wisata Berbasis Konservasi di Purbalingga, Telkom Kembangkan Kramat sebagai Desa Wisata

Kompas.com - 18/03/2025, 14:20 WIB

KOMPAS.com – PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk atau Telkom bersama masyarakat lokal menginisiasi pengembangan desa wisata berbasis konservasi di wilayah Desa Kramat, Purbalingga, Jawa Tengah (Jateng).

Pengembangan tersebut mengutamakan pelestarian lingkungan, budaya, dan ekosistem lokal sambil tetap memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat setempat.

Senior General Manager Social Responsibility Telkom Hery Susanto mengatakan, Telkom berupaya untuk menjaga keseimbangan alam dengan pelestarian flora dan fauna lokal serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekaligus. Hal ini dilakukan dengan membuka peluang ekonomi berbasis ekowisata.

Dengan mengembangkan desa wisata berbasis konservasi, lanjutnya, Telkom tidak hanya mendukung perekonomian lokal, tetapi juga berkontribusi dalam pelestarian lingkungan untuk generasi mendatang.

“Hal tersebut sesuai dengan misi Telkom dalam mencapai target Sustainable Development Goals (SDGs) poin 15, yaitu mengelola hutan secara lestari dan melindungi keanekaragaman hayati,” jelas Hery dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Senin (17/3/2025).

Sebagai informasi, Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Bekraf) menyebutkan, pada 2021, Indonesia memiliki 75.000 desa. Sekitar 1.200 di antaranya berpotensi menjadi desa wisata.

Desa Kramat terletak di bawah kaki Gunung Slamet. Tak heran, kawasan ini, khususnya wilayah Bukit Siregol, menyimpan aneka keanekaragaman hayati yang menjadi daya tarik wisata.

Beberapa di antaranya adalah pohon pinus dan kantung semar serta sejumlah satwa langka, seperti elang Jawa, monyet ekor panjang, dan kungkang Jawa.

Berlokasi sekitar 5 km dari Kecamatan Karangmoncol, desa seluas 1.128 hektare ini terkenal dengan wisata perkemahan dan rafting di Sungai Tambra.

Hery menilai, dengan konsep desa wisata, masyarakat tidak hanya menjadi pelaku wisata, tetapi juga berperan aktif dalam upaya perlindungan alam dan keanekaragaman hayati.

Pengembangan Desa Kramat dilaksanakan pada Oktober hingga November 2024 dengan pembuatan gapura desa.

“Kami juga telah memasang camera trap untuk pemantauan populasi satwa, membangun rumah bibit, serta membangun menara pengamatan yang dilengkapi fasilitas teropong (binokular), tempat sampah, peta, dan sign system,” papar dia.

Pihaknya juga secara konsisten melakukan pendampingan untuk memastikan keberlanjutan pengembangan Desa Kramat.

Dengan demikian, kawasan itu tidak hanya menjadi destinasi rekreasi, tetapi juga pusat edukasi, konservasi, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat.

Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau