KOMPAS.com - Sri Hartini (29), dosen di salah satu perguruan tinggi di Tegal, Jawa Tengah (Jateng), berbagi kisah bahagianya saat menjalani persalinan pertama dengan layanan dari program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Momen spesial ini menjadi lebih berkesan karena ia melahirkan anak kembar, seorang bayi laki-laki dan perempuan.
Ia bercerita, sebagai seorang ibu yang baru pertama kali menjalani persalinan, dirinya merasa takut saat hendak menjalani persalinan. Ia juga takut dipersulit dengan administrasi penjaminannya.
“Apalagi persalinan yang saya alami ini memang sudah dijadwalkan dengan operasi caesar. Namun, ternyata kekhawatiran saya tak terbukti karena pelayanan yang saya terima melalui JKN benar-benar membuat saya merasa nyaman dan tenang,” ujar Sri melalui keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Senin (14/4/2025).
Persalinannya berlangsung di salah satu rumah sakit swasta Kabupaten Brebes, Jateng, yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan.
Dari awal pemeriksaan kehamilan hingga persalinan, ia merasa pelayanan yang diberikan sangat baik.
“Dokter dan tenaga medis sangat profesional, ramah, dan responsif terhadap kebutuhan saya. Bahkan, saya tidak merasa ada pembeda antara saya sebagai pasien JKN dan mereka yang pasien umum. Mereka selalu memberikan informasi yang jelas mengenai kondisi saya dan bayi-bayi saya,” ungkapnya.
Perempuan asal Desa Ketanggungan, Kabupaten Brebes, ini mengatakan bahwa persalinannya berjalan lancar tanpa kendala medis yang berarti. Baik ibu maupun kedua bayinya dalam kondisi sehat setelah persalinan.
“Alhamdulillah, semua berjalan dengan baik. Saya bersyukur karena mendapatkan pelayanan yang optimal tanpa harus khawatir dengan biaya," kata Sri.
Ia pun mengapresiasi sistem layanan JKN yang semakin membaik. Selama ini, banyak orang beranggapan bahwa layanan JKN kurang maksimal.
“Akan tetapi, pengalaman saya membuktikan bahwa jika kita mengikuti prosedur yang ada, pelayanan yang diberikan tetap berkualitas,” ungkapnya lagi.
Sri pun senang karena untuk mendapatkan layanan kesehatan ini tidaklah sulit. Ia hanya butuh membawa Kartu Tanda Penduduk (KTP) saja, selain tentu saja kepesertaan JKN tersebut harus dalam kondisi aktif.
Sejak awal menggunakan JKN, Sri pun juga sudah mengunduh aplikasi Mobile JKN di gawainya.
Menurutnya, aplikasi ini telah memberikan informasi yang banyak terkait kepesertaan yang dimiliki, mulai dari mengecek keaktifan peserta dan anggota keluarga, mengetahui riwayat pembayaran iuran serta riwayat pelayanan kesehatan yang pernah diterima. Aplikasi ini juga membantunya untuk mendaftar antrean layanan di fasilitas kesehatan.
“Semuanya bisa kita pantau hanya dari aplikasi ini saja. Mau layanan administrasi maupun layanan informasi, bisa kita akses lewat aplikasi ini," katanya.
Sri berharap, semakin banyak masyarakat memanfaatkan layanan JKN untuk mendapatkan akses kesehatan yang layak. Menurutnya, layanan JKN sangat membantu, terutama bagi yang membutuhkan kepastian layanan kesehatan tanpa terbebani biaya besar.
Dengan asas gotong royong yang dimiliki, JKN ini memudahkan semua pesertanya. Menurut Sri, ketika tidak sedang menggunakan layanan kesehatan, iuran yang dibayarkan itu dapat membantu peserta lain yang sedang membutuhkan. Dia pun berharap, seluruh masyarakat bisa terdaftar sebagai peserta JKN.
"Semoga ke depan, layanan ini terus meningkat dan menjangkau lebih banyak masyarakat dengan bekerja sama dengan seluruh rumah sakit dan mitra kesehatan. Saya juga berharap, mudah-mudahan peserta di daerah pelosok pun dapat dengan mudah mengakses layanan,” tuturnya.