KOMPAS.com – Perempuan kini memegang peran penting dalam membangun perekonomian dan meningkatkan kesejahteraan sosial di Indonesia.
Seiring kemajuan zaman, mereka memiliki lebih banyak kesempatan untuk berkembang dan berkontribusi. Tak hanya untuk diri sendiri, tapi juga bagi keluarga dan lingkungan sekitar.
Kesadaran itulah yang mendorong Ketua Klaster Usaha Rumah Ulos, Marlinda Yanti Panggabean, untuk mengambil langkah besar.
Ia tidak hanya ingin mengubah nasibnya sendiri, tetapi juga memberdayakan perempuan lain di sekitarnya agar bisa hidup lebih mandiri dan sejahtera.
Tinggal di Desa Lumban, Kecamatan Siatas Barita, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara (Sumut), Marlinda harus menjalani hidup dengan penuh keterbatasan.
Ia dan ibunya menggantungkan penghasilan dari menenun kain ulos setiap hari. Namun, hasil penjualan yang diperoleh dari pengepul tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Kondisi tersebut membuat Marlinda tidak tinggal diam. Ia mulai mencari cara agar bisa mendapatkan penghasilan yang lebih layak.
Hingga akhirnya, Marlinda menemukan peluang baru lewat dunia digital.
“Saya mulai berpikir bagaimana cara meningkatkan pemasukan. Lalu saya mencoba menjelajahi platform penjualan online. Dari situ, saya sadar bahwa kain tenun yang biasa kami buat memiliki potensi dan nilai jual yang lebih tinggi,” ujarnya melalui siaran pers, Rabu (16/4/2025).
Saat itu, Marlinda memutuskan berhenti menjual ke pengepul dan mulai beralih ke penjualan online.
Dari skala kecil, kini tumbuh jadi klaster usaha besar
Pada 2008, Marlinda mendirikan usahanya dengan nama Linda Gabe Ulos.
Saat itu, usahanya masih berskala kecil karena keterbatasan modal. Namun berkat kerja keras dan semangat yang tak pernah padam, usahanya perlahan berkembang.
Awalnya usaha tersebut hanya dijalankan oleh dua hingga tiga orang. Kini klaster usaha Linda Gabe Ulos berkembang besar dan melibatkan lebih dari 100 anggota.
“Mayoritas anggota klaster ini adalah perempuan dari berbagai usia. Sebagian besar memang sudah memiliki keterampilan menenun, tapi kehidupan mereka masih jauh dari sejahtera,” jelas Marlinda.
Karena itu, ia mengajak mereka bergabung agar bisa diberdayakan dan memiliki penghasilan yang lebih layak.
Marlinda mengungkapkan, klaster usahanya kini mampu meraih omzet hingga ratusan juta rupiah per bulan.
Pendapatannya tidak hanya berasal dari penjualan kain ulos, tetapi juga dari berbagai produk turunan yang semakin diminati pasar.
“Rumah Ulos menawarkan tiga produk utama, yaitu kain ulos, kain songket, dan produk ready-to-wear yang lebih modern,” tutur Marlinda.
Produk tersebut meliputi pakaian, tas, sepatu, hingga dekorasi rumah. Pemasarannya menjangkau seluruh Indonesia, dari Sabang hingga Merauke, dengan mayoritas pembeli berasal dari Pulau Jawa.
Tak hanya itu, Rumah Ulos juga berhasil menembus pasar internasional. Salah satu negara tujuan ekspornya adalah Amerika Serikat (AS), tepatnya ke California.
Pada awal merintis usaha, Marlinda mendapat dukungan dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI. Ia memulai dengan pendanaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp 5 juta.
Dukungan itu menjadi titik awal pertumbuhan usahanya hingga mampu memberdayakan banyak orang.
Seiring berjalannya waktu, BRI terus mendampingi Marlinda melalui berbagai program. Salah satunya Klasterkuhidupku, yang semakin mendorong Rumah Ulos berkembang pesat.
“Sebagian besar dana bantuan digunakan untuk pengembangan usaha. Mulai dari pemberdayaan tenaga kerja, pembelian peralatan, hingga pemasaran digital,” tutur Marlinda.
Rumah Ulos, lanjut dia, juga menerima alat tenun handmade yang lebih canggih untuk meningkatkan efisiensi produksi.
Selain itu, kata dia, klaster usahanya juga mendapat pelatihan dari BRI tentang budaya tenun dan strategi meningkatkan nilai jual produk.
BRI: UMKM Harus Didampingi agar Naik Kelas
Pada kesempatan terpisah, Corporate Secretary BRI Agustya Hendy Bernadi menegaskan, BRI memiliki komitmen kuat dalam mendampingi pelaku UMKM.
Program Klasterkuhidupku hadir sebagai wadah pengembangan usaha secara berkelanjutan.
“Kami berkomitmen untuk terus membantu pelaku UMKM, bukan hanya dari sisi modal usaha, tetapi juga lewat pelatihan dan pemberdayaan,” tegas Agustya.
Program tersebut, lanjut dia, sangat bermanfaat bagi kelompok usaha dalam mendapatkan dukungan dan peningkatan kapasitas.
Agustya berharap, kisah sukses klaster tersebut bisa menjadi inspirasi bagi kelompok usaha lainnya di berbagai daerah.