KOMPAS.com – Amerika Serikat (AS) menjadi negara adidaya karena memiliki pengaruh besar di tingkat internasional, baik dalam bidang ekonomi, militer, teknologi, maupun pertahanan.
Kebijakan yang diambil pemerintah AS bisa berdampak terhadap negara-negara lain. Salah satu contohnya adalah kenaikan tarif impor yang dicanangkan Presiden AS Donald Trump ke beberapa negara, termasuk Indonesia.
Kebijakan itu memberikan dampak ekonomi global yang cukup signifikan. Harga barang-barang impor, seperti barang elektronik, logam, dan bahan bangunan, kini melonjak.
Produk-produk yang sebelumnya mudah diakses dengan harga terjangkau pun menjadi lebih mahal dan bahkan sulit ditemukan.
Dalam kondisi tersebut, konsumen disarankan untuk tidak sekadar menunggu harga kembali stabil. Untuk menyikapi situasi global ini, diperlukan langkah cerdas dan strategis.
Lantas, apa saja yang bisa dilakukan konsumen? Berikut adalah ulasannya.
Kenaikan tarif membuat harga produk luar negeri melambung tinggi. Kondisi ini merupakan saat yang tepat untuk mulai lebih selektif dalam berbelanja.
Salah satunya beralih ke produk lokal dengan kualitas setara produk impor. Apalagi, saat ini, jenama lokal punya mutu dan inovasi yang tak kalah dari produk impor.
Konsumen perlu memahami ketentuan kebijakan global, seperti tarif impor, yang berdampak pada harga barang di dalam negeri.
Dengan meningkatkan literasi keuangan dan ekonomi, konsumen bisa lebih siap mengambil keputusan finansial yang bijak, mulai dari memilih produk, mengatur belanja, hingga berinvestasi.
Kini, usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) Indonesia semakin inovatif dan menawarkan produk berkualitas tinggi, mulai dari makanan, fesyen, hingga peralatan rumah tangga.
Dengan membeli produk UMKM, konsumen juga ikut menjaga stabilitas ekonomi nasional di tengah tantangan global.
Produk berkualitas dan tahan lama dapat menghemat biaya dalam jangka panjang karena tidak perlu sering diganti atau diperbaiki.
Dengan berfokus pada kualitas dan daya tahan produk, konsumen tidak hanya menghemat pengeluaran, tetapi juga turut berkontribusi pada ekonomi yang lebih berkelanjutan.
Untuk kebutuhan infrastruktur rumah atau bangunan, misalnya, konsumen bisa memilih pipa uPVC yang terbukti aman untuk mengalirkan air bersih ataupun air minum keluarga.
Pipa uPVC Vinilon terbukti aman untuk mengalirkan air bersih ataupun air minum keluarga. Pipa tersebut telah diuji oleh Balai Besar Kimia dan Kemasan (BBKK) Kementerian Perindustrian RI dan dinyatakan bebas dari bahan kimia yang berbahaya bagi tubuh.
Produk pipa itu dibuat oleh perusahaan dalam negeri dengan standar kualitas tinggi dan tahan lama. Selain lebih mudah didapat dan terjangkau, penggunaannya juga mampu mendukung pertumbuhan industri nasional serta memperkuat ekonomi lokal.
Saat ini, banyak produk lokal mulai mengadopsi prinsip ramah lingkungan, termasuk pipa uPVC Vinilon yang bebas timbal dan sudah mengantongi sertifikat Green Label Indonesia.
Dengan begitu, konsumen dapat berkontribusi terhadap kelestarian lingkungan dan sekaligus mendukung industri lokal yang berorientasi pada masa depan berkelanjutan.
Tak dapat dimungkiri, kenaikan tarif impor AS adalah pengingat bahwa dunia ekonomi terhubung dan cepat berubah.
Di balik tantangan ini, terbuka juga peluang untuk tumbuh sebagai konsumen yang lebih mandiri, cerdas, dan nasionalis.
Dukungan terhadap produk dalam negeri menjadi salah satu langkah nyata yang bisa diambil konsumen saat ini untuk menciptakan perubahan besar bagi ekonomi dan lingkungan di masa mendatang.